ESENSINEWS.com – Membaiknya beberapa sektor industri pada akhir 2020 diperkirakan akan berlanjut pada 2021 mendatang. Salah satu yang tumbuh adalah sektor properti dimana para pelaku usaha di sektor ini optimistis akan mencapai pertumbuhan sebesar 20% pada tahun depan. Ada tiga tren yang akan mendorong pertumbuhan di sektor properti di 2021. Pertama, adanya sentimen positif akibat disahkannya UU Cipta Kerja. Kedua, demografi penduduk Indonesia. Ketiga dukungan perbankan yang kuat dengan adanya fasilitas Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) Apartemen (KPA).
Dari sisi penyaluran kredit, peran Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dinilai sangat membantu perbankan mencegah terjadinya kredit macet di masa pandemi Covid-19, terutama dari kebijakan relaksasi pinjaman dan pembiayaan. Kebijakan ini juga akan memperkuat kinerja industri keuangan tahun 2021. “Peran OJK sangat membantu perbankan, terutama terkait relaksasi yang dilakukan oleh OJK, sehingga bank bisa leluasa melakukan restrukturisasi kredit dan pembiayaan,” jelas Ekonom PT Bank Mandiri Tbk, (BMRI) Andry Asmoro di Jakarta, Senin (14/12/2020.
Dia mengatakan, pemulihan ekonomi yang sedang berlangsung merupakan kerja bersama berbagai pihak. Terutama kerja antara otoritas moneter, yaitu Bank Indonesia, serta otoritas sektor keuangan, yaitu OJK. Juga otoritas fiskal, yakni Kementerian Keuangan. Andry menambahkan, pada 2021 roda ekonomi nasional bergerak sekitar 60% hingga 70% dari total kapasitasnya. Diperkirakan, ekonomi nasional akan kembali pulih seperti kondisi sebelum pandemi pada tahun 2022. “Kami memproyeksikan pertumbuhan kredit masih maksimal 5%. Kondisi ekonomi akan pulih seperti sebelum pandemi pada 2022,” tambahnya.
Dari sisi perbankan, untuk pertumbuhan kredit, dia menilai, sangat dipengaruhi kinerja di sektor riil. Sedangkan, kinerja di sektor riil sangat dipengauhi oleh pemulihan dampak dari Covid-19. Pemulihan sektor riil akan mempengaruhi sektor keuangan karena sektor keuangan mendukung sektor riil, terutama dari sisi pembiayaan. ”Artinya kalau sektor riil belum pulih, pertumbuhan kredit masih tetap rendah,’’ucapnya.
Andry mengatakan ada beberapa sektor yang sebenarnya relatif cepat pemulihannya. Seperti sektor teknologi informasi, sektor transportasi dan sektor farmasi. “Sektor perdagangan, meski masih rendah, tetapi karena tidak ada lagi PSBB, saat ini pelaku usaha sudah mulai leluasa berdagang,” terangnya.
Sumber : Sindonews