Melawan Lupa : Aksi Mahasiswa 1966 Sebut Menlu Soebandrio Anjing Peking

ESENSINEWS.com - Minggu/03/04/2022
Melawan Lupa : Aksi Mahasiswa 1966 Sebut Menlu Soebandrio Anjing Peking
 - (ESENSINEWS.com)
Presiden Soekarno kemudian merencanakan serangkaian pertemuan tiga hari untuk memulihkan kekuasaannya. Yang pertama, pada tanggal 10 Maret, melibatkan para pimpinan partai politik. Ia berhasil membujuk mereka untuk menandatangani deklarasi peringatan terhadap perlawananan atas otoritas presiden oleh demonstrasi mahasiswa.

Tahap kedua adalah rapat kabinet yang direncanakan untuk tanggal 11 Maret. Namun, saat pertemuan ini sedang berlangsung, sebuah kabar didengar Soekarno bahwa pasukan tak dikenal sedang mengepung istana. Soekarno segera meninggalkan istana dengan tergesa-gesa menuju Bogor, di mana malam itu, ia menandatangani dokumen Supersemar sebagai serah terima wewenang untuk memulihkan ketertiban kepada Mayor Jenderal Soeharto.

Lalu Soeharto bertindak cepat. Keesokan harinya, tanggal 12 Maret ia segera membubarkan PKI. Pada hari yang sama, terlihat “unjuk kekuatan” oleh TNI Angkatan Darat di jalan-jalan Jakarta, yang disaksikan oleh rakyat yang bersorak gembira.

Pada tanggal 18 Maret Soebandrio dan 14 menteri lainnya ditangkap. Malam itu, radio mengumumkan bahwa para menteri tersebut berada di tahanan perlindungan.

Pada 24 April 1966, Soeharto berpidato tentang “tiga penyimpangan” yang harus dikoreksi oleh para pemuda bekerja sama dengan Angkatan Bersenjata:

  • Radikalisme ekstrim kiri PKI yang memaksakan ideologi komunisme pada rakyat Indonesia;
  • Oportunisme politik yang dipimpin dan dieksploitasi oleh “dalang” dari Badan Pusat Intelijen Indonesia (BPI), yang pada saat itu dipimpin oleh Soebandrio.
  • Avonturisme ekonomi yang mengakibatkan kekacauan ekonomi.
Stigma negatif bahwa Orang Tjina (Cina/Tionghoa) kaya dan serakah adalah umum di saat itu, adanya histeria anti-komunisme setelah peristiwa G30S dan hubungan orang Tionghoa-Indonesia dengan Republik Rakyat Tiongkok memperparah keadaan dengan menyebabkan adanya pandangan bahwa Orang Tjina juga termasuk kolom kelima (simpatisan rahasia) komunis.

Hubungan diplomatik Indonesia dengan Tiongkok diputus, dan Kedutaan Besar Tiongkok di Jakarta dibakar oleh massa.

Sumber : Zamane.id

Warning: Undefined variable $post in /home/esensinews.com/public_html/wp-content/themes/kompasX/functions.php on line 101

Warning: Attempt to read property "ID" on null in /home/esensinews.com/public_html/wp-content/themes/kompasX/functions.php on line 101

Tinggalkan Komentar

Kolom

Mungkin Anda melewatkan ini

Astaga! Tersangka Kasus Pesta Kolam Renang di Medan Ternyata Ketua Relawan Bobby Nasution

Astaga! Tersangka Kasus Pesta Kolam Renang di Medan Ternyata Ketua Relawan Bobby Nasution

Nova Andika Pertanyakan Tak Dimasukannya TAP MPRS No XXV Tahun 1966 dan Larangan Organisasi PKI dalam RUU HIP

Nova Andika Pertanyakan Tak Dimasukannya TAP MPRS No XXV Tahun 1966 dan Larangan Organisasi PKI dalam RUU HIP

Ruhut Sitompul Nilai Partai Demokrat Bermain Politik Setengah Hati

Ruhut Sitompul Nilai Partai Demokrat Bermain Politik Setengah Hati

Tingkatkan Kualitas, Kejagung RI Beri Pelatihan terhadap Puluhan Jaksa

Tingkatkan Kualitas, Kejagung RI Beri Pelatihan terhadap Puluhan Jaksa

Siap-siap Penyebar Hoaks Luhut Pandjaitan Berurusan dengan Hukum

Siap-siap Penyebar Hoaks Luhut Pandjaitan Berurusan dengan Hukum

Tag

Baca Informasi Berita Aktual Dari Sumber terpercaya