Jakarta – Calon anggota DPR RI DR. ML. Denny Tewu SE MM dari Partai Solidaritas Indonesia (PSI) berpendapat bahwa dalam upaya mencapai target menghasilkan fraksi disetiap daerah pemilihan (dapil), mulai dari fraksi di kabupaten kota, Provinsi, hingga fraksi PSI di DPR RI agar dapat melanjutkan visi misi Joko Widodo untuk mewujudkan Indonesia emas dengan partai nasionalis seperti PSI yang bersih dari korupsi.
“Setiap kader partai sudah seharusnya menjalankan transparansi melalui laporan aktivitas yang dibuatnya pada setiap bulannya. Terkait keuangan juga penting dibuat laporan yang akuntabel untuk setiap pemasukan dan pengeluaran harus dapat dipertanggungjawabkan kepada rakyat,” ungkap Denny Tewu yang merupakan caleg DPR RI dapil Sulawesi utara (Sulut) dengan nomor urut 1 saat ditemui di Kampus UKI Salemba Jakarta tempatnya mengajar.
Bagi Denny akademisi yang juga seorang profesional dan pengusaha, untuk menjadi wakil rakyat haruslah bertanggungjawab sebagai petugas rakyat mengingat pemilih telah memberikan kepercayaan sehingga wajib menjamin kesejahteraan rakyat. PSI yang terkenal dengan slogan anti suap, anti intoleran, dengan semangat nasionalisme sejati serta menganut nilai independensi yaitu tetap tegak lurus kepada nilai-nilai dalam Pancasila dan konstitusi UUD’45 sehingga dapat merubah citra politik yang selama ini kusam dan kotor.
Denny yang pernah menjabat sebagai Ketua umum Partai Damai Sejahtera (PDS) periode 2010 – 2015, dan mantan Wakil Rektor 2 UKI berkomitmen untuk bersama PSI menjunjung tinggi keadilan dengan menjadikan hukum sebagai panglima agar dapat terwujud kedamaian dan kesejahteraan bagi setiap anak bangsa. “Kesejahteraan itu bisa dimulai dari kebutuhan gizi ibu dan anak agar terbebas dari stunting, bebas biaya kesehatan atau BPJS gratis, jaminan pemuda-pemudi Indonesia memperoleh pendidikan hingga ke jenjang pendidikan tinggi. Para lanjut usia juga harus mendapatkan santunan hari tua serta perhatian khusus agar tetap sejahtera, termasuk pemerataan pembangunan di seluruh wilayah NKRI,” tandas Denny menambahkan.
Denny yang mengidolakan kecepatan berfikir generasi z yang lahir di rentang waktu 1995 – 2010 melihat bahwa anak-anak muda di PSI sangat mumpuni dalam bersoasialisasi dengan gaya ninja. Denny mengibaratkan apabila kita menonton film-film ninja termasuk kura-kura ninja, para pendekar ninja tersebut selalu dapat memenangkan pertarungan dengan begitu cepat dan nyaris tidak terdengar. “Generasi z yang notabene adalah anak-anak muda saya analogikan seperti ninja yang jika bertempur di masyarakat seolah-olah hanya berupa bayangan yang dapat dirasakan namun tidak terlihat. Kepiawaian mereka dalam serangan udara yang memanfaatkan teknologi informasi digitalisasi sehingga sangat efisien dan effektif serta tidak terduga, sehingga seringkali lawan tidak dapat membaca gerakan mereka seperti berbagai issue yang dilontarkan sehingga selalu menjadi transetter dalam drama politik yang menarik diikuti ditengah bangsa. Demikian pula strategi bersosialisasi yang ibarat serangan darat mendatangi masyarakat door to door menyampaikan berbagai issue politik dengan gaya yang santun dan santuy.,” papar Denny.
Demikian pula strategi menghadapi medan Indonesia yang merupakan negara kepulauan, Denny menegaskan kader-kader PSI juga sangat siap dalam serangan laut dengan mengarungi daerah-daerah pesisir bersama para nelayan tangguh untuk menyampaikan keberadaan PSI. Jadi saya memiliki keyakinan walaupun waktu yang terbatas namun masyarakat sudah bisa cukup mengenal dan percaya keberadaan caleg PSI serta komitmen PSI untuk membangun bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI yang berdasarkan Pancasila dengan semangat Bhineka Tunggal Ika.