Arry menjelaskan, JIS sudah memenuhi kriteria sesuai rekomendasi teknis dan persyaratan stadion sepakbola standar FIFA, di antaranya:
1. Tahap pra-konstruksi atau tahap perencanaan termasuk penentuan lokasi stadion yang strategis dan mudah untuk dijangkau publik.
2. Unsur safety dan security seperti struktur bangunan, sistem pencegahan kebakaran dan sistem pengamanan, tersedianya control room, ruang medis pemain dan publik.
3. Orientasi dan parkir, JIS memiliki area parkir di dalam maupun luar stadion. Area parkir kendaraan maupun bus, serta area parkir khusus VIP/VVIP yang terpisah dari area publik.
4. Playing area meliputi ukuran lapangan, pemilihan jenis rumput alami/sintetis dan system drainasenya, penempatan bangku pemain, LED Perimeter/ advertising board, aksesibilitas lapangan dalam kondisi darurat, signage area, penanda akses, penanda jalur evakuasi yang tersebar di seluruh area stadion, serta penanda kondisi darurat;
5. Player dan match official seperti, ruang ganti pemain yang dilengkapi dengan toilet dan shower area. JIS memiliki 4 (empat) buah ruang ganti pemain yang memiliki jalur akses khusus keluar/masuk pemain, ruang pelatih, ruang massage, 2 (dua) buah ruang pemanasan indoor (warming up room), ruang control doping, ruang ball girl/ball boy;
6. JIS juga telah sesuai standar FIFA untuk pemenuhan fasilitas penonton mulai dari standar kenyamanan penonton yang sangat diperhatikan. JIS juga menyediakan fasilitas untuk disabilitas seperti jalur akses, area penonton, parkir, lift dan toilet khusus difabel. Selain itu, sistem tiketing dan akses elektronik tersedia di setiap gerbang untuk menunjang digitalisasi sistem ticketing;
7. Hospitality seperti fasilitas untuk tamu-tamu penting baik VIP maupun VVIP seperti corporate box, royal lounge, meeting room, dan akses lobby dan drop off khusus VIP/VVIP;
8. Fasilitas media seperti ruangan press conference, media room, mixed zone, tribun khusus media, infrastruktur broadcasting;
9. Lighting dan power supply seperti supply power khusus yang diperuntukkan untuk kebutuhan energi di JIS dan kawasan, standar lighting lapangan utama untuk mendukung kebutuhan broadcasting standar internasional 2.400 lux;
10. Communication dan additional area yang termasuk penyediaan jaringan telekomunikasi yang memadai.
Jakpro menyatakan, fasilitas parkir di JIS daya tampungnya terbatas agar penonton atau supporter yang berkunjung ke stadion lebih mengutamakan untuk menggunakan transportasi publik dibandingkan kendaraan pribadi.
Ini sesuai peraturan FIFA terkini yang menghendaki desain stadion modern perlu memperhatikan isu keberlanjutan lingkungan. Salah satunya stadion direkomendasikan agar terintegrasi dengan sarana transportasi publik.
Saat ini JIS terintegrasi dengan Bus Rapid Tansit (BRT) dan selanjutnya akan terintegrasi juga dengan Commuter Line dan LRT Jakarta. Untuk mendukung hal tersebut, JIS hanya menyiapkan 1,200 kantong parkir untuk bus dan kendaraan pribadi.
“Stadion di Eropa pun demikian, Santiago Barnabeu pasca direnovasi hanya menyisakan kurang lebih 500 kantong parkir bus dan kendraan pribadi. Bahkan stadion bersejarah di pusat Eropa yakni Wembley di London menyarankan seluruh penonton yang hadir mengoptimalkan alat transportasi umum yang tersedia,” jelasnya.
Dengan demikian, dari aspek perencanaan dan pembangunan, JIS sudah memenuhi dengan standar yang ditentukan FIFA namun sertifikasi pertandingan merupakan hal yang terpisah. Semisal apakah akan digunakan untuk menyelenggarakan piala Asia atau Piala Dunia, maka assessment atau sertifikasi dilakukan secara terpisah mengikuti standar dari masing-masing pertandingan.
Isu kelaikan stadion mencuat setelah PSSI membatalkan laga internasional antara Timnas Indonesia vs Curacao di JIS. Laga antara timnas Indonesia dan Curacao dalam FIFA matchday sedianya akan digelar di Gelora Bandung Lautan Api (GBLA) pada 24 September 2022, Jawa Barat, dan direncanakan di Jakarta International Stadium (JIS) pada 27 September 2022.
Namun, setelah melakukan uji kelayakan, PSSI menganggap JIS belum layak untuk menggelar FIFA matchday. Akan tetapi, untuk laga pertama (24 September 2022) dipastikan tetap dilangsungkan di GBLA.
Berdasarkan hasil inspeksi tim Infrastructure Safety and Security PSSI, Stadion JIS belum memenuhi kelayakan 100 persen infrastruktur seperti area drop off tim, sirkulasi aktivitas terkait pertandingan di perimeter menumpuk di barat utara.
Bahkan concourse timur belum dapat digunakan, perimeter tribune perlu pengkajian ulang, pagar perimeter di bawah concourse barat tidak kokoh dan sarana prasarana pendukung sepeperti kantung parkir, transportasi umum, dan jalan akses menuju stadion belum sesuai standar.
‘’Sehingga untuk menggelar sebuah pertandingan FIFA Match Day yang mengundang animo penonton sangat banyak maka perlu dilakukan simulasi terkait jumlah penonton mulai dari 25 persen – 50 persen – 75 persen – 100 persen dari perhitungan maximum safety capacity,’’ kata Sekjen PSSI Yunus Nusi.
Menurut Yunus, untuk ukuran JIS yang berdaya tampung 80 ribu kursi namun hanya bisa menampung parkir sekitar 800 unit kendaraan roda empat itu sangat riskan. Padahal, jika timnas main, animo masyarakat untuk ber duyun-duyun ke stadion sangat tinggi.
Selain itu masuk stadion hanya satu pintu sehingga dikhawatirkan jika bersamaan keluar akan memakan waktu yang lama.
”Di samping itu terkait dengan plafon yang rendah karena bus tidak bisa masuk, bisa jadi bus tim tamu dan tim tuan rumah berhentinya di area umum, tidak di area sebagaimana mestinya yang sudah diatur. Nah kalau kita paksakan pasti akan menjadi catalan FIFA,’’ imbuh Yunus.
Kendala lain adalah biaya sewa stadion yang tinggi. Tim sekelas Persija Jakarta pun lebih memilih stadion di Bekasi. Tentu juga selain karena infrastruktur yang belum memadai.
Saat ini PSSI masih dalam taraf pembicaraan dengan beberapa stadion untuk pertandingan kedua (27/9) di antaranya Stadion Pakansari, Bogor, dan Stadion Patriot, Bekasi.