Esensinews.com — Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi menyatakan kesiapannya diperiksa aparat penegak hukum jika memang keterangannya dibutuhkan dalam kasus dugaan korupsi kegiatan Kemah Pemuda Islam Indonesia tahun anggaran 2017. Imam pun berharap, munculnya kasus ini tidak lantas mencederai niat awal digelarnya kegiatan kemah tersebut.
“Silahkan (periksa). Tapi tolong jangan cederai niatan mulia mempertemukan dua kekuatan besar Ormas Islam Indonesia yang belum pernah terjadi itu,” kata Imam di Surabaya, dikutip Republika.co id, Ahad (25/11/201).
Imam mengakui telah menginisiasi ide dasar diselenggarakannya kegiatan Kemah Pemuda Islam Indonesia. Ide tersebut berangkat dari sebuah keinginan untuk mempertemukan Pemuda Muhammadiyah, dan Pemuda Nahdlatul Ulama dalam satu forum yang sama.
“Ini upaya-upaya konkrit untuk menguatkan silaturahim. Apel itu betul-betul terjadi dengan baik, kompak, semua datang di sana 20 ribuan. Masing-masing 10 ribu dari Kokam dan 10 ribu dari Banser di Prambanan,” ujar Imam.
Imam menegaskan, digelarnya kegiatan tersebut tidak sedikitpun dibarengi niatan untuk menjebak kelompok tertentu. Tujuan utamanya adalah karena pemerintah ingin ukhuwah antara Nahdlatul Ulama dengan Muhammadiyah betul-betul terjalin semakin erat, yang menurutnya itu bisa dilaksanakan dengan baik.
Maka dari itu, Imam mengaku terkejut tiba-tiba ada kelompok tertentu yang mempermasalahkan penyelenggaran kegiatan kemah tersebut. Bahkan, sampai membawanya ke ranah hukum.
“Saya terkejut banget kenapa kok tiba-tiba kasusnya muncul hari ini, dan seakan-akan ini didorong oleh saya yang notabenenya kader NU. Semua pihak jangan sampai saling menuduh, saling mendiskreditkan, apalagi menyebut nama sekan-akan Imam Nahrawi aktornya semua,” ujar Imam.
Kasus dugaan korupsi kegiatan Kemah Pemuda Islam Indonesia tahun anggaran 2017 tiba-tiba ramai setelah dinaikkan statusnya ke tahap penyidikan. Di tingkat penyidikan, polisi telah memanggil Dahnil Anzar, dan ketua panitia acara kemah Ahmad Fanani.