Esensinews.com – Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya meraih prestasi yang membanggakan di dunia internasional. Mahasiswa ITS mampu mengembangkan alat deteksi kelelahan berbuah manis.
Oleh karena itu tiga penghargaan internasional disabet oleh mahasiswa ITS.
Tiga penghargaan internasional itu diraih di ajang Korea International Youth Olympiad – Idea, Innovation, Invention, and Intellectual Property (KIYO 4I) di Seoul, Korea Selatan.
Ketiganya dari Departemen Teknik Industri Reza Aulia Akbar, Ragif Nova Riantama dan M Afif Purwan berhasil mengantongi satu medali perak dan dua medali perunggu untuk kategori inovasi terbaik.
Dosen pembimbing ITS Adithya Sudiarno menuturkan, organisasi buruh internasional pernah merilis sekitar dua juta pekerja yang meninggal tiap tahunnya karena kecelakaan kerja. Sebanyak 32,8 persen disebabkan oleh faktor kelelahan.
Berangkat dari keresahan ini, para mahasiswanya berinovasi menciptakan alat untuk mendeteksi kelelahan melalui denyut jantung dan kedipan mata.
Inovasi baru yang diberi nama Fatigue Detector (Fator) dan Masinis Fatigue Detector (Maftec) ini berhasil lolos menuju babak akhir di ajang KIYO 4I yang dihelat di Universitas Sejong, Seoul, Korea Selatan.
“Fator memanfaatkan sensor ECG (Electrocardiogram, red) Arduino dalam rangkaiannya, skemanya adalah menghitung heartrate atau denyut jantung dari para pekerja,” ujar Adithya, Senin (14/8/2018) seperti dilansir sindonews.com.
Dia melanjutkan, sensor elektro kardiograf yang terpasang pada alat itu yang mengukur seberapa cepat jantung berdenyut. Hasilnya kemudian dibandingkan dengan data dari jurnal untuk memperoleh tingkat kelelahan.
Berbeda dengan Fator yang berlomba di bagian kategori kesehatan, Maftec berlomba di subkategori teknik dengan cara mendeteksi kelelahan melalui kedipan mata. “Sesuai namanya, Maftec diperuntukkan mendeteksi kelelahan masinis kereta api,” jelasnya.
Diperoleh melalui image processing webcam berintensitas cahaya sebesar 16 lux, hasil hitungan kedipan mata tersebut kemudian dituangkan dalam skala kantuk karolinska. Apabila tersimpulkan bahwa masinis yang bersangkutan mengantuk, alat ini akan mengirim sinyal getaran kepada pusat komando kereta api.