Esensinews.com – Sebanyak 1.500 orang narapina dan tahanan yang ada di lembaga permasyarakatan (Lapas) maupun rumah tahanan (Rutan) di Provinsi Maluku Utara (Malut), turut ambil bagian untuk mengukir sejarah baru Guinness World Record (rekor dunia) yang disiarkan secara langsung oleh PRO 3 Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia (LPP- RRI).
Kegiatan rekor MURI poco-poco 2018 yang dilaksanakan di Lapas Perempuan dan diikuti seluruh Lapas dan Rutan seluruh Provinsi Malut sendiri terpusat di lembaga Permasyarakatan Perempuan (LPP) Kelas II Ternate dan Lapas Pembinaan Khusus Anak Kelas II Ternate, pada Minggu (5/8/2018) yang di hadiri langsung oleh Kepala Devisi Permasyarakatan (Kadiv Pas) Kemenkumham, Muji Raharjo Malut dan Kepala LPP Kelas II Ternate, Nona Ahmad yang diikuti oleh 37 penghuni LPP Ternate.
Kadiv Pas Kemenkumham Malut, Muji Raharjo, uasai kegiatan joget poco-poco ia mengatakan, kegiatan ini sudah dirancang sebulan yang lalu oleh Direktorat Jenderal (Dirjen) Kemasyarakatan yang diikuti oleh seluruh UPTB masyarakatkan terutama narapidana dengan tujuan untuk menyehatkan badan serta menjalin silaturahmi antara petugas dengan penghuni Lapas maupun Rutan.
“Ini merupakan pemecahan rekor MURI dan mengukir sejarah baru di tingkat nasional maupun dunia dan ini adalah tarian asli Indonesia yang harus dilestarikan,” ungkap Muji.
Lanjut Muji, senam poco-poco yang dilaksanakan ini, juga diikuti oleh seluruh Rutan maupun Lapas yang ada di Malut.
“Kegiatan ini dilaksanakan secara serentak, dan fokus kita di Lapas perempuan karena ada beberapa hal yang menjadi alasan yakni perempuan dan anak adalah kelompok yang sangat rentan,”ucapnya.
Sementara itu Kepala Lembaga Permasyarakatan Perempuan (Kalapas Perempuan) Kelas II Ternate, Nona Ahmad mengaku, pihaknya sangat mendukung penuh kegiatan tekor MURI poco-poco yang dilaksanakan di LPP Ternate ini. Untuk itu, dalam mengukir sejarah baru ini, pihaknya menekankan semua tahanan maupun napi untuk ikut ambil bagian tanpa terkecuali dengan jumlah 32 orang yang terdiri dari 7 tahanan dan 25 narapinda.
“Penghulu LPP ini didominasi ada pada kasus narkoba dan kasus korupsi dengan jumlah 7 orang kasus korupsi dan 6 narkoba, sementara sisanya adalah kasus tindak pidana umum,”akunya.
Dirinya berharap kepada seluruh petugas mapun tahanan dan napi agar bisa menjalin dilatih ni dengan baik, karena Lapas bukan selain menjadi tempat untuk para napi juga merupakan tempat untuk merubah kepribadian seseorang dari belum baik menjadi baik.
“Kita tetap membina sehingga kesalahan yang telah dilakukan sebelumnya tidak akan terjadi lagi di masa mendatang,” ujar dia.
Peliput : Yasim