Esensinews.com – Terkait sidang sengketa MK dan penetapan keputusan tersebut bersifat final alias tidak bisa diganggu gugat serta semakin memperjelas bahwa pasangan Jokowi-Ma’ruf Amin sebagai Presiden dan Wakil Presiden terpilih periode 2019 – 2024.
Hal tersebut dikemukakan Presiden Majelis Dzikir RI-1 kepada Awak Media di Jakarta, Kamis Malam, (27/06/2019),
“Memang sejak awal kami sudah memastikan bahwa Pasangan Jokowi–Ma’ruf Amin layak untuk memimpin negeri kita kembali untuk lima tahun ke depan. Dan kami pun sejak awalmenyelenggarakanTasyakuran Akbar sehari setelah Pemilu 2019 di Markaz Majelis Dzikir RI-1 di Cileungsi Bogor pada Kamis Sore, (18/04/2019),” ujarmya.
Kendati demikian dilain pihak, Habib Salim mengakui bahwa organisasinya tidak terkait dengan urusan politik praktis. Namun sebagai bagian dari anak bangsa yang cinta negeri, Majelis Dzikir RI-1 selalu berusaha peduli dengan kepentingan politik kebangsaan.
“Kami selaku Presiden Majelis Dzikir RI-1 mengucapkan selamat dan sukses semoga Beliau segera dilantik sebagai Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia periode 2019 — 2024,” ucapnya.
“Jangan lupa bahwa kemenangan yang didapat dengan kejujuran akan sangat berarti bagi kita semua, Allah maha berkuasa atas segala sesuatu dan makhluk tidak berkuasa,” ujar dia.
Selaku Presiden Majelis Dzikir RI-1 meminta khususnya kepada Anggota Majelis Dzikir RI-1 dimanapun berada dan pada umumnya memohon kepada seluruh rakyat Indonesia untuk menahan diri. Menurutnya, sekarang yang terpenting adalah tetap berpikir jernih dan tenang dan sudah bukan lagi masanya untuk berpikir tentang 01 atau 02, tetapi bagaimana berpikir untuk kemajuan bangsa Indonesia.
Secara khusus, dirinya meminta calon yang terpilih untuk merangkul pihak yang selama ini berseberangan. Di sebuah siaran televisi swasta nasionalpun Jokowi juga mengajak rakyat Indonesia untuk kembali bersatu.
“Yang terpenting Presiden terpilih harus mampu memandang bahwa semua adalah bersaudara sebangsa setanah air. Apapun perbedaan tidak boleh menyebabkan ada yang terpinggirkan. Pun halnya pada pihak yang kalah agar bisa legowo. Sebab menang sejatinya bukan ditentukan hitungan suara, melainkan siapa yang bisa berbuat yang terbaik bagi bangsa dankhususnya kepada saudaraku sebuah elemen bangsa yang tidak henti-hentinya menyerukan Jihad Fisabilillah, marilah kita sama-sama berjihad untuk membangun negeri dan marilah kita saling bahu membahu demi kebaikan bangsa, negara, dan agama,” ucap dia.