Para penyelidik yakin ketiga laki-laki itu terinspirasi oleh kelompok ISIS. Para tersangka adalah warga negara Australia keturunan Turki dan telah diawasi sejak bulan Maret.
Polisi mengatakan ketiga laki-laki itu paspornya dibatalkan baru-baru ini karena dikhawatirkan akan melakukan perjalanan ke luar negeri untuk melakukan kegiatan terorisme. Dua diantaranya bersaudara dan ketiganya dituduh melakukan pelanggaran aksi teror.
Pihak berwenang menyatakan ketiga laki-laki itu menjadi “lebih bersemangat” dalam seminggu terakhir untuk melakukan serangan, dan kalau rencana mereka tidak dibatalkan diduga “dampaknya akan mengerikan.”
Lebih dari 200 petugas polisi terlibat dalam penggerebekan di Melbourne.
Graham Ashton, komisaris kepala polisi negara bagian Victoria mengatakan, “Ada niat ke arah sebuah tempat yang ramai dimana jumlah yang hadir maximum untuk bisa membunuh orang sebanyak mungkin. Kami yakin beberapa hari belakangan ini upaya dilakukan untuk memperoleh senjata semi-otomatis 0,22 untuk membantu melaksanakan peristiwa teror itu. ”
Seorang kerabat dari salah seorang tersangka menyangkal,tersangka adalah pelaku kekerasan atau terinspirasi Islam radikal.
Penggerebekan kontra-terorisme itu dilakukan ketika ribuan orang bersiap-siap untuk menghadiri pemakaman negara bagian bagi seorang pemilik restoran yang ditikam oleh penyerang yang diilhami ISIS di Melbourne pada tanggal 9 November. Tersangka tewas setelah ditembak oleh polisi.
Awal bulan ini, tiga laki-laki dinyatakan bersalah berkonspirasi untuk melakukan serangan teror di Melbourne selama perayaan Natal tahun 2016.
Kantor-kantor federal mengatakan 90 orang telah dituduh terkait 40 penyelidikan kontraterorisme di seluruh Australia sejak September 2014.
Tingkat ancaman teror nasional Australia tetap berada pada status ‘kemungkinan.’ (my)