Esensinews.com – Koalisi Gerindra/PKS/PAN Demokrat didesak agar menunda dan mengulur pendaftaran capres cawapresnya sampai Prabowo menemukan cawapres yang disetjui oleh semua anggota koalisi serta ulama GNPF, Ijtima ulama 212, yang perduli agar mengendap dan mantap dalam melangkah ke depan menyusul konflik dan ketegangan antara para ulama GNPF 212 dengan Koalisi Gerindra itu. Para ulama GNPF dan 212 ingin Prabowo menang, maka harus dapat dukungan para Ulama dan kaum muslim.
Teka teki siapa yang akan menjadi calon wakil presiden Prabowo Subianto sampai malam ini masih menjadi pertanyaan banyak pihak. Padahal, Joko Widodo sebelumnya telah mengumumkan nama cawapresnya yakni KH Ma’ruf Amin sebagai cawapres pada Pemilu 2019 mendatang. Yusuf Martak, Ketua Gerakan Nasional Pengawal Fatwa bertandang ke rumah Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto di Jalan Kertanegara IV, Jakarta Selatan pada sore hari tadi. Yusuf Martak tiba sekitar pukul 16.20 mengenakan busana dan peci putih.
Pada wartawan Yusuf Martak mengatakan akan mempertanyakan keputusan Prabowo ihwal calon wakil presiden yang akan mendampinginya di pemilihan presiden 2019. “Kami mau mempertanyakan keputusannya bagaimana,” kata Yusuf Martak di depan rumah Prabowo, Kamis, 9 Agustus 2018.
Beberapa waktu lalu GNPF Ulama melalui Ijtima Ulama merekomendasikan dua nama cawapres untuk mendampingi Prabowo Subianto dalam Pilpres 2019. Kedua nama itu adalah Ketua Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera Salim Segaf Al Jufri dan ustadz Abdul Somad.
Belakangan nama yang muncul sebagai cawapres Prabowo Subianto adalah Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Sandiaga Uno dan Ketua Komando Satuan Tugas Bersama Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono. Nama Sandiaga Uno hari ini bahkan lebih menguat. Wakil Ketua Dewan Kehormatan Partai Amanat Nasional Drajad Wibowo mengatakan partainya mempertimbangkan Sandiaga Uno. Namun, PAN masih menimbang lantaran Sandiaga uno masih merupakan kader Gerindra.
Al Kharimiyah yang dipimpin oleh KH A Damanhuri di Sawangan Depok, pesantren Mambaul Hikmah yang dipimpin oleh KH Sulton di Tegal. Selain itu juga mempunyai hubungan dekat dengan alm KH Hasyim Muzadi, juga pernah berkunjung kerumah kakak sulung KH Hasyim Muzadi sekaligus sesepuh NU KH Abdul Muchit Muzadi di Jember. Rizal Ramli juga dekat dengan Gus Solahudin Wahid adik Gus Dur bahkan pernah mekakukan kegiatan bersama dalam Konvensi Rakyat Untuk Presiden, yang mengadakan kegiatan di enam kota besar, yaitu, Jakarta, Surabaya, Medan, Makasar, Bandung dan Balikpapan.
Bahkan sandi menyebut waktu dipercaya menjabat menko Kemaritiman dan Sumber Daya era pemerintahan Jokowi, kata Sandiaga, Rizal Ramli masih konsisten berpihak rakyat dengan terus berteriak menentang kebijakan pemerintah yang dirasanya tidak tepat.
“Tapi rupanya banyak yang nggak suka sama Bang Rizal (sehingga dia dipecat dari jabatannya). Ini jadi rezeki bagi kita semua bahwa hari ini Bang Rizal ada di antara kita,” ucap Sandi.
Sandiaga menegaskan bahwa Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto sangat tertarik dengan gagasan-gagasan RR yang sudah mendeklarasikan diri maju Pilpres 2019.
“Bang Rizal ini disapa sama Pak Prabowo sebagai calon presiden kita. Kalau Pak Prabowo bisa bersanding dengan Bang Rizal ini adalah kombinasi yang luar biasa. Satu ahli ekonomi, satu ahli kebangsaan. Keberpihakannya jelas kepada masyarakat, ekonomi Pancasila,” tutup Sandi.
Sebagaimana diketahui, Rizal Ramli telah melakukan pertemuan beberapa kali dengan Prabowo Subianto, baik di kediaman Prabowo di Hambalang, Jawa Barat, maupun di Kampus Universitas Bung Karno.