ESENSINEWS.com – Sejumlah nama dalam kabinet Jokowi harus dipertahankan yang kinerja baik diantaranya, Menkopolhukam Jendral Purn Wiranto, Menteri PU/PUR Budi Budi Hadimulyo, Menteri Kominfo Rudiantara. Dan menteri yang kinerjanya kurang memuaskan seperti Enggartiasto Lukito (Mendag), Imam Nachrawi (Menpora) dan Lukman Hakim (Menag). Ketiganya perlu di reshuffle atau diganti.
Hal tersebut dikatakan Direktur Eksekutif Political and Public Policy Studies (3PS) Kamis (01/8/2019).
“Mantan Panglima TNI ini nasionalis sejati dan saya menilai dirinya berhasil menjalankan tugas dengan baik dalam mengamankan negara khususnya saat pilpres April lalu,” ujarnya.
“Selain itu dalam kabinet Jokowi periode 2019-2024 mendatang perlu dibentuk kementerian investasi. Di negara-negara maju seperti Eropah bahkan di Mesir dan Arab ada menteri ini The Ministry of Investment and International Cooperation,”
“Untuk Menteri Investasi dan Ekspor seperti yang diusulkan presiden beberapa waktu lalu itu baik lantaran ini punya job yang besar. Sebaiknya digabung sama Badan Penanaman Modal Asing (BPMA) biar lebih baik,” kata Jerry.
Ini agar mengurangi cost and budget negara. Tapi kabinet Jokowi paling tidak akan diumumkan usai pengumuman real count Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Terus ditanya siapa yang cocok duduk disini memang bagi saya Carlo Tewu bisa menempati posisi ini selain Thomas Lembong atau Gita Wiryawan.
Pasalnya polisi berpangkat Irjen punya pengalaman dalam hal mendatangkan investor di Indonesia.
“Saya nilai Carlo Tewu yang kini duduk sebagai Kepala Deputi V Kemenkopulhukam pantas untuk itu. Palibg tidak nantinya pak Peeaiden punya sejumlah kriteria. Saya yakin Carlo masuk nominasi,” ucap Jerry.
Menurut Jerry ada beberapa contoh investasi diantaranya, smart investment (investasi cerdas), borrowers investement (investasi pinjaman), long term investment(investasi jangka oanjang) dan saver investement (investasi pinjaman).
Ditambahkan menteri yang gagal jangan segan-segan mereshufle. Contoh beberapa menteri ekonomi agak lemah maka perlu dilakukan rotasi.
“Paling tidak dalam 1 Semester presiden perlu mengkaji, menilai mana yang stagnan, mentok, berpretasi dan buruk kinerjanya. Jangan menjadi pemimpin yang “Yes Man” hanya dengar pujian dan sanjungan kendati buruk, tanpa yang mengalisis lebih dalam terkait kerja menteri tersebut” ujar dia.
Sementara itu kata Jerry, para ahli dan pakar diantaranya, Rohim Danuri, Rhenald Khasali, Mahfud MD serta Jimly Assaddiqie. mantan Ketua MK ini punya kemampuan manajerial yang baik. Begitu pula Rhenald Kasali juga guru besar Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (UI) cocoknya ditempatkan diposisi Menteri Ristek Dikti atau Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah.
Nama lain dari kalangan profesional yang bisa tarik kata Jerry adalah Rizal Ramli. Ekonom senior ini sudah makan banyak asam garam sebagai menteri.
“Dalam karirnya dia sudah tiga kali duduk diposisi menteri dan selalu berhasil. Contoh saat menjadi Menko Perekonomian di era mendiang Presiden Gua Dur ekonomi Indonesia tumbuh 4 persen dari -3 persen. Begitu pula saat menjadi kepala Bulog dirinya mereformasi lembaga ini dan menjadi good and clean (baik dan bersih),” kata peneliti kebijakan publik dari Amerika ini.
Namun semuanya itu tutur Jerry, tergantung presiden yang akan memutuskan siapa-siapa calon menterinya.