ESENSINEWS.com – Mantan Ketua Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI), Andang Bachtiar memberikan kritik tajam soal rencana pembanhunan ibu kota negara (IKN) Nusantara.
Andang menyoroti para ahli yang dilibatkan sebelum UU IKN ini disahkan.
Menurut dia, ada empat pakar tata ruang yang terlibat pembahasan RUU IKN, tetapi tak ada yang membicarakan geologi.
Tidak ada satu pun pakar geologi, geoteknik, hidrogeologi, geofisik, geologi lingkungan, geologi bawah permukaan, dan geologi kebencanaan yang diundang,” kata Andang dalam Webinar Menyongsong IKN Nusantara dari Perspektif Kebumian, Minggu (30/1).
Andang mengatakan, hal ini berarti pemindahan ibu kota baru ke Kalimantan Timur masih memiliki banyak pekerjaan rumah yang perlu diselesaikan.
Dia menyebut, dari sisi sains, ilmu pengetahuan, dan keteknikan, harus segera diselesaikan pada tahap awal pembangunan IKN ini.
Dia pun meminta agar pemerintah tidak terlalu terburu-buru dalam pembangunan IKN.
Andang menilai, pembangunan IKN belum tepat untuk dilakukan saat ini.
Dengan sejumlah data yang ada, dia meminta pemerintah untuk mempertimbangkan waktu pemindahan IKN.
Sementara itu, Ketua Umum Ikatan Ahli Geologi Indonesia, Muhammad Burhannudinnur mendesak pemerintah segera membentuk data center kebumian di ibu kota negara (IKN) Nusantara.
Pasalnya, data itu bisa menjadi acuan untuk digunakan sebagai evaluasi.
Alhasil, kondisi kebumian di lokasi IKN bisa terus dipantau, mulai dari sebelum IKN dibangun, saat dibangun, dan setelah dibangun.
Sumber : Genpi co