Esensinews.com – Seperti dilansir finance.detik.com, cawapres nomor urut 02 Sandiaga Uno menyebut setiap anak di tanah air kini harus menanggung beban utang negara Rp 13 juta.
Sebelumnya, Sandiaga mengungkapkan keprihatinannya terkait jumlah utang Indonesia saat ini. Hal itu dikatakan Sandiaga usai membesuk Kepala Desa Sampangagung, Kutorejo, Suhartono yang rela dipenjara karena mendukung dirinya. Suhartono menjalani hukuman di Lapas Klas IIB Mojokerto, Jalan Taman Siswa.
Pada kesempatan itu Sandiaga menyebut hutang Indonesia semakin besar. Menurut dia, jika hutang negara dibagi rata kepada seluruh penduduk Indonesia, setiap anak kini ikut menanggung beban utang tersebut.
“Karena sekarang setiap anak kecil di Indonesia sudah menanggung utang Rp 13 juta,” kata Sandiaga di Lapas Klas IIB Mojokerto, Rabu (2/1/2019).
Sama seperti Sandi, sebelumnya Prabowo juga mengatakan hal yang serupa, tapi anehnya dengan jumlah angka yang berbeda jauh di antara keduanya.
Dilansir dari finance.detik.com, menurut Prabowo, jumlahnya beda lagi. Sebelumnya Prabowo sempat berujar, setiap bayi yang baru lahir di Indonesia saat ini telah menanggung utang Rp 9 juta.
Awalnya Prabowo menjabarkan analisis tim ekonomi Badan Pemenangan Nasional (BPN) Fuad Bawazier soal pendapatan per kapita masyarakat yang hanya mencapai US$ 1.900 per tahun. Seharusnya, pendapatan per kapita sebesar US$ 4.000.
Kemudian, eks Danjen Kopassus menyebut, setiap bayi yang baru lahir telah memiliki utang. Utang itu sekitar US$ 600 atau setara dengan Rp 9 juta.
Lagi-lagi Sandi dan Prabowo lupa, bahwa sekarang adalah era keterbukaan informasi. Era dimana setiap warga mampu mengakses data yang dibutuhkan kapanpun dan dimanapun sesuai dengan keinginan serta kebutuhannya.
Hanya dengan cara yang amat sederhana saja telah mampu dibongkar kebodohan sumber data dari Sandi dan Prabowo tersebut.
Cukup dengan mengetik sejumlah kata kunci yang tepat di google, maka langsung terbongkarlah segala fitnah dan kebohongan yang mereka lakukan!
Besar dugaan, sumber data yang diambil serta dipergunakan oleh Sadi dan Prabowo berasal dari berita lawas medio 2017 ini, yang tentu saja sudah menjadi amat basi serta tak bisa dipakai lagi!
Dikutip dari www.cnnindonesia.com, dengan waktu rilis berita Senin, 17/04/2017 12:50 WIB, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengingatkan bahaya realisasi penerimaan negara yang lebih kecil dibandingkan kebutuhan duit belanja pemerintah dalam postur Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Ia mencatat, penerimaan negara tahun ini yang dipatok Rp1.750 triliun, lebih kecil ketimbang pagu belanja pemerintah Rp2.020 triliun. Kondisi tersebut menyebabkan negara harus berutang Rp270 triliun untuk menutupi defisit tersebut yang secara tidak langsung dibebankan kepada setiap warga negara Indonesia dari sejak lahir.
Sri Mulyani berhitung, dengan jumlah rasio utang Indonesia sebesar 27 persen dari Gross Domestic Product (GDP) sekitar Rp13 ribu triliun, maka setiap masyarakat di Indonesia memiliki utang sebesar US$997 per kepala atau sekitar Rp. 13 juta.
“Rasio utang kita memang cukup tinggi. Kalau dihitung itu dari hampir 260 juta penduduk, kira-kira utang kita US$997 per kepala,” kata Sri Mulyani saat memberi kuliah umum di Kampus Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN), Tangerang Selatan, dikutip dari detikFinance, Senin (17/4).
Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia berpendapat, tanggungan utang Rp13 juta yang harus dipikul setiap warga negara Indonesia tidak terlalu memberatkan. Sebab menurutnya populasi Indonesia merupakan golongan produktif dengan usia kurang dari 30 tahun.
Saat ini, kata Sri Mulyani, pemerintah terus berusaha untuk bisa menekan utang yang terlalu besar melalui peningkatan penerimaan pajak.
Jelas sudah, gembar-gembor Sandi dan Prabowo tentang anak RI menanggung hutang adalah sebuah kebohongan dan bersifat fitnah yang amat menyesatkan demi menjatuhkan kredibilitas Jokowi di mata rakyatnya.
Tapi bukannya merugikan Jokowi, fitnah dan kebohongan tersebut justru berbalik menguntungkan Jokowi!
Pertama, hal tersebut menjadi bukti betapa amat kerja keras dan penuh kesungguhannya Jokowi beserta seluruh menteri di bawah kepemimpinan beliau, hingga mampu merubah perekonomian Indonesia sebelumnya menjadi jauh lebih bagus.
Jika dilihat dari data yang benar, justru Jokowi yang berhasil menghilangkan ‘hutang anak RI’ tahun 2017 tersebut, dalam waktu yang amat singkat, yaitu hanya setahun! Great!
Kedua, hal tersebut juga sekaligus memperkuat imej di masyarakat, bahwa pasangan capres-cawapres Prabowo-Sandi adalah Raja Bohong, yang amat gemar memakai data palsu dan atau data keliru dan atau data basi, hanya demi menakut-nakuti rakyat!
Bersyukurnya, sejarah telah membersihkan nama Jokowi secara otomatis: Melalui rekam jejak hebat penuh prestasi, yang terus ditorehkan Jokowi untuk rakyatnya, hingga detik ini.
Sumber gambar: www.cnnindonesia.com, seword