Esensinews.com – Ada hal yang menarik pada pilkada serentak kali ini. Dimana kotak kosong menang di pilwako Kota Makassar.
Yang mana, Pasangan Munafri Arifuddin-Andi Rahmatika Dewi (Appi-Cicu) yang mendapat dukungan dari 10 partai besar justru kalah.
Menanggapi hal itu, Wakil Ketua Umum DPP Gerindra Ferry Juliantono menyebut kemenangan kotak kosong dalam Pilkada serentak 2019 adalah peringatan kepada penguasa.
“Kotak kosong ini gambaran tentang perlawanan rakyat. Karena yang dilawan ialah calon yang punya kedekatan dengan pak Jusuf Kalla, bahkan menantunya pak Aksa Mahmud,” ujar Ferry dalam diskusi di Cikini, Jakarta, Sabtu (30/6/2018).
Wakil Ketua Gerindra ini mengatakan, kemenangan kotak kosong tersebut adalah sebuah hukuman dari masyarakat Kota Makassar atas upaya yang diduga dilakukan pasangan Appi-Cicu menjegal pasangan Mohammad Ramdhan Pomanto-Indira Mulyasari Paramusti (Diami) sehingga gagal berlaga di pilkada.
“Warga kota Makassar tahu dan menghukum cara-cara yang dianggap tidak tepat,” tandas dia.
Ditempat yang sama, Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Arief Budiman agak kaget dengan kemenangan kotak kosong di Pilkada Kota Makasar tersebut.
Menurit dia, pelaksanaan Pilkada dengan satu pasangan calon trennya terus meningkat. Ternyata kata Arief, kotak kosong bisa menang lawan pasangan calon.
“Ini menjadi pelajaran bagi semua pihak,” tutur dia.
Sebelumnya, pasangan Appi-Cicu menjadi calon tunggal Wali Kota dan Wakil Wali Kota Makassar. Dalam surat suara, gambar Appi-Cicu melawan kotak kosong.
Kotak kosong unggul perolehan suara dalam pemungutan suara yang berlangsung, Rabu (27/6/2018).
Dalam perhitungan cepat (quick count) beberapa lembaga survei dan real count yang dilakukan Wali Kota Makassar, calon tunggal ini tak mampu menyaingi kotak kosong.
Seperti diketahui, Munafri Arifuddin merupakan CEO PSM Makassar dan sekaligus menantu mantan Wakil Ketua MPR RI, Aksa Mahmud. Adapun Aksa Mahmud adalah ipar dari Wakil Presiden Jusuf Kalla.