Pada 11 Februari 1847 di Milan, Ohio lahirlahlah seorang anak bernama Thomas Alfa Edison dengan panggilan Tommy. Semasa hidupnya, ia dikenal sebagai seorang pengusaha sukses dan juga penemu berbagai benda penting dalam sejarah umat manusia.
Ia juga merupakan orang pertama yang menerapkan prinsip produksi massal pada proses penemuannya.
Thomas kecil diajak pindah keluarganya ke Port Huron, Michigan. Bukannya menjadi anak yang berprestasi, Thomas Alva Edison malah dikeluarkan dari sekolahnya. Gurunya mengeluh karena ia selalu mendapat nilai yang rendah. Hingga akhirnya ibunda Thomas, Nancy Matthews Elliott (1810-1871) memutuskan untuk mengajar sendiri anaknya. Kebetulan, Nancy juga seorang guru.
Padahal awalnya, dia lahir dengan kemampuan biasa-biasa saja, tidak memiliki kecerdasan khusus seperti anak-anak lainnya. Tapi siapa sangka kelak, Tommy menjadi penemu paling tersohor di jagad ini.
Waktu kecil, dia sempat ditolak saat belajar di sekolah. Kisah homeschooler, Tommy tidak mampu untuk mengikuti pendidikan yang diajarkan di sekolahnya. Karena itu , nilai Tommy selalu buruk dan mengecewakan.
Guru dan kawan-kawannya menggangap dirinya bodoh, sehingga para guru memilih untuk ‘angkat tangan’ dalam usaha mendidik Tommy.
Suatu ketika, gurunya memanggil Tommy dan memberikan sepucuk surat kepadanya. Guru tersebut berpesan, “Jangan buka surat ini di perjalanan, berikan kepada ibu mu”.
Dengan senang hati, sikecil Tommy membawa surat itu pulang dan memberikan kepada ibunya. Menerima surat itu, ibu Tommy membacanya, lalu menangis. Sambil berurai air mata, dia membaca surat itu dengan suara keras : “Putra Anda seorang jenius. Sekolah ini terlalu kecil untuk menampungnya dan tidak memiliki guru yang cakap untuk mendidiknya. Agar anda mendidiknya sendiri,” ujar sang Ibu dengan suara lantang.
Ibu Tommy lalu berkata kepada Tommy bahwa “Kamu anak yang jenius nak, sekolah belum cukup baik untuk mendidik anak yang hebat seperti kamu. Mulai saat ini ibu yang akan mendidik kamu.”
Ibunya kemudian menarik Tommy kecil ke rumah dan meninggalkan sekolah. Tommy menjalani pendidikan di rumah. Dengan demikian Tommy pun belajar dengan bebas dan leluasa di rumahnya tanpa harus memikirkan nilai-nilai pelajaran yang harus dicapainya.
Di rumah, Tommy pun melahap buku-buku ilmiah dewasa. Satu karakter yang luar biasa yang dimiliki Tommy adalah keinginan tahunya yang luar biasa besar ditambah sifat dasarnya yang pantang menyerah menghadapi apapun.
Karena itu Tommy pun melakukan eksperimen – eksperimen hebat. Sebelum memasuki usia sekolah Tommy sudah berhasil membedah hewan-hewan, hal ini karena keinginan tahunya yang besar terhadap hewan-hewan di sekitarnya.
Di usia 12 tahun, Tommy kecil sudah memiliki laboratorium kimia kecil di ruang bawah tanah rumah ayahnya. Setahun kemudian dia berhasil membuat telegraf yang sekalipun bentuk dan modelnya sederhana dan primitif tapi sudah bisa berfungsi.
Kisah homeschooler di usia nya yang masih belia, Tommy sudah bekerja dan mencari uang sendiri dengan berjualan koran di kereta api selama beberapa tahun. Kemudian Tommy bekerja sebagai operator telegraf, kemudian ; Tommy pun naik menjadi kepala mesin telegraf di Amerika.
Saat usia Tommy 32 tahun, dunia tidak lagi gelap gulita ketika malam hari. Tommy yang dianggap bodoh waktu kecil itu berhasil menciptakan bohlam lampu pijar, yang mengubah wajah dunia selamanya.
Jauh setelah Ibunya wafat dan Tommy telah menjadi tokoh penemu ternama, suatu hari di rumah dia melihat-lihat barang lama keluarga. Tiba-tiba dia melihat kertas surat terlipat di laci sebuah meja. Dia membuka dan membaca isinya: “Putra Anda anak yang bodoh. Kami tidak mengizinkan anak Anda bersekolah lagi,” demikianlah isi surat yang sesungguhnya yang dibawa dan diberikan Tommy kepada ibunya, dahulu waktu sepulang sekolah.
Tommy menangis berjam-jam setelah membaca surat itu. Dia kemudian menulis di buku diary nya: “Saya, Thomas Alfa Edison, adalah seorang anak yang bodoh, yang karena seorang ibu yang kuar biasa, mampu menjadi seorang yang jenius pada abad kehiduouannya”
Jika kita menikmati lampu yang terang saat ini , ingatlah bahwa kita berhutang bukan pada seorang Thomas Alfa Edison, tetapi kepada seorang Ibu yang melihat dengan cara yang berbeda. Cara dari mata kasih orangtua.
Jika suatu hari nanti , putra atau putri anda mendapat “cap bodoh”, “cap nakal” , “cap lamban” atau cap lainnya ,yang sama seperti Thomas Alfa Edison kecil, maka siapa yang akan anda percayai?
Berbagai Sumber
Menyenangkan belajar literasi IPA.
Percaya kepada anak bahwa tidak seperti yg dibilang orang orang,dan bisa seperti yg lainnya
Tommy kecil adalah Thomas Alva Edison yang kita kenal sekarang, salah satu penemu terbesar di dunia. dia hanya bersekolah sekitar 3 bulan, dan secara fisik agak tuli, namun itu semua ternyata bukan penghalang untuk terus maju. Siapa yang sebelumnya menyangka bahwa bocah tuli yang bodoh sampai-sampai diminta keluar dari sekolah, akhirnya bisa menjadi seorang genius? jawabannya adalah ibunya! Ya, Nancy Edison, ibu dari Thomas Alva Edison, tidak menyerah begitu saja dengan pendapat pihak sekolah terhadap anaknya.
Kita harus menghargai seorang ibu
Tommy kecil adalah Thomas Alva Edison yang kita kenal sekarang.salah satu penemu terbesar di dunia.dia hanya sekolah sekitar 3 bulan,dan secara fisik agak tuli, namun itu semua
Ternyata bukan penghalang untuk terus maju.siapa yang sebelumnya menyangaka bocah tuli yang bodoh sampai-sampai diminta keluar dari sekolah ahkirnya bisa menjadi seorang genius? Jawaban nya ibunya!ya nancy Edison,ibu dari Thomas Alva Edison ,tidak menyerah begitu saja dengan pendapat pihak sekolah terhadap anak nya
saya akan lebihh mempercayai anak saya