ESENSINEWS.com – Sejauh ini tingkat kepuasan publik terhadap kinerja Jojowi tersisa 58 persen dalam sebuah survei yang dilakukan lembaga Indikator, ini berarti kepemimpinan Jokowo mulai tak disukai.
Akibat kinerja amburadul dan memble, maka muncul pertanyaan publik apakah Jokowi mampu melanjutkan pemerintahnnya?
Menurut Ekonom tersohor Rizal Ramli ada banyak yang bertanya, apakah jika Jokowi berhenti, mundur atau diundurkan, Indonesia akan lebih baik?
Mantan Menko Ekuin ini berpendapat bukannya akan makin hancur malahan makin susah? Justru sebaliknya, Indonesia akan lebih baik, lebih damai (krn tidak ada lagi islam-phobia berbayar), ekonomi rakyat akan lebih baik.
“Indonesia akan lebih baik, damai & makmur pasca-Jokowi, krn 1) Islam-Phobia berbayar akan dihapuskan, 2) Penegakkan hukum anti-KKN akan lebih tegas, 3) Harga kebutuhan pokok akan diturunkan spt minyak goreng, listrik, LPG agar di kantong rakyat ada uang, 4) Pemilu Jujur Adil,” kata Rizal.
Selanjutnya Rizal menerawang ekonomi rakyat pasti akan lebih baik pasca-Jokowi, alasannnya, Kredit UKM ditingkatkan dari 18% kredit nasional jadi 30%, sehingga lapangan kerja akan naik, 2) Cicilan Utang akan dikurangi dari Rp770 trilliun menjadi setengahnya. Penghematan cicilan untuk Internet gratis dan lain sebagainya.
Pasca-Jokowi jelas Rizal, wibawa dan pengaruh internasional Indonesia akan meningkat. Pemimpin pasca-Jkw ngerti geopolitik, diplomasi international dan teguh dalam prinsip bebas-aktif dan berjuang untuk perdamaian dunia.
“Indonesia pasca-Jokowi akan sangat berpengaruh dan dihormati di ASEAN 10, diperhitungkan di Asia, dan jadi salah satu pemimpin penting Gerakan Non-Blok dengan memperjuangkan aspirasi perlunya tatanan dunia baru yaang lebih adil dan manusiawi,”jelas peraih doktor dari Boston University ini.