Perbankan Indonesia Sudah Menyerah Dengan Transisi Energi

ESENSINEWS.com - Rabu/31/05/2023
Perbankan Indonesia Sudah Menyerah Dengan Transisi Energi
 - (ESENSINEWS.com)

Oleh : Salamuddin Daeng (Pengamat Ekonomi)

Sejak kesepakatan iklim Paris, perbakkan sudah mendapat tekanan untuk berhenti membiayai fosil dan segala industri turunannya. Bank bank besar internasional memang tidak menyerah 100 persen, tapi mengurangi pembiayaan mereka secara significant.

Sekarang tekanan datang lebih besar lagi tidak hanya dari kesepkatan iklim atau dari United Nation (UN), namun juga dari organisasi perdangan dunia, organisasi internasional lain, dari G20, G7 dan lain sebagainya. Juga tekanan datang dari lembaga keuangan mulilateral termasuk Bank Dunia, IMF dan Bank Pembangunan Asia. Intinya dunia tak mau lagi membiayai selain transisi energi karena nanti hasilnya akan disebut sebagai uang kotor.

Sebelumnya bank di Indonesia tidak memperdulikan masalah ini. Namun sekarang bank di Indonesia aktif menerbitkan greend bond yang selama ini selalu dianggap tidak penting. Sekarang rame dan yang paling sibuk adalah bank BUMN.

Ada tiga penyebab yakni 1. Desakan publik internasional yang tidak mau uang mereka digunakan untuk industri yang merusak lingkungan termasuk di Indonesia. 2. Industri kotor di Indonesia sudah tidak lagi leluasa mendapatkan pembiayaan, sehingga sulit membayar kewajiban kepada bank bank nasioal, akibatnya liquditas kering. 3. Bank bank di Indonesia memang terancam gagal sistemik, seperti bank syariah yang dibawah bank BUMN, karena masalah tata kelola sehingga terpaksa menerbitkan green bond.

Maka terpaksalah bank bank BUMN menerbitkan green bond dengan konsekuensi yang banyak. Salah satunya mereka harus pisah dengan industri yang merusak lingkungan yang selama ini membesarkan pundi pundi bank bank BUMN tertama tambang batubara dan sawit.

Jadi dengan demikian maka bank bank BUMN terutama ke depan memikiki kewajiban yang besar membiayai isue iklim atau transisi eneregi, mulai dari hulu sampai ke hilir. Kewajiban yang melekat ini akan membantu pencapaian target iklim pemerimtahan Jokowi sebagaimana janjinya pada pertemuan Paris, G20 termasuk kewajiban berdasarkan UU ratifikasi perubahan Iklim.

Ini pertanda bahwa bank bank BUMN harus mengubah misi mereka. Selama ini bank bank di Indonesia aktif membiayai tambang tambang yang merusak lingkungan. Bank bank tidak memiliki tanggung jawab sosial sama sekali terhadap masalah maslaah lingkungan. Belum pernah bank di indonesia didemo aktivis lingkungan karena membiayai industri kotor. Sekarang harus peduli dengan mengalokasikan dana mereka untuk itu.

Demikian juga OJK dan BI selama ini tidak memiliki roadmap transisi energi sekarang harus membuat lebih detail. Tidak lagi sekedar aturan payung tapi detail. BI dan OJK boleh dikatakan memiliki andil besar menghambat pencapaian target penurunan emisi indonesia karena rendahnya komitmen mereka atas masalah ini.


Warning: Undefined variable $post in /home/esensinews.com/public_html/wp-content/themes/kompasX/functions.php on line 101

Warning: Attempt to read property "ID" on null in /home/esensinews.com/public_html/wp-content/themes/kompasX/functions.php on line 101

Tinggalkan Komentar

Kolom

Mungkin Anda melewatkan ini

Meski Terkenal, Messi Tetap Rendah Hati

Meski Terkenal, Messi Tetap Rendah Hati

Timnas U-19 Indonesia Taklukan Qatar 2-1

Timnas U-19 Indonesia Taklukan Qatar 2-1

Polda Kalteng Ringkus Gilang Bungkus Terduga Kasus Fetish Pocong

Polda Kalteng Ringkus Gilang Bungkus Terduga Kasus Fetish Pocong

Ini Tanggapan Rachland Nashidik atas Pernyataan Sekjen PDI-P

Ini Tanggapan Rachland Nashidik atas Pernyataan Sekjen PDI-P

Narasumber Webinar P3S Prof Arif Satria Bawa IPB jadi Universitas Terbaik di Asia Tenggara

Narasumber Webinar P3S Prof Arif Satria Bawa IPB jadi Universitas Terbaik di Asia Tenggara

Tag

Baca Informasi Berita Aktual Dari Sumber terpercaya