Esensinews.com – Bagi orang-orang yang hobi belanja barang-barang mewah tentu tidak asing dengan Louis Vuitton, sebuah merek terkenal asal Perancis yang memproduksi produk fashion kelas dunia. Di balik kesuksesan Luis Vuitton tersebut adalah sosok Bernard Arnault yang berdiri di belakangnya.
Berdasarkan catatan Forbes, keluarga Arnault mengantongi kekayaan US$ 71 miliar atau setara Rp 1.065 triliun (kurs Rp 15.000). Angka tersebut mengantarkannya masuk dalam daftar 10 orang terkaya di dunia atau yang paling kaya di daratan Eropa.
Arnault lahir di Roubaix, Prancis pada 5 Maret 1949. Ia mengikuti sekolah Maxence Van Der Meersch di Roubaix, dan setelah lulus ia masuk Ecole Polytechnique dan mendapat gelar sarjana teknik pada tahun 1971.
Setelah lulus, Arnault mulai bergabung dengan bisnis ayahnya. Segera setelah itu, ia membawa beberapa perubahan luar biasa pada perusahaan.
Pada usia 27, dia meyakinkan ayahnya untuk menjual perusahaan, dan dari sana mereka fokus sepenuhnya pada bisnis real estat.
Sayangnya apa yang dia inginkan itu tidak semulus yang diharapkan, mengingat Perancis sangat konservatif pada waktu itu. Hal itu membuat pemuda seusianya tidak memiliki wewenang untuk mengambil keputusan.
Namun pada 1979, dia sudah mulai memimpin perusahaan. Sampai akhirnya pada tahun 1984, industri pakaian mewah menangkap perhatiannya ketika dia membeli Financier Agache, yang saat itu sudah menjual barang mewah.
Tak lama berselang, dia membeli Boussac, sebuah industri tekstil yang tidak berjalan dengan baik, yang dimiliki Christian Dior. Dari situ lah titik awal lahirnya Louis Vuitton.
Tak hanya itu, Bernard juga memperluas kerajaan mewahnya ke jam tangan dan produk minuman sampanye mahal.
Pada tahun 1987, dia berinvestasi pada perusahaan LVMH (Louis Vuitton Moet Hennessy) melalui Henri Racamier. Kemudian pada Januari 1989, ia memiliki nilai 43,5% dari aset LVMH yang membuatnya terpilih sebagai CEO dari LVMH.
Arnault pun terus bereksperimen dalam memasarkan produk-produknya. Misalnya, dia berani membuka toko pertamanya di China ketika sebagian besar penduduknya bahkan tidak mau membeli mobil. Louis Vuitton sendiri mulanya adalah produk yang ditujukan untuk traveling.
“Kami menciptakan koper untuk traveler, kemudian perlahan berubah ke arah lifestyle. Tetapi, yang membuat LV terkenal adalah kualitasnya. Kami tidak pernah melakukan marketing, hanya menciptakan produk yang sangat berkualitas di desain dan pembuatannya,” ungkap Bernard Arnault.
Segera setelah itu, Louis Vuitton menyebar ke seluruh dunia dan hari ini adalah salah satu merek mewah paling digemari di dunia.
Dibalik kesuksesannya itu, dia juga dianggap memiliki perpaduan sempurna dari semua kualitas yang harus dimiliki seorang pengusaha yang ideal. Sosoknya tenang, namun sangat pintar dan bijaksana dalam mencari cara dalam mencapai kesuksesannya. Selain itu, dia memberi kebebasan penuh kepada desainernya untuk berkreasi.
Kini Arnault memimpin grup yang terdiri dari 70 perusahaan dari label mode Louis Vuitton, Christian Dior dan Fendi ke Veuve Clicquot dan Dom Pérignon, sebuah Champagne yang telah ada sejak 1668.
Bahkan, dia berinvestasi di Netflix, Blue Capital, Carrefour, Boo.com, Libertysurf, dan Zebank. Perusahaannya juga memiliki Givenchy, Guerlain, Marc Jacobs, Sephora, Emilio Pucci, Fendi, Loro Piana, Nicholas Kirkwood, Thomas Pink, RM Williams, EDUN, Moynat, Donna Karen hingga saham di Hermes.
Dia juga memiliki merek jam tangan mewah Hublot dan TAG Heuer dan perhiasan Bulgari, bersama dengan merek-merek baru seperti Belvedere vodka dan anggur merah Cina Ao Yun, serta Rihanna Fenty Beauty. Kepemilikan keluarganya atas 46% grup tersebut telah membantu membuatnya menjadi orang paling kaya di Prancis bahkan Eropa.
Photo : Getty image Sumber : detik.com