Pimpinan Gereja Papua Desak Pembentukan Tim Independen Penembakan Pendeta di Intan Jaya

ESENSINEWS.com - Jumat/25/09/2020
Pimpinan Gereja Papua Desak Pembentukan Tim Independen Penembakan Pendeta di Intan Jaya
 - ()
ESENSINEWS.com – Sejumlah pimpinan gereja di Papua mendesak pemerintah membentuk tim independen untuk mengungkap pelaku penembakan yang menewaskan pendeta Yeremia Zanambani di Intan Jaya, Papua.

Ketua Sinode Gereja Kristen Injili (GKI) Tanah Papua, pendeta Andrikus Mofu mengatakan pemerintah harus membentuk tim independen untuk melakukan investigasi atas kematian Yeremia Zanambani, seorang pendeta penerjemah Alkitab ke dalam bahasa Moni, salah satu suku di Bumi Cenderawasih.

“Peristiwa penembakan yang terjadi, saya mengingatkan supaya segera dibentuk tim independen guna melakukan investigasi secara adil, dan seimbang, untuk mengungkap peristiwa yang terjadi akhir-akhir ini di Papua,” kata Mofu dalam konferensi pers secara virtual, dikutip dari VOA, Kamis (24/9/2020).

Mofu melanjutkan, tim independen yang dibentuk dalam kasus kematian pendeta Yeremia juga harus diberi tanggung jawab untuk mengangkat setiap peristiwa yang berkaitan dengan soal pelanggaran kemanusiaan di Papua. “Kita tidak bisa mengabaikan peristiwa yang terjadi dan merenggut jiwa masyarakat termasuk anggota TNI-Polri,” ujarnya.

Ketua Sinode Gereja Kristen Injili (GKI) Tanah Papua, pendeta Andrikus Mofu, Kamis, 24 September 2020. (Foto: screenshot).
Ketua Sinode Gereja Kristen Injili (GKI) Tanah Papua, pendeta Andrikus Mofu, Kamis, 24 September 2020. (Foto: screenshot).

Selain membentuk tim independen, pemerintah didesak untuk segera membuka ruang dialog dengan semua pihak di Papua dan tidak membatasi kelompok-kelompok tertentu.

“Hari ini yang seperti kita saksikan ada berbagai rekayasa untuk menghadirkan tokoh-tokoh untuk berbicara atas nama Papua. Tapi ini tidak akan menyelesaikan permasalahan di Papua, karena itu saya minta supaya hal-hal seperti ini bisa diselesaikan dengan baik,” ucapnya.

Masih kata Mofu, penempatan atau penambahan pasukan TNI-Polri di Papua, yang masih terus dilakukan, juga harus dievaluasi. Pasalnya, penambahan pasukan keamanan di Bumi Cenderawasih justru menimbulkan masalah baru.

“Karena itu, ketegangan dari dua belah pihak ini harus diselesaikan. Kita tidak bisa menyelesaikan masalah di Papua dengan langkah pendekatan operasi militer. Kepada pemerintah pusat bersungguh-sungguh secara serius untuk memberi perhatian dalam rangka untuk penyelesaian Papua sehingga kita berharap ke depan tidak ada lagi jiwa manusia yang menjadi korban sia-sia,” ujarnya.

Kematian pendeta Yeremia yang tewas ditembak menimbulkan aksi saling tuding di antara dua pihak yakni kelompok separatis bersenjata (KSB) atau yang dikenal sebagai Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) dengan satuan tugas gabungan TNI-Polri.

Kepala Penerangan Komando Gabungan Wilayah Pertahanan III, Kolonel Czi IGN Suriastawa mengatakan pendeta Yeremia tewas ditembak KSB, sedangkan juru bicara TPNPB-OPM, Sebby Sambom menuding TNI sebagai pelaku penembakan itu.

Ketua G ereja Kemah Injil Indonesia (GKII) Sinode Wilayah Papua, pendeta Petrus Bonyadone juga yakin Yeremia tewas ditembak anggota TNI. “90 persen bahwa berita (penembakan) ini diduga kuat dilakukan oleh anggota TNI dapat dibenarkan, karena informasi kami terima langsung dari lapangan dan masih ada saksi-saksi,” ungkap saat konferensi pers secara virtual terkait penembakan pendeta Yeremia.

Sementara itu, Kepala Penerangan Kodam (Kapendam) XVII/Cenderawasih, Letkol Arm Reza Nur Patria mengatakan belum bisa memberikan hasil laporan investigasi dari tim yang telah diberangkatkan ke Intan Jaya, Papua, untuk menyelidiki insiden penembakan pendeta Yeremia.

Kapendam XVII/Cenderawasih Letkol Arm. Reza Nur Patria (foto: courtesy).
Kapendam XVII/Cenderawasih Letkol Arm. Reza Nur Patria (foto: courtesy).

“Masih berlangsung proses investigasinya,” katanya melalui pesan singkat kepada VOA, Kamis (24/9) sore. Penembakan yang menewaskan pendeta Yeremia asal suku Moni, di Distrik Hitadipa, Kabupaten Intan Jaya, Papua, terjadi pada Sabtu (19/9) sekitar pukul 18.15 waktu setempat.

Menurut kronologi dari sejumlah pendeta di Papua, sebelum terjadi penembakan Yeremia dan istri pergi ke kandang babi yang berjarak 300 meter dari rumahnya untuk memberi makan ternaknya. Setelah hampir sampai ke kandang babi pasangan suami istri itu bertemu dengan anggota TNI. Kemudian para anggota TNI bertanya kepada Yeremia dan istrinya mau ke mana dan dijawab ingin memberi makan ternak babi.

Sejumlah masyarakat di Kabupaten Intan Jaya, Papua, mengerumuni jenazah seorang warga sipil yang tewas ditembak kelompok bersenjata pada 30 Mei 2020 lalu. (foto ilustrasi: Polda Papua)

Selidiki Penembakan Pendeta di Intan Jaya, Pangdam Kirim Tim

Setelah memberi makan ternak babi, istri Yeremia mengajaknya untuk pulang. Namun dia menolak, dan Yeremia meminta istrinya agar pulang lebih dahulu. Tak berselang lama setelah istri Yeremia sampai di rumah terdengar suara tembakan yang berasal dari kandang babi.

Lalu, istri Yeremia memberanikan diri ke kandang babi. Sampai di kandang babi dia melihat Yeremia sudah tergeletak dengan luka tembak. Saat itu Yeremia sempat mengatakan sesuatu kepada istrinya. “Aduh mama, saya ditembak,” ucap Yeremia.

Kemudian, istri Yeremia kembali ke rumah untuk memberitahukan penembakan tersebut kepada beberapa rekan sesama pendeta guna mencari bantuan. Keesokan harinya, para pendeta datang ke kandang babi dan mendapati Yeremia telah meninggal.

 

Sumber : VOA


Warning: Undefined variable $post in /home/esensinews.com/public_html/wp-content/themes/kompasX/functions.php on line 101

Warning: Attempt to read property "ID" on null in /home/esensinews.com/public_html/wp-content/themes/kompasX/functions.php on line 101

Tinggalkan Komentar

Kolom

Mungkin Anda melewatkan ini

Direktur P3S : Saya Yakin Bupati Joune Ganda akan Mampu Mengangkat Branding Image Minut

Direktur P3S : Saya Yakin Bupati Joune Ganda akan Mampu Mengangkat Branding Image Minut

Polri Ungkap Jaringan ISIS di Indonesia

Polri Ungkap Jaringan ISIS di Indonesia

Kader Berkarya Kota Depok Diduga Gelapkan Uang Perusahaan

Kader Berkarya Kota Depok Diduga Gelapkan Uang Perusahaan

Inilah 5 Bisnis yang Bisa Dikerjakan Sendiri

Inilah 5 Bisnis yang Bisa Dikerjakan Sendiri

Jurnalisme Data Alat Getar Lawan Hoaks dan Disinformasi Diluncurkan

Jurnalisme Data Alat Getar Lawan Hoaks dan Disinformasi Diluncurkan

Tag

Baca Informasi Berita Aktual Dari Sumber terpercaya