Oleh : Karyono Wibowo Direktur Ekskutif Indonesia Public Institute (IPI)
Pengakuan bohong dan permintaan maaf Ratna Sarumpaet secara terbuka telah memecahkan teka-teki tentang dugaan penganiayaan terhadap dirinya.
Dia telah meminta maaf kepada publik, terutama kepada Prabowo Subianto, Amien Rais dan seluruh tim pemenangan pasangan calon presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto Sandiaga Salahudin Uno..
Tentu saja, pengakuan Ratna Sarumpaet tentang kebohongan yang ia lakukan ini merupakan tamparan keras bagi tim pemenangan Prabowo – Sandi. Ratna ibarat melempar kotoran sapi ke muka Prabowo, Sandiaga Uno, Amien Rais, Fadli Zon serta seluruh pendukung pasangan calon presiden nomor urut 02.
Akibat ulah Ratna Sarumpaet tersebut telah membuat malu pasangan capres nomor urut 2 yang diusung oleh Partai Gerindra, Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Demokat. Secara tidak langsung, perbuatan Ratna Sarumpaet tersebut mempermalukan ketua umum Partai pengusung seperti SBY, Zulkifli Hasan, Mohamad Sohibul Iman beserta jajarannya.
Atas perbuatan Ratna Sarumpaet yang merugikan, semestinya Tim Koalisi Adil Makmur perlu memberi sanksi tegas. Bila perlu diberhentikan dari tim pemanangan. Jika tidak, justru akan semakin merusak citra Prabowo – Sandi.
Selain Ratna Sarumpaet, sosok pendukung Prabowo yang perlu diberi sanksi tegas dan ditertibkan adalah Fadli Zon. Pasalnya, jika disimak sejumlah pernyataan Fadli Zon yang sangat yakin dengan keterangan aktivis yang juga pemain teater Ratna Sarumpaet.
Secara tidak langsung Fadli Zon ikut memprovokasi dan meyakinkan Prabowo agar merespon kebohongan Ratna. Seharusnya, Fadli Zon melakukan pengecekan di lapangan, mengamati masalahnya, mencari informasi dari berbagai sumber dan menelitinya secara sungguh-sungguh atas laporan Ratna, bukan langsung mempercayai cerita begitu saja.
Maka kalau saya jadi ketua umum partai seperti pak Prabowo, kader partai seperti Fadli Zon pasti saya pecat karena kerap membuat blunder politik akibat pernyataan-pernyataannya yang sejatinya justru membuat citra Prabowo dan Gerindra cenderung negatif.
Akibat ulah Ratna Sarumpaet dan Fadli Zon yang reaksioner tentu akan berdampak negatif bagi pasangan Prabowo-Sandi. Kepercayaan rakyat akan menurun dan berpotensi menurunkan elektabilitas pasangan tersebut karena membuat citra Prabowo-Sandi semakin meningkat. Perlu diketahui, pertarungan politik saat ini berhubungan erat dengan pertarungan persepsi.
Karenanya, strategi komunikasi dan kemampuan membuat narasi serta penempatan juru bicara akan menentukan kemenangan dalam pertarungan persepsi.
Atas kasus ini, publik akan mempersepsikan Prabowo sebagai pemimpin yang reaksionet, bisa dibohongi dan kurang cermat dalam membuat keputusan