ESENSINEWS.com – Lagi Indonesia dinonatkan negara terburuk di dunia dalam menaangani masalah Pandemi Corona. Data ini dirilis Media Amerika Serikat Bloomberg yang menempatkan peringkat negara tempat terbaik dan terburuk selama pandemi Covid-19 pada Juli 2021.
Norwegia menjadi negara terbaik di dunia dalam mengatasi Covid-19 seperti dirilis tersebut yang dipublikasikan Rabu (28/7/2021).
Hal itu setelah negara tersebut memvaksin hampir setengah populasinya dan mulai membuka perbatasan.
Di negara ini, orang-orang bisa beraktivitas seperti biasa. Bahkan semakin dekat dengan kehidupan seperti pra-pandemi. Sebanyak 7.000 orang dapat menghadiri acara di luar ruangan.
Namun, varian Delta mengintai negara itu dan menyumbang 58 persen kasus konfirmasi Covid-19.
Ditempat kedua negara terbaik dalam mengatasi Covid-19 adalah Swiss, dan ketiga Selandia Baru. Faktor utamanya adalah rendahnya angka kematian di dua negara tersebut.
Pergeseran peringkat pada Juli mencerminkan ketegangan antara pembukaan kembali setelah upaya vaksinasi dan menyebarnya varian baru yang lebih menular.
Sedangkan negara adidaya Amerika Serikat mangkal di peringkat ke-5 setelah sebelumnya menempati negara dengan tempat terbaik selama Covid-19.
Salah satu alasannya, yang mana terjad lonjakan kasus yang dipicu oleh varian Delta memicu pembatasan baru di beberapa negara bagian.
Sedangkan Inggris yang merosot 16 peringkat menjadi urutan 25 juga menghadapi dilema itu, dengan lonjakan kasus tertinggi di dunia.
Meskipun kematian sejauh ini tetap rendah berkat penetrasi vaksin yang tinggi, kebangkitan kembali telah merusak kepercayaan.
Indonesia peringkat terbawah
Indonesia sendiri ditempatkan Bloomberg menempatkan Indonesia di pososi paling buncit.
Hal itu setelah lebih dari 1.300 kematian rata-rata dilaporkan setiap harinya sementara pasokan vaksin yang tak mampu memenuhi kebutuhan populasi.
Hingga saat ini baru sekitar 11,9 persen warga yang tercatat telah mendapat vaksin Covid-19
Kondisi yang sama juga dihadapi oleh negara peringkat paling bawah lainnya, seperti Malaysia, Filipina, dan Bangladesh.
Hal ini sekaligus menegaskan kesenjangan antara negara kaya dan miskin dalam akses vaksin yang disebut kepala WHO sebagai “kegagalan moral bencana”.
Pada bulan Juli, Bloomberg menyesuaikan metrik rasio fatalitas kasus dari ukuran trailing bulanan menjadi tiga bulan dan tingkat kematian selama pandemi.
Bloomberg menegaskan, peringkat ini bukanlah keputusan final karena ketidaksempurnaan data virus dan vaksin, serta laju cepat krisis ini.
Peringkat tersebut akan terus berubah setiap bulannya seiring perkembangan data yang diperoleh Bloomberg.1
Juli kematian tertinggi selama pandemi
Mengacu pada rilis Bloomberg, kasus di Indonesia hingga Rabu (28/7/2021), total ada 30.168 kematian selama bulan ini.
Tercatat, lonjakan drastis selama bulan Juli dibandingkan dengan bulan Juni yang mencatatkan 7.913 kasus kematian.
Pasien yang meninggal selama dua minggu belakangan ini terus bertambah lebih dari 1.000 kasus setiap harinya. Bahkan pada 27 juli 2021 kematian mencapai 2.069 kasus dalam satu hari.
evaluasi berkualitas kalau periode minimal mingguan atau bulanan tdk benar harian apalagi dlm wabah nanti datanya berupa sampah