Esensinews.com – Kok bisa? Begitulah Rizal Ramli. Pernyataannya selalu blak-blakan, langsung pada inti masalah, dan menimbulkan kontroversi. Tren terpilihnya tokoh-tokoh kontroversial menjadi kepala negara dan presiden di beberapa negara, seperti Donald Trump, Vladimir Putin, dan Duterte semakin meyakinkannya bahwa dia merupakan presiden yang tepat untuk memimpin Indonesia 2019-2024.
Rizal tokoh kontroversial, namun pendapat-pendapatnya dinilai banyak pihak masuk akal, terutama soal ekonomi.
Kita lihat bagaimana Rizal Ramli ‘menyerang’ kebijakan Menteri Keuangan Sri Mulyani dengan cara mengungkapkan data-data dan angka-angka di luar kepala. Sebagian pihak menilai pendapat Rizal ngawur, tapi sebagian pihak mengangguk-angguk. Di suatu kesempatan,
Rizal Ramli pendapat dan prediksi yang ia sampaikan, terutama ekonomi dan politik, hampir selalu menjadi kenyataan, meski tidak sedikit pendapat dan prediksinya dicibir orang.
Rizal Ramli: Jokowi Capres Terkuat, Kenapa Syarat Capres Dibatasi?
Anda mungkin termasuk yang menertawakan lulusan sarjana Fisika ITB dan peraih doktor dari Universitas Boston ini. Tapi, siapa sangka Rizal Ramli adalah salah satu tokoh yang mendapat tempat terhormat saat era Presiden Soeharto, Presiden Gus Dur, Presiden SBY dan Presiden Jokowi. Dia sudah berkali-kali masuk dan keluar dari lingkaran dalam pemerintahan. Terakhir, dia hanya menjabat 11 bulan sebagai Menko Kemaritiman era Jokowi. Dia pun lebih senang mengakui hidupnya di dunia riset yang ia jalani lebih dari 17 tahun.
Kamis (19/7/2018) malam, Rizal Ramli mengundang beberapa pemimpin redaksi ke rumahnya di kawasan Jakarta Selatan untuk berdiskusi. Tidak terlihat mimik yang tidak serius saat dia menyampaikan bahwa dirinya akan maju sebagai calon presiden.
Bahkan, menurut dia, dirinya yang paling berpeluang bisa mengalahkan Jokowi dibanding Gatot Nurmantyo maupun Anies Baswedan. Sebelumnya, Rizal mengutip pernyataan salah seorang ketua umum partai politik yang mengatakan bahwa hanya 3 orang yang berpeluang mengalahkan Jokowi dalam Pilpres 2019. Ketiga orang itu adalah Rizal Ramli, Gatot Nurmantyo dan Anies Baswedan.
Lha, Prabowo? Sudah banyak pihak termasuk para pimpinan partai politik yakin bahwa Prabowo bukan lawan tanding Jokowi.
Prabowo sudah pasti kalah. Hasil survei Prabowo tidak bergerak naik. Mentok. Karena sebab inilah, Prabowo hingga saat ini masih belum menemukan deal dengan partai -partai politik dalam menentukan cawapres. Prabowo sudah roadshow ke beberapa pimpinan parpol, namun hasil masih nihil. PKS, yang menjadi teman seperjuangan Gerindra, hingga saat ini juga masih belum deal dalam menentukan Prabowo sebagai capres.
“Rizal Ramli yang bisa kalahkan Jokowi,” kata Rizal yang membuat para pemimpin redaksi tertegun. Keseriusan Rizal ia perlihatkan dengan melakukan pertemuan dengan sejumlah ketua umum dan tokoh utama parpol.
Dia menyebut sudah bertemu Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto, Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Ketua Majelis Syuro PKS Salim Segaf Al Jufri, dan Ketua Dewan Pertimbangan PAN Amien Rais. Bahkan, dia pun sudah bertemu Ketua Umum PDIP Megawati dan tokoh-tokoh penting di lingkaran Jokowi.
Saat bertemu mereka, Rizal Ramli terus terang mengatakan bahwa dia akan maju sebagai calon presiden. Dia pun meminta parpol-parpol itu mendukungnya. Lagi-lagi pernyataan Rizal bisa saja ditertawakan oleh para pimpinan parpol itu. Apalagi Rizal mengaku tidak memiliki uang, satu hal paling penting untuk maju sebagai capres.
“Saya tidak punya uang yang disediakan di meja. Tapi, saya yakinkan para pimpinan parpol itu. Bila saya menjadi presiden, maka di hari kedua saya akan menandatangani Perpu yang berisikan subsidi dana untuk partai politik. Saya akan sediakan Rp 40 triliun tiap tahun untuk partai-partai politik,” kata Rizal serius.
Rizal paham persoalan partai-partai politik saat ini adalah dana untuk menggerakkan roda dan operasional partai. Selama ini, partai politik mencari dana dengan berbagai cara, termasuk dari cara-cara yang tidak sehat.
“Saya akan sediakan Rp 40 triliun untuk parpol-parpol. Ini dana halal. Dengan begitu, parpol tidak usah pusing mencari dana untuk menghidupkan partainya. Saya tidak akan membiarkan terjadi criminal democracy,” jelas Rizal.
Ide Rizal ini cukup direspons dengan baik parpol-parpol. “Mereka tahu siapa Rizal Ramli. Kalau Rizal sudah berkomitmen terhadap sesuatu, itu sudah pasti dijalankan,” ujar pengagum Bung Karno, Gus Dur, dan Einstein ini.
Tentu tidak hanya itu janji Rizal kepada parpol-parpol. Dia juga menjanjikan beberapa posisi di kabinet dan posisi strategis di pemerintahan untuk parpol-parpol yang mendukungnya. Dia juga menjanjikan akan mengasingkan 100 orang yang terbukti sebagai penjahat ke pulau malaria di kawasan Kalimantan. Rizal juga menjanjikan pertumbuhan ekonomi 10 persen di tahun pertama pemerintahannya.
“Saya yakin parpol-parpol belum menentukan capres penantang Jokowi dalam waktu-waktu dekat ini. Mereka (Partai-Partai) saat ini sedang menari poco-poco.
Saling mendekati sambil saling melihat ada uang tersedia atau tidak. Sampai nanti tanggal 9 Agustus mereka tidak menemukan calon yang kuat, sehingga memilih Rizal Ramli sebagai calon presiden,” kata Rizal.
Apakah Rizal Ramli sedang bermimpi? Dia sadar betul bahwa parpol-parpol membutuhkan dirinya.
Dia (Rizal Ramli) yakin menang karena sebenarnya saat ini pendukung Jokowi hanya tersisa 35 persen. Sisanya akan mendukung calon presiden yang bisa menangani persoalan ekonomi yang sangat kompleks di lima tahun mendatang.
Kita tunggu saja apakah angan-angan Rizal Ramli menjadi kenyataan atau tidak.
Di dunia politik, tidak ada yang tidak mungkin. Man Jadda Wa Jadda (Siapa Sungguh Sungguh akan mendapatkannya)
Sumber : Kumparan.com