ESENSINEWS.com – Nama-nama kader Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) mulai rontok. Setelah Mantan Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nachrawi ditetapkam tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) kini giliran Ketua Umum Muhaimin Iskandar yang kerap disapa Cak Imin dipanggil lembaga antirasuah ini.
Menurut Pengamat Politik Political and Public Policy Studies Jerry Massie ini ujuan dan tantangan partai yang pada pemilu lalu naik secara signifikan.
“Dipanggilnya ketua umum akan bisa menggoyahkan kepemimpinan Cak Imin, ini bak bom waktu bagi partai PKB sendiri,” kata Jerry.
Kredibiltas publik kata Jerry pasti surut dengan peristiwa yang menimpa PKB.
Ini juga bisa warning bagi PKB di pemilu 2024 nendatang. Contoh PPP dengan ditangkapnya Ketua Umum Rommy Romarhumuzy membuat partai ini meradang jumlah suara mereka pun di DPR menyusut yakni hanya 19 kursi atau 4,52 persen. Sebelumnya Perolehan suara PPP pada Pileg 2014 mengantongi 8.157.488 atau 6,53 persen suara.
“Nama-nama politisi PKB yang tersandung kasus hukum seperti; PKBMusa Zainuddin (Anggota DPR PKB, terpidana Kasus PUPR), Imam Nahrawi (Menpora, TSK kasus dana Olah Raga), Miftahul Ulum (terpidana Kasus dana Olah Raga), Chusnunia (Wagub Lampung, dipanggil kasus Lampung), Faizol Reza (Ketua Komisi 6, dipanggil kasus Imam Nahrawi), Zainul Munasichin (dipanggil kasus Imam Nahrawi), Bahruddin Nashori (anggota DPR, dipanggil kasus PUPR), Muhammad Toha (anggota DPR, dipanggil kasus PUPR), Fathan Subchi (anggota DPR, dipanggil kasus PUPR), Jazilul Fawaid (wakil ketua MPR, dipanggil kasus PUPR), Okta dan Midi (pengurus DPW lampung) belum lagi kasus2 sebelumnya seperti kasus kardus durian yang masih hidup.
Partai yang kental dengan ulama dan santri ini harus bersih dari praktik korupsi. “Cak Imin saya lihat salah kaprah menahkodai partai besutan mendiang Gus Gur ini. Harusnya Cak Imin menerapkan pola good and clean party bukan corruption party.
Rentetan peristiwa kasus korupsi PKB ujar Jerry, bakal menggoyahkan kepemimpinan Cak Imin. Kalau tidak diantisipasi dan berubah partai ini bisa ditinggalkan pemilih ulama dan santri.