Oleh : Jerry Massie (Pemerhati Olahraga Sulut)
Jika tidak ada aral melintang, kontingen Sulawesi Utara (Sulut) pada Pekan Olahraga Nasional (PON) Papua berpotensi meraih 8-10 medali emas bahkan lebih dari itu.
Ada yang berbeda PON kali ini dengan sebelumnya, dimana digelar di tengah pandemi corona. Jadi, prokes tetap akan diberlakukan untuk menghindari penularan Covid-19.
Jika kita melihat ke belakang,, Prestasi fenomenal ditorehkan kontingen Sulut pada era 80-an dimana berhasil masuk 10 besar. Begitu pula di zaman Gubernur EE Mangindaan yang kala itu menyabet 8 medali emas.
Pelajaran berharga juga perlu diambil yakni di era Kadis Pemuda dan Olahraga Sulut Haervey Sendoh Sulut berhasil menembus 15 besar dengan meraih 12 medali emas.
Tapi lambat-lain prestasi daerah Nyiur Melambai terus melorot. Pada perhelatan PON 2016 silam, Sulut hanya mampu mengoleksi 1 medali emas dan berada diperingkat 31 dari 34 peserta.
Padahal ranking Sulut pada PON 2012 (peringkat 17 dari 33 Provinsi),
Seingat saya, Sulut sangat dikagumi dan dan ditakuti Sulut sejak zaman Alm Adrianus Taroreh, Ilham Lahia dan Martinus Loring, Bonix Saweho dan Royke Waney sangat ditakuti daerah lain. Lambat laun prestasi dicabang tinju ini terus menyusut.
Tapi, PON tahun ini Sulut berpotensi meraup 3 medali emas untuk cabanh adu jotos ini. Dengan mengandalkan tiga petinjunya metaih medali emas orang diantaranya Farrand Papendang di Kelas 64 kg Elite Man dan Toar Sompotan di Kelas 81 kg Elite Man, serta pelatih Ryandi Sahlan, dipanggil masuk Pemusatan Latihan Nasional (Pelatnas) untuk Sea Games 2021 Vietnam. Dan juga boxer berbakat Orlando Limahelu (24) yang akan tampil di kelas 60 kilogram.
Cabang Muai Thay menjadi cabor andalan daerah ini, usai cabang Bridge tak dipertandingkan. Padahal cabang ini Sukut punya atlet kawakan Frangky Karwur, Hengky Lasut dan juga Harke Tulenan.
Padahal jika olahraga ini dipertandingkan, bisa saja para pebrigde kita meraih 2 sampai 3 medali emas.
Muai thay Sulut Angelina Runtukahu di Kelas 57 kg putri yang saat ini berada di pelatnas untuk berlaga di SEA Games 2021 di Vietnam yang akan berlangsung 21 November mendatang diharapkan bis mendulang medali emas.
Memang ada 7 atlet yang akan berlaga di PON berpotensi meraih medali.
Lantaran menurut salah satu coach (pelatih) teknik Osland Sulut bisa meraih 2-3 medali emas.
Sesuai data yang mana kontingen Sulut yang terdiri dari 139 atlet baik putra maupun putri yang akan bertanding di 23 cabang olahraga.
Menurut Ketua Harian Pengda PABBSI Sulut Harke Tulenan, daerah punya segudang. Memang 10 cabang olahraga yang ditolak Papua yakni balap sepeda, bridge, dansa, gateball, golf, petanque, ski air, soft tenis, tenis meja, dan woodball. Padahal selain bridge, ski air adalah cabor penyumbang medali Sulut.
Tapi Sulut bisa mencuri 2 medali emas dicabang pencak silat. Keduanya sempat mengharumkan nama Indonesia dalam kejuaraan Belgium Open Championship, (24-28/04/2019) di Schoten Belgia.
Menurut pelatih Royke Maengkom seperti dilansir tribunmanado.co.id, atlet Sulut Hidayat Limonu dan Abdul Malik dan Hidayat berhasil meraih medali emas di kelas C 55-6 kg.
Cabang bela diri ini menjadi cabor andalan. Royke Maengkom dan Suryani Usman dan Pengky Simbar adalah atlet penyumbang medali emas bagi Sulut.
Mereka meraih emas pada PON XV di Surabaya yang saat itu Sulut berhasil menyabet 11 medali emas dan duduk diperingkat ke-11.
Selain brigde, cabang pencak silat kala itu meraih 2 medali emas, 2 perak dan dua perunggu.
Sementara, cabang atletik Sulut punya bintang-bintang seperti Herman Mabdagi jawara lari 400 dan 800 meter, Deysi Sumigar sprinter terbaik tanah air. Dan di era 80-an nama Christian Nenepath sangat ditakuti. Kini tumpuan ada ditangan sprinter Valentine Lonteng. Dia mempersembahkan dua medali emas Atletik POPNAS 2019
Untuk tenis lapangan, Sulut tak punya stok. Seandainya saja kita merekrut petenis berdarah kawanua yang kini membela DKI Jakarta Christoper Rungkat juara nasional dan ATP Tour BNI Open bisa saja Sulut meraih emas.
Sepengetahuan saya pada dekade 70 dan 80-an Sulut punya petenis kawakan seperti, Lanny Kaligis, Wailan dan Maya Walalangi. Namun kali ini kontingen Sulut bakal sulit mengulang tradisi emas di cabang tenis.
Hal demikian terjadi di cabor renang. Duo Item yakni Gerald IP Item dan Jhon Item adalah legenda renang Indonesia. Keeuanya mampu mengangkat cabang renang Sulut di tingkat nasional dan internasional.
Gerald mempersembahkan 2 perak dan 3 perunggu pada Asian Games 1978.
Khusus Cabang karate sejak era Meity Kaseger, prestasi kita menurun jauh. Sama halnya dengan Judo, kala Perry Pantouw menjadi atlet. Seiring berjalannya waktu kedua cabang ini mulai pudar.
Ada juga cabang anggar yang mana dilatih oleh Wellem Oz Tareda, waktu lalu punya bintang-bintang diantaranya Paulina Rattu dan Olivia Rumuat serta Handry Lenzun. Tapi saat ini prestasi kita mulai menurun.
Sulut sendiri bagi saya, berpotensi emas 2 Pencak Silat, 2 tinju, 3 Muaythai serta atletik 1. Bukan saja itu, cabor lain juga berpotensi mendulang emas untuk Sulut.
Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Sulut Marchel Sendoh pun optimis daerah ini mampu mengukir prestasi membanggakan di PON 2021 Papua. Apalagi jelasnya, Ketua KONI dipegang Wagub Steven Kandouw.