Kunci Sukses Kepemimpinan Menurut Rizal Ramli

ESENSINEWS.com - Sabtu/05/02/2022
Kunci Sukses Kepemimpinan Menurut Rizal Ramli
 - (ESENSINEWS.com)

Seni memimpin ala Rizal Ramli ialah menyatukan antara heart, head dan hand. Ceritanya memimpin kementerian, meskipun dalam rentang waktu yang singkat, membuktikan bahwa ia great leader. Ini terlihat dari legacy yang berhasil dicapainya.

Meskipun Rizal Ramli disebutkan sebagai salah satu tokoh yang paling banyak dinivatakabln selain Jokowi, Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo, tetapi tidak banyak yang mengupas bagaimana gaya memimpin ala Rizal Ramli. Mayoritas orang menyorot sosoknya karena dikenal kritik-kritiknya yang kontroversial. Tetapi, bila kita mengamati bagaimana saat ia memiliki peran dalam Pemerintahan, kita akan tahu bagaimana gaya memimpin ala Rizal Ramli.

Menurut hemat saya, bila kita melihat sepak terjangnya, ada banyak pelajaran penting yang bisa kita petik dari seorang Rizal Ramli. Setidaknya, yang paling menonjol dari seorang Rizal Ramli adalah keberaniannya mengungkapkan pendapatnya. Tetapi, lebih dari itu, bila kita amati, Rizal Ramli adalah sosok yang memiliki kapabilitas sebagai pemimpin terpercaya (the credible leader) atau berintegritas.

Menurut hemat saya, ciri orang yang memiliki integritas ialah kesebangunan antara hati (heart), pikiran (head) dan tindakan (hand). Apa yang ada di dalam nuraninya diolah menjadi suatu ide yang cemerlang dan dieksekusi dengan bagus. Ini yang menonjol dari gaya memimpin ala Rizal Ramli. Jika melihat sepak terjang Rizal Ramli selama ini, ia memiliki hati nurani keberpihakan yang jelas (pro-rakyat), dituangkan dalam ide program yang breakthrough demi kepentingan nasional (pikiran), dan dieksekusi untuk mendapatkan hasil yang terbaik bagi rakyat (tindakan). Dengan demikian, ia punya paket komplet.

Tak banyak, pemimpin nasional yang memiliki integritas. Mayoritas, mereka mempunyai ide dan eksekusi di lapangan yang bagus, tetapi minim nurani (hati). Ada pula yang bagus dari sisi aksi di lapangan, tetapi nihil nurani dan ide yang breakthrough. Dan, ada juga pemimpin yang nurani keberpihakannya jelas, tetapi tidak tahu bagaimana cara merumuskan kebijakan dan pelaksanaannya yang bagus.

Lalu, pertanyaannya, bagaimana memimpin ala Rizal Ramli dengan hati nurani, pikiran dan tindakan tersebut?

#1 Lead by Heart

Memimpin ala Rizal Ramli dengan hati berarti dituntun oleh nurani. Nurani ini sama berarti dengan the causes atau belief-driven. Artinya, suatu keyakinan yang mendorong atau menentukan tindakan. Beberapa pakar mengaitkan ini dengan sesuatu yang emosional karena faktor ‘connected’. Contoh sederhananya, muncul tren di masyarakat kontemporer Barat yang lebih menyukai produk yang model bisnisnya punya sikap (take a stand) terhadap isu tertentu, seperti pro-sustainability. Kecenderungan memilih produk ini telah melampaui sesuatu yang rasional, seperti faktor harga, fitur dan layanan.

Atau, bila mengutip konsep dari bukunya Simon Sinek Start with Why (2011), hati ini masuk dalam kategori ‘Why’, bukan ‘What’Why ini berasosiasi dengan ‘why we do‘, sedangkan what adalah ‘what we do‘. Contohnya, mengapa orang suka membeli produk Apple, karena secara komunikasi, dulu Steve Jobs selalu menjelaskan mengapa produk ini dibuat: “Everything we do, we believe in challenging the status quo. We believe in thinking differently.” Dengan demikian, orang rela membeli produk Apple yang relatif mahal karena alasan (why) Steve Jobs dkk., yang kuat ditonjolkan, sehingga mengena di hati. Dan, komunikasi ini menjadi identitas yang kuat, sehingga ini merupakan bagian dari corporate identity.

Apabila melihat cara memimpin ala Rizal Ramli, kita akan menemukan bagaimana ia juga sangat kuat dalam menonjolkan aspek hati atau why kepada publik. Terlebih, ia punya track record bagus yang membuat orang percaya. Terdapat satu ciri penting dari hati Rizal Ramli yaitu keberpihakan. Aspek nurani ini terlihat dari keberpihakannya terhadap rakyat. Track record-nya sebagai pejabat telah membuktikan bahwa ia pro rakyat. Lalu, berbagai kritik ataupun solusi yang ditawarkan juga kerap memberikan untuk kepentingan rakyat.

Memimpin ala Rizal Ramli
Rizal Ramli Saat Menjabat Sebagai Menko Maritim & Sumber Daya. Sumber foto di sini.

Sebagai ilustrasi, kita bisa mengambil sampel beberapa tokoh ternama. Jokowi, misalnya, pada saat mencalonkan presiden tahun 2014 dinilai memiliki paket komplet: nurani pro rakyat, ide program yang bagus dan punya perhatian besar terhadap eksekusi di lapangan. Tetapi, setelah enam tahun menjadi orang nomor 1 di Indonesia, program-program yang dijalankan kurang sesuai dengan harapan sebagian besar rakyat dan eksekusi di lapangan yang kontradiktif. Akhirnya, tak sedikit orang yang merasa bahwa Jokowi tidak sukses menjadi leader di tanah air.

#2 Lead by Head

Rizal Ramli pernah ditegur oleh Gus Dur karena dinilainya terlalu rasional. “Kita bagi-bagi pekerjaan aja Gus. Saya yang rasional, Gus Dur yang beyond rational,” ujar Rizal tertawa. Tak heran Gus Dur berkata demikian, karena Rizal Ramli memiliki kapabilitas analisa, comparative analytics dan creative thinking atau problem solving yang bagus. Oleh karena itu, saya menyebutnya sebagai seni memimpin ala Rizal Ramli dengan pikiran. Lead by head.

Pikiran ini diasosiasikan dengan rasio. Mengutip buku Start with Why (2011) Simon Sinek, rasio ini berkaitan dengan ‘what’. Ia membutuhkan kemampuan analisa, identifikasi hingga strategi. Agar pemimpin itu dipercaya, kapabilitas menjadi aspek penting. Sejauhmana kapabilitas itu diperlukan? Menurut pakar sales leadership David H. Maister bahwa untuk membangun kepercayaan, kapabilitas adalah aspek kunci.

Pada bagian ini, saya melihat ada tiga komponen penting dalam praktek lead by head ala Rizal Ramli yaitu visionideas dan competentVision adalah tujuan akhir yang ingin dicapai (end-destination). Seorang pemimpin, wajib memiliki visi yang jelas (clear vision) sehingga mampu meyakinkan dan menunjukkan ke arah yang akan dicapai. Visi ini ditopang oleh ide. Secara sederhana, ide adalah creative thinking yang dirancang sebagai metode untuk mencari jalan mencapai visi. Visi dan ide ini semakin feasible untuk dieksekusi apabila seorang pemimpin memiliki kompetensi. Kompetensi di sini diartikan sebagai kemampuan memiliki wawasan, keterampilan dan pengetahuan best practices sehingga semuanya memungkinkan dieksekusi.

Bagaimana praktek seni memimpin ala Rizal Ramli dengan pikiran ini yang dilakukan olehnya?

Sebagaimana sering kita saksikan pernyataan Rizal Ramli dalam berbagai kesempatan, bahwa menurutnya salah satu kriteria pemimpin bagus adalah memiliki visi yang jelas. Visi ini mencerminkan sebagai impian yang diangankan di masa depan untuk dicapai. Seringkali, visi bisa bermula dari akhir (begin with the ends). Contoh visi dari Rizal Ramli adalah menjaga kedaulatan pangan di tanah air. Visi ini diwujudkan melalui transformasi di Bulog. Rizal Ramli berhasi memperbaiki kinerja Bulog, menjaga stabilitas harga gabah dan tidak impor pangan. Contoh visi lainnya adalah meningkatkan pertumbuhan ekonomi pasca-krisis. Caranya ialah mendorong 10 program untuk mendongkrak pertumbuhan. Hasilnya, ekonomi minus -3% tumbuh menjadi 4,9%.

Lalu, dalam seni memimpin ala Rizal Ramli, visi saja tidak cukup, seorang pemimpin harus memiliki ide. Dalam konteks ide, ia kerap menyebutkan bahwa seorang pemimpin sebaiknya punya pemikiran yang breakthrough atau out of the box thinking. Mengapa? Menurutnya, dengan banyaknya persoalan yang dihadapi bangsa ini, seorang leader dituntut untuk memiliki cara berpikir yang kreatif.

Ide ini akan terlihat dalam bentuk policy (kebijakan) yang dibuat. Bila kebijakan terlihat out of the box, maka pasti berasal dari ide yang kreatif. Menurut Rizal, kreativitas ini ia dapatkan dari ilmu matematika. Menurutnya, matematika itu bisa memberikan alternatif pemecahan terhadap persoalan.

Terakhir, praktek memimpin ala Rizal Ramli dengan pikiran yang dilakukan adalah memiliki kompetensi. Saat dipercaya untuk menjadi Menko Kemaritiman dan Sumber Daya (2015-2016), Rizal berusaha menerjemahkan visi pembangunan infrastruktur di berbagai daerah, khususnya luar Jawa agar terjadi pemerataan dengan ide kreatif dan kompetensi yang dimilikinya.

Tatkala APBN terbatas untuk infrastruktur, ia mendorong agar BUMN berfungsi sebagai agent of development. Agar bisa mendapatkan pendanaan, perlu dilakukan revaluasi aset BUMN sehingga bisa mendapatkan kepercayaan dari lembaga keuangan. Cara ini relatif ampuh. Terbukti, ketika dilakukan revaluasi aset terhadap 18 BUMN, mereka bisa meningkatkan aset sekitar Rp800 triliun dan negara memperoleh pajak revaluasi aset senilai Rp32 triliun. Aset yang bertambah ini dapat menambah kepercayaan lembaga keuangan untuk mendanai pembangunan infrastruktur. Dengan demikian, Pemerintah tidak sepenuhnya harus turun tangan untuk berhutang kepada lembaga donor.

#3 Lead by Hand

Ciri penting yang menonjol dari gaya memimpin ala Rizal Ramli adalah action-oriented. Jika kita perhatikan, salah satu gaya memimpin Rizal Ramli dalam menyelesaikan masalah itu penuh perhitungan yang matang, tetapi dieksekusi dengan cepat. Ia tidak suka bertele-tele dan cepat bertindak untuk menyelesaikan masalah. Untuk itu, tak heran apabila dalam periode kepemimpinannya di posisi menteri yang relatif pendek, Rizal selalu meninggalkan legacy yang bagus. Mengapa? Ciri penting pemimpin yang action-oriented adalah berorientasi pada hasil (result-oriented). Dengan demikian, saya pun menyebutnya sebagai memimpin dengan aksi. Lead by hand.

Great process, great result.

Dalam praktek memimpin ala Rizal Ramli dengan tindakan, ia mempunyai 6 ciri yang terlihat menonjol yaitu gaya kepemimpinan (leadership style), pemilihan personalia yang tepat (personnel), perilaku bagus dan profesional (character), berorientasi pada hasil (result-oriented), banyak akal (resourcesful), bertindak cepat (fast action), dan terbuka (open). Keenam ciri ini menjadi kombinasi yang bagus sehingga menghasilkan contoh kepemimpinan yang excellent.

Memimpin ala Rizal Ramli
Rizal Ramli Dikenal Pemimpin yang Result-Oriented. Sumber foto di sini.

Dalam beraksi, leadership style menjadi penting. Bagaimana mengelola anak buah dan memimpin mereka agar bisa mencapai tujuan yang baik. Di dalam leadership style, Rizal Ramli dinilai punya dua jurus penting dalam mengelola anak buahnya yaitu Rajawali Kepret dan Rajawali Bangkit. Rajawali Kepret adalah metode shock therapy yang dimaksudkan untuk men-challenge status quo. Dengan cara ini, diharapkan dapat menerima ide-ide baru. Lalu, Rajawali Bangkit dirancang sebagai jurus problem solving. Dengan demikian, ia tidak hanya mengkritik, melainkan juga menawarkan solusi agar bisa dieksekusi.

Leadership style ini menjadi kuat tatkala punya keberanian. Saat mengepret, Rizal tak sungkan untuk mengepret siapapun. Dalam kasus listrik 35.000 MW, Rizal berani mengepret stakeholder di industri ini, termasuk Jusuf Kalla yang saat itu menjabat sebagai Wapres. Saat reklamasi laut Jakarta, Rizal Ramli tak segan mengepret para pengembang besar dan Gubernur DKI yang saat itu dijabat oleh Ahok. Sang gubernur yang dikenal keras, Rizal tak gentar untuk menghadapinya. Bahkan, saat kasus reklamasi diputuskan untuk ditutup, ia berhadapan dengan Ahok dan pendukungnya. Ahok yang menentang keputusannya pun ditanggapi Rizal untuk berhadapan langsung dengan dirinya secara jantan. “Gitu aja kok cengeng,” ujar Rizal saat itu.

Dalam eksekusi, Rizal Ramli selalu mengatakan bahwa pemilihan personalia itu penting. Merekalah yang akan membantu leader untuk mengeksekusi setiap ide sehingga terealisasi sesuai visi. Rizal kerap mengatakan bahwa dalam pemilihan menteri, secara general ia dapat mengukur hasil yang akan diperoleh atau sarat kepentingan. Misalnya, ia kerap menyindir menteri yang menangani ekonomi dinilai ‘kelas 5%’ atau ‘Menkeu Terbalik’, bukan menkeu terbaik.

Dalam teori manajemen, personalia merupakan aset penting. Karena itu, ia kerap disebut sebagai human capital. Umumnya, modalnya adalah kompetensi, track record, perilaku bagus (character), dan dalam konteks pejabat Pemerintah minim kepentingan diluar pengabdian. Saat ini, Rizal Ramli kerap melontarkan kritik personalia yang dipilih oleh Presiden Jokowi kerap memiliki konflik kepentingan. Ia menyebutnya peng-peng (penguasa yang merangkap pengusaha).

Apabila menerima amanat kepemimpinan, Rizal sendiri berusaha untuk profesional dan tidak rangkap jabatan. Pada tahap itu, ia menilai tengah mengedepankan etika publik, sehingga diharapkan apa yang dilakukannya nanti semata-mata demi kepentingan rakyat. Ini apa yang dimaksud dengan character dalam menjalankan amanat di tahap eksekusi.

Result-oriented adalah faktor penting dalam kerangka tindakan. Semua apa yang dilakukannya harus memberikan hasil terbaik. Untuk itu, tak heran apabila di masa jabatannya yang seringkali singkat, Rizal Ramli selalu menorehkan hasil kerja yang baik. Umpamanya, ketika menjabat Menko Kemaritiman dan Sumber Daya, ia dapat mendorong penghentian reklamasi Teluk Jakarta yang bermasalah, pelaksanaan divestasi Freeport, 10 ‘Bali Baru’, revaluasi aset BUMN, penghentian proyek pembangunan jalur pipa dan storage BBM, serta lainnya.

Berorientasi pada hasil ini akan menjadi sebuah legacy dalam masa kepemimpinan. Bagi seorang pemimpin, menciptakan legacy adalah hal penting. Saat menerima jabatan di masa kepresidenan KH Abdurrahman Wahid, Rizal dapat membenahi Bulog, IPTN, PLN, Garuda Indonesia, cross-ownership Telkom-Indosat, serta lainnya. Dengan demikian, dalam gaya kepemimpinannya, membawa hasil atau dampak yang bermanfaat bagi negara ataupun masyarakat.

Untuk menciptakan hasil terbaik, seringkali di tahap eksekusi, kita dituntut untuk resourcesful. Artinya, setiap kendala yang dihadapi, kita bisa menyelesaikannya dengan sumber daya yang ada atau kolaborasi dengan pihak lain. Secara sederhana, resourcesful diartikan sebagai banyak akal. Dalam hal ini, banyak akal diasosiasikan sebagai upaya maksimal dan pintar memanfaatkan resources untuk menyukseskan eksekusi. Resources di sini dapat berupa tangible (uang, infrastruktur, peralatan) ataupun intangible (networkexpertisepersonal brand, dll.). Contohnya, penyelematan BII dari rush yang bisa melumpuhkan bank tersebut melalui taktik public relations jitu.

Karakteristik lain Rizal Ramli dalam eksekusi adalah bertindak cepat (fast action). Di samping kemampuan analitik yang bagus, keistimewaan Rizal Ramli adalah juga memiliki kecepatan eksekusi yang excellent. Ini terlihat dari kempimpinan yang rata-rata singkat, tetapi hasilnya luar biasa. Dalam kasus nyata yang dilakukan saat menjabat Menko Perekonomian, Rizal Ramli memiliki tim ahli yang setiap Jumat dapat menampung ketidakefektifan eksekusi di lapangan, lalu akan diputuskan pada hari Senin saat meeting bersama seluruh kementerian. Dengan demikian, dalam waktu dua hari, tim harus bisa memecahkan masalah agar cepat diputuskan.

Terakhir, gaya eksekusi yang dilakukan oleh Rizal Ramli adalah terbuka (open). Pertimbangannya agar diketahui oleh publik, bagaimana kebijakan dirancang dan direncanakan. Tidak semua dibuka, tetapi sebagian besar yang dikerjakan dibuka. Bahkan, tak hanya program sendiri, program menteri lain yang dinilai tidak pro-rakyat akan dibuka. Jurus gaya Rajawali Ngepret merupakan salah satu cara untuk membuka isi pembicaraan yang ada di rapat kabinet. Dengan cara ini, rakyat pun menjadi tahu apa yang sedang dikerjakan.

Tak hanya itu, sebagai bagian dari sikap terbukanya, ia berani mengkritik kolega sendiri, menantang debat di depan umum, dan hadir di forum-forum diskusi publik untuk menerima kritikan. Dengan cara ini, Rizal Ramli bisa menyosialisasikan kebijakan publik yang sedang dikerjakannya serta menerima masukan dari publik.

Melihat cerita dari seni memimpin ala Rizal Ramli di atas, dapat saya simpulkan bahwa kesuksesan seorang pemimpin adalah mampu menyinergikan antara hati, pikiran dan tindakan. Semua terintegrasi dan dan tidak decoupling. Adanya pencitraan pemimpin biasanya dikarenakan kelemahan dalam menyatukan tiga hal ini: hearthead dan hand.


Warning: Undefined variable $post in /home/esensinews.com/public_html/wp-content/themes/kompasX/functions.php on line 101

Warning: Attempt to read property "ID" on null in /home/esensinews.com/public_html/wp-content/themes/kompasX/functions.php on line 101

Tinggalkan Komentar

Kolom

Mungkin Anda melewatkan ini

Begini Perjuangan Zhou Qunfei Jadi Wanita Terkaya di China Berharta Rp 60 T

Begini Perjuangan Zhou Qunfei Jadi Wanita Terkaya di China Berharta Rp 60 T

Hakim yang Vonis Meiliana Terjaring OTT KPK

Hakim yang Vonis Meiliana Terjaring OTT KPK

Cruz Explains Why He Agreed to Argue Pa. Election Case if Supreme Court Takes it up

Cruz Explains Why He Agreed to Argue Pa. Election Case if Supreme Court Takes it up

Menhub Copot Direktur Teknik dan Pegawai Teknisi Lion Air

Menhub Copot Direktur Teknik dan Pegawai Teknisi Lion Air

Rekapitulasi KPU Rampung, Jokowi-Maruf Unggul di 21 Provinsi

Rekapitulasi KPU Rampung, Jokowi-Maruf Unggul di 21 Provinsi

Tag

Baca Informasi Berita Aktual Dari Sumber terpercaya