Catatan : Jacob Ereste untuk Mubes MPI (Masyarakat Pers Indonesia)
Musyawarah Besar Masyarakat Pers Indonesia merupakan momentun kesadaran dan kebangkitan dari bangsa Indonesia untuk menjadikan sarana informasi, komunikasi serta publikasi sebagai bagian yang tidak bisa diabaikan peran dan fungsi strategisnya bagi pembangunan bangsa dan negara.
Media pers tidak hanya berfungsi sebagai media penyampai ide serta gagasan, terapi juga efektif sebagai alat kontrol yang bisa dimaksimalkan fungsi serta peranannya demi dan untuk jadi penjaga orang banyak untuk memperoleh perlindungan dan pembelaan dari sikap dan tindakan semena-mena dari pihak manapun.
Sikap netral pers Indonesia sudah dicederai oleh sikap media mainstream sendiri yang selama ini masih dipercayai publik untuk senantiasa netral dan tetap konsisten untuk kepentingan orang banyak. Tapi realitasnya telah terbungkam dan tidak netral dengan membela kepentingan para pemilik pemodal serta penguasa yang korup.
Boleh saja ada media yang tidak memberitakan peristiwa besar seperti Reuni 212 karena memang tidak ada kewajiban bagi mereka pun untuk melakukan-nya. Tetapi dari segi kepatutan, sungguh tidak sehat. Inilah yang meyakinkan bila sekarang waktu yang tepat bagi masyarakat pers bangkit dan sadar untuk melakukan sendiri fungsi dan peran pers, baik sebagai sarana informasi, komunikasi dan publikasi serta kontrol sosial yang sesungguhnya bisa dilakukan oleh masyarakat pers sendiri dengan memulai mengkonsolidasi diri seperti yang sudah dimulai oleh Sekber Pers Indonesia yang digagas Wilson Lalengke dan Heintje Mandagi serta kawan-kawan; hal itu patut disambut dengan baik dan antusias oleh segenap masyarakat pers yang mendambakan tata kehidupan yang lebih beradab.
Karena itu, acara konsolidasi yang diperlukan oleh insan pers Indonesia adalah membentuk satu organisasi yang solid seperti legal standing dari organisasi buruh yang jelas dan pasti memberi perlindungan bagi segenap anggota yang bernaung di dalamnya.
Tujuan utama organisasi pers yang diperlukan agar dapat gigih memperjuangkan aspirasi segenap kepentingan bagi masyarakat pers. Hingga upaya membangun bagi masyarakat pers yang adil serta kesejahteraan dalam arti lahir dan bathin dapat dilakukan secara bersama dengan segenap warga bangsa Indonesia lainnya.
Pada era miliniel sekarang, media sosial mampu mengubah sikap individu setiap orang melalui akun pribadinya. Semua bisa berubah dalam sekejap oleh informasi, komunikasi dan publikasi yang dapat diperoleh atau diteruskan kepada pihak lain. Itulah sebabnya warga masyarakat pers sendiri bisa lebih profesional sikap maupun caranya menghadapi media mainstream yang semakin pongah, merasa hidup nyaman di genggaman para pengusaha dan penguasa yang tidak berpihak pada rakyat.
Oleh karena itu, pada momentum Mubes Pers Indonesia pada hari Selasa, 18 Desember 2018 pasti akan menjadi tonggak sejarah dari kebangkitan kesadaran masyarakat pers Indonesia yang mandiri, independen, bebas dan merdeka untuk tetap setia mengawal sacara bersama kedaulatan rakyat.
Apapun nama dan bentuknya yang ideal dari Organisasi Masyarakat Pers Indonesia, ia harus memperjuangkan kepentingan serta kesejahteraan, utamanya bagi segenap anggota. Karenanya, upaya pembinaan serta pelatihan yang dianggap perlu harus diupayakan demi dan untuk seluruh anggota yang diharap menjadi pelopor dan penggerak demi dan untuk kemajuan semua anggota bersama rakyat.
Hanya dalam satu wadah organisasi yang kuat dan solid, cita-cita luhur bangsa Indonesia seperti yang tertuang pada mukadimah UUD 1945, falsafah Pancasila, maka segenap anak bangsa utamanya yang bergabung dalam organisasi Masyarakar Pers Indonesia ini pasti dapat ikut berperan banyak demi dan untuk kemajuan bangsa dan negara untuk Indonesia berjaya di masa depan.
Masyarakat Pers Indonesia benar sadar bahwa eksistensi dirinya tak cuma sekedar mencatat atau cuma memberi kesaksian sejarah semata, tapi juga – masyarakat pers Indonesia yang sejati – itu sungguhnya ialah bagian dari para pelaku sejarah itu juga, seperti Anda semua.