Esensinews.com – Nilai tukar rupiah terus terpuruk terhadap dollar AS. Ini terbukti pada hari Kamis (28/6/2018) melemah ke level terendah sejak awal tahun 2018, yaitu tembus pada level Rp 14.200.
Nilai tukar tercatat pada level Rp 14.271 berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) hari ini.
Menteri Keuangan Sri Mulyani di gedung Kementerian Keuangan menjelaskan untuk kebijakan moneter, Gubernur (Bank Indonesia) sudah menyampaikan beberapa kali dan kami terus bekerja sama. Dari sisi external balance, kami akan perbaiki meski ini hanya akan memberi dampak untuk jangka menengah panjang.
Dikatakan Sri Mulyani, pelemahan nilai tukar rupiah merupakan hasil dari sentimen market maupun faktor yang sifatnya fundamental.
Sementara untuk faktor yang sifatnya relatif, seperti perubahan kebijakan di Amerika Serikat hingga penguatan dollar AS, akan dilakukan langkah-langkah mitigasi oleh lembaga dan kementerian terkait.
Jadi, kalau masih mencerminkan fundamental dan kekuatan ekonomi yang tidak bergerak jauh dari faktor-faktor positifnya, kami lihat itu sebagai adjustment yang normal,” tutur Sri Mulyani.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo sebelumnya mengungkapkan akan membahas kemungkinan menaikkan kembali suku bunga acuan atau BI 7-Day Repo Rate pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) bulanan tanggal 28 dan 29 Juni 2018.
Lanjut kata dia, kebijakan itu ditempuh salah satunya untuk menghadapi penguatan dollar AS sekaligus dalam rangka stabilisasi nilai tukar rupiah.
Sebelumnya suku bunga acuan sudah dinaikkan 25 basis poin (bps) pada RDG bulanan pada 16 dan 17 Mei. Suku bunga acuan kembali dinaikkan pada RDG tambahan tanggal 30 Mei sebesar 25 bps, sehingga BI 7-Day Repo Rate kini 4,75 persen.
editor : Divon