Demokrasi Tidak Memiliki Tempat pada Negara Agraris

ESENSINEWS.com - Sabtu/08/09/2018
Demokrasi Tidak Memiliki Tempat pada Negara Agraris
 - ()

Oleh : Habil Marati

1. Model Demokrasi Indonesia hanya melahirkan Kemiskinan absolut dan kekumuhan Pribumi
2. Demokrasi Indonesia hanya melahirkan Para Politisi, Para Partisan Kekuasaan dan Para Parasit Kekuasaan, Lalu Rakyat dapat Apa?

Demokrasi itu kebutuhan Para elit politik idiologi dan Capitalis. Rakyat tidak butuh Demokrasi, Demikian juga bahwa membangun plat form Demokrasi terhadap masyarakat agraris seperti Indonesia ini dimana tingkat kesejahteraan rendah, tingkat pendidikan yang rendah serta hampir 70 % penduduknya lebih banyak mengkonsumsi korbohidrat di banding dengan protein, maka Demokrasi hanya akan menjadi gerbong masal kemiskinan secara terus menerus dan akan membawa penderitaan rakyat Indonesia secara turun temurung selama demokrasi langsung tetap digunakan di Indonesia.

Demokrasi dan kesejahteraan Rakyat tidak memiliki hubungan cohesive, tetapi menjadi Jurang pemisah terhadap nilai-nilai pradabannya.

Dengan kata lain Demokrasi tidak berlaku adil terhadap di mana proporsi Rakyat miskinnya dominan seperti Indonesia ini lah.

Demokrasi System langsung seperti yang di praktek kan di NKRI terbukti semakin lama diterapkan hanya menghasilkan kepemimpinan ugal ugalan, elitnya semakin jauh dari budaya malu, orang tua menjadi anak kecil, anak kecil menjadi penasehat, Ulama menjadi Elit politik dan elit politik jadi Ulama, semua serba bertukar tempat.

Kalau ini di biarkan berlangsung terus menerus maka suatu ketika akan terjadi minoritas akan menjadi Presiden dan Wakil Presiden NKRI artinya terjadi tirani.

Disamping itu, bahwa model demokrasi Indonesia saat ini adalah jauh dari geopolitik Bangsa Indonesia, jauh dari pradaban Bangsa Indonesia, akibatnya Kekuasaan politik tidak memiliki korelasi dengan kepentingan cita cita proklamasi dan kemerdekaan Bangsa Indonesia.

Dengan kata lain selama sistem demokrasi tidak kembali pada musyawarah mufakat maka selama itu pula Bangsa Indonesia asli akan semakin miskin, tergradasi, terpinggirkan, serta mengalami kemiskinan absolut.

Demokrasi sistem musyawarah mufakat adalah jembatan emas untuk mengantarkan Bangsa Indonesia kedepan pintu kemakmuran dan kesejahteraan yang merdeka, berdaulat.

Tapi faktanya terjadi ketimpangan, rakyat semakin miskin, rakyat tereksploitasi atas nama sebuah demokrasi mengapa hal ini terjadi? Presiden terpilih secara langsung harus membagi kekuasaannya dan kewenangan mepada sponsor para pemilik modal, kepada para politisi dan kepada para partisan dan para parasit kekuasaan akibatnya kepentingan rakyat tidak di urus, presiden tidak lagi perduli dengan kesejahteraan takyat.

Presiden, sponsor para pemilik modal, para politisian, para partisan kekuasaan dan para parasit kekuasaan ini lah sebagai embrio terputusnya hubungan kekuasaan politik dengan kepentingan rakyat untuk kemakmuran dan kesejahteraan.

Dengan demikian untuk mewujudkan cita cita proklamasi dan kemerdekaan bangsa Indonesia yaitu menjaga bangsa Indonesia dan Tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan Bangsa Indonesia, only one way ticket kembali pada Jati diri Bangsa Indonesia yaitu sila ke empat Pancasila.


Warning: Undefined variable $post in /home/esensinews.com/public_html/wp-content/themes/kompasX/functions.php on line 101

Warning: Attempt to read property "ID" on null in /home/esensinews.com/public_html/wp-content/themes/kompasX/functions.php on line 101

Tinggalkan Komentar

Kolom

Mungkin Anda melewatkan ini

In Memoriam Margiono

In Memoriam Margiono

Siap Hadapi Pilkada 2020, Polda Kalteng Gelar FGD

Siap Hadapi Pilkada 2020, Polda Kalteng Gelar FGD

Ribut, Erdogan Ledekin Presiden Perancis

Ribut, Erdogan Ledekin Presiden Perancis

Keputusan Presiden harus Dihargai

Keputusan Presiden harus Dihargai

Para Pelayat Berikan Penghormatan Terakhir bagi George H.W Bush

Para Pelayat Berikan Penghormatan Terakhir bagi George H.W Bush

Tag

Baca Informasi Berita Aktual Dari Sumber terpercaya