“It”s the Economy, Stupid.”

ESENSINEWS.com - Sabtu/15/09/2018
“It”s the Economy, Stupid.”
 - ()

Oleh : Lukas Luwarso (Jurnalis Senior)

Pertengahan 2018 sampai 2019 kerap dinamai sebagai “tahun politik”. Mungkin karena sepanjang periode ini peristiwa dan isu politik menghisap perhatian publik terkait menjelang pemilihan presiden dan pemilihan anggota legislatif. Seberapa penting sebenarnya politik bagi kehidupan masyarakat? Tidak terlalu penting, bagi masyarakat pada umumnya.

Dalam sistem demokrasi, politik hanya sekadar ritual kompetisi bagi proses terjadinya sirkulasi kekuasaan. Bagaimana kekuasaan bertahan, berganti, atau beralih tanpa menimbulkan turbulensi yang berarti. Publik pada umumnya hanya menjadi penonton kompetisi politik, dan banyak yang tidak terlalu tertarik.Cuma politisi, pemain politik, serta fans pendukung yang benar-benar menikmati kompetisi dan polemik politik. Kaum elite politik, sebagian elite bisnis yang kesuksesannya bergantung pada bisnis politik, dan para suporter politisi; merekalah yang antusias menyambut dan menaruh harapan pada tahun politik.

Berharap tahun politik akan mengubah keberuntungan mereka.Kecuali bagi sebagian yang hobi bercakap politik, publik pada umumnya tidak terlalu peduli dengan hiruk pikuk tahun politik. Karena, kompetisi politik betapapun riuhnya tidak berdampak langsung pada hidup sehari-hari. Publik masing-masing tetap harus menjalani rutinitasnya, agar tetap survive menjalani hidup

Kompetisi politik, sebagaimana kompetisi olahraga, adalah peristiwa selintas (yang rutin dan ada musimnya) dan lebih bermakna sebagai entertainmen.

Menjadi tontonan yang sejenak dapat melepaskan kepenatan rutinitas hidup, sembari membersitkan harapan akan adanya perbaikan atau perubahan situasi. Esensi kompetisi politik adalah lomba mewacanakan janji dan persepsi, melalui kampanye. Janji politik, karena bukan kontraktual, tidak ada konsekuensinya. Publik paham, janji politik mirip doa membangun harapan, jika doa itu tidak terwujud publik maklum. Dalam kompetisi politik, politikus menawarkan dirinya sebagai solusi datangnya “perubahan dan perbaikan”.

Namun publik paham, politikus mirip aktor pemain drama, yang pintar mendramatisasi  perannya. Yang terjadi bukan situasi yang berubah atau membaik, melainkan politikus itu sendiri yang nasibnya berubah membaik (jika memenangkan kompetisi). Kehidupan masyarakat pada umumnya tetap stagnan, tidak berubah.Indikator paling mudah untuk mengidentifikasi situasi masyarakat membaik atau tidak adalah soal ekonomi. Kondisi ekonomi riil yang membaik segera bisa dirasakan secara langsung oleh masyarakat.

Dan ketika ekonomi membaik, publik umumnya tidak terlalu mempedulikan politik. Itu sebabnya kompetisi politik kerap mewacanakan perbaikan ekonomi sebagai janji utama: pertumbuhan ekonomi, pembukaan lapangan kerja, turunnya harga-harga, peningkatkan ekspor, pengurangan impor, penghematan anggaran, kenaikan gaji, tidak menambah utang negara, adalah beberapa tema ekonomi populer yang selalu didengungkan dalam kampanye dan janji politik.“It’s the economy, stupid” menjadi slogan Bill Clinton ketika memenangkan kompetisi Pilpres di AS pada 1992, menggusur petahana Presiden George H. W. Bush.

Tema ekonomi itu disambut antusias warga AS yang saat itu mengalami resesi. Donald Trump memenangkan pilpres tahun 2016 dengan mengusung isu ekonomi: “Make America Great Again ”—slogan sama yang dipakai oleh Ronald Reagan memenangkan Pilpres AS pada 1980.Politik adalah seni memainkan persepsi atau opini publik, namun ekonomi adalah soal real. Kemampuan daya beli naik atau turun, ekonomi menguat atau melemah bukan wilayah yang bisa dimainkan dengan membangun opini atau persepsi. Polemik isu politik boleh mengasyikkan, namun problem ekonomi real tidak bisa dimain-mainkan.

Polemik politik cuma penting bagi sejumlah elite, ekonomi adalah perkara serius menyangkut hajat hidup masyarakat banyak.Alih-alih mewacanakan 2018-2019 sebagai “tahun politik”, politikus, intelektual dan media massa sebaiknya menekankan pada “tahun ekonomi”.

Indonesia sedang menghadapi potensi krisis ekonomi besar beberapa bulan ke depan, ada baiknya politikus Indonesia serius jika ingin menang. Ini bukan soal politik: “It”s the economy, stupid.”

 


Warning: Undefined variable $post in /home/esensinews.com/public_html/wp-content/themes/kompasX/functions.php on line 101

Warning: Attempt to read property "ID" on null in /home/esensinews.com/public_html/wp-content/themes/kompasX/functions.php on line 101

Tinggalkan Komentar

Kolom

Mungkin Anda melewatkan ini

Anthony Ginting Berjumpa Anders Antonsen  di Perempat Final

Anthony Ginting Berjumpa Anders Antonsen di Perempat Final

Hanya Rizal- Puan yang Bisa Tandingi Pasangan Anies- AHY

Hanya Rizal- Puan yang Bisa Tandingi Pasangan Anies- AHY

Pakar : Potensi Tsunami Susulan Bisa Terjadi di Selat Sunda

Pakar : Potensi Tsunami Susulan Bisa Terjadi di Selat Sunda

Berikut 15 Menteri Kabinet Kerja yang Masuk Tim Kampanye Jokowi-Ma’ruf

Berikut 15 Menteri Kabinet Kerja yang Masuk Tim Kampanye Jokowi-Ma’ruf

Bintang Legendaris Liverpool Kenny Daglish Tertular Covid-19 Tanpa Gejala

Bintang Legendaris Liverpool Kenny Daglish Tertular Covid-19 Tanpa Gejala

Tag

Baca Informasi Berita Aktual Dari Sumber terpercaya