ESENSINEWS.com – Pada saat mengawal dan menghadiri acara pelantikan anggota DPRD Buton Tengah (Buteng) periode 2019-2024 pada Selasa 1 Oktober 2019, ratusan pendukung dan loyalis La Ode Alim Alam (Anggota DPRD Buteng periode 2019-2024 dari Partai Nasdem) sempat dikira iring-iringan demonstran.
Pasalnya kedatangan rombongan tersebut didahului oleh satu unit mobil komando yang memuat sound sistem dengan memajang satu bendera merah putih dan beberapa bendera Partai Nasdem yang terpasang di empat sudut mobil, setelah itu disusul mobil angkot yang dikemudikan sendiri oleh La Ode Alim Alam diikuti puluhan unit iring-iringan kendaraan roda dua dan roda empat yang ikut mewarnai suasana dengan birunya puluhan bendera Partai Nasdem.
Ratusan loyalis yang mengawal kehadiran La Ode Alim Alam di kantor DPRD Buteng terdiri dari himpunan keluarga besarnya, ditambah dengan ratusan anggota tim Sahabat La Ode Alim Alam (SALAM) lingkup Dapil Kecamatan Gu dan Sangia Wambulu yang selalu kompak dan bersatu.
Salah satu anggota keluarga besar La Ode Alim Alam membeberkan, kekompakkan keluarga besarnya menghadiri acara pelantikan didorong oleh semangat kebersamaan dan rasa bahagia atas terpilihnya anggota keluarga mereka sebagai salah satu wakil rakyat di Parlemen Buton Tengah.
“Kami dari keluarga besar La Ode Alim Alam bin La Ode Ape merasa bersyukur pada Yang Maha Kuasa atas terpilihnya beliau sebagai anggota DPRD Buteng, sehingga kami dengan senang hati ikut mengawal diacara pelantikan, meskipun tadi saat di jalan hampir terjadi gesekan, karena orang-orang mengira kami mau demo, mungkin karena mereka lihat ada mobil sound sistem di depan ditambah sekitar 15 mobil rombongan yang mengantar pak La Ode Alim Alam. Rombongan memang banyak, karena ada banyak keluarga dan tim SALAM yang mau ikut, tidak mungkin kasian kita mau larang,” kata La Ode Jaya yang merupakan keponakan La Ode Alim Alam.
Dihadapan wartawan, juru bicara tim Sahabat La Ode Alim Alam (Jubir tim SALAM) yang kerap disapa Bang Awal juga mengaku heran dengan adanya isu yang sempat beredar kalau rombongannya mau mengadakan aksi demonstrasi.
“Saya juga heran, kenapa orang-orang ini terlalu sewot dan selalu berprasangka buruk terhadap kita, padahal rombongan keluarga besar dan tim SALAM ini tidak pernah mau berbuat anarkis, kita hanya antar Bang Alim (Panggilan akrab La Ode Alim Alam, red) dan ingin juga lihat beliau dilantik. Tapi mungkin karena kelompok-kelompok lain pada iri lihat kita karena mereka merasa kalah jumlah dan sudah kalah bulu didepan umum,” ungkapnya sambil tertawa kecil.
Bang Awal juga menegaskan, orang-orang yang tergabung dalam barisan loyalis La Ode Alim Alam dimotori oleh para aktivis intelektual bukan orang-orang ceroboh, berpikir matang penuh perhitungan akan dampak baik dan buruknya sebelum bertindak adalah prinsip utama yang dianut oleh tim SALAM yang merupakan tim inti maupun para loyalis lainnya.
“Pada intinya kita tidak mau menjual duluan karena sekarang bukan lagi zamannya mau adu fisik, kita harus kedepankan intelektual adu gagasan dan ide untuk bagaimana mengawal kebijakan daerah menjadi lebih baik agar bisa mensejahterakan rakyat bukan yang menindas rakyat,” tegasnya.
Pada sesi akhir wawancara bersama wartawan, Jubir tim SALAM ini menitipkan pesan moral kepada seluruh barisan loyalis La Ode Alim Alam bahwa, perjuangan untuk menyuarakan kebenaran hanya bisa dihentikan ketika para pemangku kebijakan di negeri ini sudah berbuat adil, pro rakyat dan bekerja profesional tanpa penyimpangan.
“Bang Alim inilah salah satunya yang bisa kita harapkan untuk mengawal dan menyampaikan aspirasi masyarakat Buteng kepada pemerintah, karena dia orangnya tidak suka hanya duduk diam kasih besar-besar muka ketika melihat ada penyimpangan atau ada hak-hak masyarakat yang dirugikan, wakil rakyat itu memang idealnya harus vokal dan tegas memperjuangkan aspirasi rakyat atau konstituennya,” imbuhnya. (
