Anthony Budiawan : Kebijakan Moneter Tak Selaras Terjebak antara Kebijakan Fiskal dan Perbankan

ESENSINEWS.com - Senin/18/01/2021
Anthony Budiawan : Kebijakan Moneter Tak Selaras Terjebak antara Kebijakan Fiskal dan Perbankan
 - ()

ESENSINEWS.com – Managing Director Political Economy and Policy Studies (PEPS) Anthony Budiawan mengatakan, kebijakan moneter Indonesia terjebak pada kondisi yang tak selaras antara kebijakan bank sentral dengan kebijakan fiskal pemerintah dan perbankan.

Sehingga, kebijakan moneter yang telah diambil oleh Bank Indonesia (BI) dengan menurunkan tingkat suku bunga acuan hingga 3,75%, tidak akan berkontribusi banyak pada peningkatan perekonomian, pasalnya tingkat suku bunga kredit masih tinggi, yakni di kisaran 9,3%-10%.

Selain itu kebijakan burden sharing atau berbagi beban antara BI dan pemerintah, di mana BI diminta untuk membeli surat berharga negara (SBN) di pasar perdana, juga turut berkontribusi terhadap tak berdayanya kebijakan moneter dalam menggerakkan perekonomian.

“BI tersandera. Tidak bisa menurunkan suku bunga karena suku bunga kredit perbankan bertahan di 10%, dan BI juga disuruh untuk membeli surat utang di pasar perdana,” katanya dalam webinar, Kamis (14/1/2021) pekan lalu.

Selain itu kebijakan burden sharing atau berbagi beban antara BI dan pemerintah, di mana BI diminta untuk membeli surat berharga negara (SBN) di pasar perdana, juga turut berkontribusi terhadap tak berdayanya kebijakan moneter dalam menggerakkan perekonomian.

“BI tersandera. Tidak bisa menurunkan suku bunga karena suku bunga kredit perbankan bertahan di 10%, dan BI juga disuruh untuk membeli surat utang di pasar perdana,” katanya dalam webinar, Kamis (14/1).

Dengan tingkat suku bunga kredit perbankan yang tinggi, telah menghambat pertumbuhan kredit masyarakat, dan dengan demikian konsumsi juga tidak meningkat.

Sedangkan, dana-dana yang terdapat di perbankan terserap habis untuk membeli surat utang negara (SUN). Anggaran yang seharusnya untuk menyalurkan kredit ke masyarakat habis hanya untuk membeli SUN.

Hal itu dapat dilihat dari angka kepemilikan SUN oleh perbankan yang terus mengalami kenaikan, terutama di 2020. Pada 2014 kepemilikan SUN di perbankan hanya Rp204 triliun, 2019 naik jadi Rp607 triliun, dan 2020 melonjak menjadi Rp1.112 triliun.

“Jadi semua likuiditas yang ada terserap seluruhnya untuk membeli SUN. Pertumbuhan SUN 2014-2020 32,6%, sedangkan pertumbuhan kredit hanya 6,9%,” ujarnya

Sponsored

Tak sampai di situ, kebijakan burden sharing yang harus dijalankan BI untuk menutupi pembiayaan APBN juga telah menyebabkan neraca keuangan BI terganggu.

Anthony pun menuturkan, akar semua persoalan tersebut berasal dari kebijakan fiskal yang rapuh. Pada 2020 pendapatan negara hanya tercatat sebesar Rp1.633,6 triliun, dengan rasio pendapatan 10,6% dari PDB atau lebih rendah dari tahun lalu yang 12,4% dari PDB. Sedangkan belanja negara membengkak jadi Rp2.589 triliun atau defisit sebesar Rp956,3 triliun atau 6,09% dari PDB. Dan di lain sisi utang melonjak menjadi Rp1.226,8 triliun.

“Ketahanan fiskal juga sangat rapuh. Sangat sulit jadi motor penggerak ekonomi,” tuturnya


Warning: Undefined variable $post in /home/esensinews.com/public_html/wp-content/themes/kompasX/functions.php on line 101

Warning: Attempt to read property "ID" on null in /home/esensinews.com/public_html/wp-content/themes/kompasX/functions.php on line 101

Tinggalkan Komentar

Kolom

Mungkin Anda melewatkan ini

Jerry Massie : Trump Is The Winner

Jerry Massie : Trump Is The Winner

Dapat Uang Rp200 Ribu, Ibu-ibu Tak Tahu Tujuannya Hadiri Deklarasi KAMI

Dapat Uang Rp200 Ribu, Ibu-ibu Tak Tahu Tujuannya Hadiri Deklarasi KAMI

Hari ini Nilai Tukar Dolar AS Berada di Level Rp15.208

Hari ini Nilai Tukar Dolar AS Berada di Level Rp15.208

Gunakan Talam, DPD PKS Antar Berkas Balon Legislatif ke KIP Bireuen

Gunakan Talam, DPD PKS Antar Berkas Balon Legislatif ke KIP Bireuen

Langgar Keputusan Partai, Kader Nasdem Gugat Surya Paloh

Langgar Keputusan Partai, Kader Nasdem Gugat Surya Paloh

Tag

Baca Informasi Berita Aktual Dari Sumber terpercaya