Di mana warga Kalimantan sedang rama-ramai menyatakan kemarahan kepada Edy Mulyadi. Dalam sebuah video di kanal YouTube pribadinya, Edy mengkritik pembangunan Ibukota Negara (IKN) di Penajam Paser Utara.
Pernyataan Edy Mulyadi menuai kecaman karena menyebut diksi “tempat jin buang anak”. Edy Mulyadi sudah meminta maaf atas kegaduhan yang ditimbulkan dan meluruskan bahwa maksud “tempat jin buang anak” artinya adalah tempat jauh nan terpencil.
Kembali ke Adhie Massardi. Menurutnya, fenomena sensitivitas rakyat Kalimantan yang menyala ini tidak boleh padam begitu saja.
Rakyat Kalimantan perlu memanfaatkan energi tersebut untuk mengecam para pembakar hutan hingga penambang batubara yang sudah membuat alam Kalimantan rusak dan menimbulkan derita bagi rakyat setempat.
“Ini fenomena menarik Kalimantan. Sensitivitas rakyat Borneo nyala berkat Bang Edy Channel. Saatnya menuntut maaf para bedebah pembakar hutan, penjarah jutaan kubik batubara, yang bikin rakyat Kalimantan harus hadapi bencana alam dan derita hidup yang nyata,” tuturnya saat berbincang dengan Kantor Berita Politik RMOL, Selasa (25/1).
Adhie Massardi menilai bahwa bangsa Indonesia perlu berterima kasih kepada Edy Mulyadi yang berhasil membangkitkan kesadaran sosial masyarakat Kalimantan.
Ini lantaran rakyat Kalimantan selama ini dikenal sabar, nerimo, dan tidak pernah bereaksi, meskipun kekayaan alamnya terus dijarah. Bahkan sekalipun mereka nyaris tidak memperoleh manfaat dari kekayaan alam anugerah Tuhan.
“Tapi dengan sedikit sentuhan oleh Edy Mulyadi lewat kanal Youtube-nya, kita akhirnya paham kenapa rakyat Kalimantan selama ini diam,” tutupnya.