Oleh : Mikhail Gorbachev Dom
Jubir PSI Bidang Lingkungan Hidup dan Perkotaan, TKD Provinsi Banten Jokowi-Amin, Caleg DPR-RI PSI, Dapil Banten III
Dalam membaca peta politik ke depan, saya yang juga adalah Kepala Riset Akademik Institut Humor Indonesia Kini melihat masyarakat jenuh dengan politik yang gaduh, karena itu Capres alternatif Nurhadi-Aldo No.10 menjadi viral.
Politik yang sejatinya adalah harapan, kini dibumbui dengan harapan yang direkayasa. Jadi saat ini pola para politisi lawan adalah dengan menebarkan ketakutan yang kebanyakan dikonstruksi oleh kebohongan, lalu lawan muncul sebagai harapan baru ditengah ketakutan yang direkayasa tersebut. Ini adalah kebohongan yang terstruktur untuk menjual atau menjadi harapan itu.
Inilah yang mendorong PSI mengeluarkan Award Kebohongan kemarin. Award Kebohongan kami mungkin dipandang sebagai sesuatu yang “receh” namun hal ini datang dari permenungan panjang tentang bahaya kebohongan demi kebohongan yang dilontarkan lawan, hanya saja kami wujudkan dalam sesuatu yang kreatif, simbolik dan simpatik.
Salah satu yang sering menjadi sasaran pihak lawan yaitu angka pertumbuhan ekonomi oleh Pak Jokowi tidak setinggi sebelumnya. Ya memang betul, namun perlu diingat Gini Ratio kita menurun, artinya kesenjangan antara si kaya dan si miskin mendekat, karena ada pemerataan pembangunan.
Sebelumnya, pembangunan terpusat di pulau jawa, hal inilah yang oleh Pak Jokowi dihilangkan dengan membangun dari pinggiran. Namun situasi pinggiran memang masih sangat kurang, sehingga investasi infrastruktur di pinggiran tidak memicu pertumbuhan ekonomi seperti jikalau investasi yang sama diberikan di pulau jawa. Ini logika sederhana bisnis saja, jika investasi di bisnis menengah kan kita akan mendapatkan untung lebih besar dibandingkan jika uang yang sama kita pakai untuk membangun bisnis baru, untungnya tentu lebih rendah.
Namun jika hanya berpikir pertumbuhan ekonomi tanpa memikirkan pemerataan pembangunan dan kesetaraan timur barat dalam pembangunan, maka temen temen di pinggiran akan terus tertinggal. Inilah yang sesungguhnya dilakukan oleh Pak Jokowi selama 4 tahun belakangan, memeratakan pembangunan.