Oleh : Jerry Massie
(Direktur Political and Public Policy Studies)
Ada-ada saja narasi pimpinan parpol saat koalisi Jokowi bertemu di istana. Sejumlah petinggi parpol pun menyanjung setinggi langit keberhasilan Jokowi dalam menangani Covid-19.
Salah satunya lawan politik Jokowi pada pilpres 2019 lalu yakni Menhan Prabowo Subianto.
“Jadi kepemimpinan Pak Jokowi efektif pak. Saya Mengakui itu dan saya hormat sama bapak,” kata Prabowo Soebianto dalam rekaman yang baru diunggah akun YouTube Sekretariat Presiden, Sabtu lalu.
Saat mendapat kesempatan berbicara, Prabowo Soebianto menyebut penanganan Covid di bawah Presiden Joko Widodo cukup efektif.
“Kita optimistis, bahayanya adalah bahaya dunia, bahaya seluruh manusia. Tapi kita mampu menghadapi dan memang harus menghadapi,” ujarnya seperti dikutip dari Kompas.TV.
Menurut Prabowo, saat ini Indonesia sudah berada di jalan yang benar dalam penanganan Covid-19.
Prabowo menyatakan keputusan-keputusan yang dibuat Joko Widodo sudah tepat.
Pujian Prabowo menurut saya agak naif dan di luar ekspektasi publik. Saya bingung paling ada apa-apanya hingga Jokowi dipuji habis-habisan. Tapi fakta di lapangan justru berbeda. Bahkan mural “Tuhan Aku Lapar” sempat muncul di publik sebelum di hapus.
Menurut saya Ini hanya narasi basa-basi Prabowo barangkali dapat dukungan 2024 atau ada lolitical interest (kepentingan politik) yang terselubung.
Belum lama Prabowo diserang netizen lantaran mantan Danjen Kopassus ini sempat memuji pemerintahan Cina.
Sulit mempercayai sanjungan Prabowo. Publiklah yang menilai apa narasinya tulus, mulus, fulus atau bulus.
Memang selama ini Prabowo hanya diam padahal dirinya adalh orang yang blak-blakan mengkritik kebijakan pemerintahan Jokowi pada periode pertama
Pujian Prabowo berbeda atau bertolak belakang dengan realita sesungguhnya di lapangan yang mana pada 27 Juli 2011 Indonesia sempat rangking 1 di dunia paling banyak terpapar Covid-19 yakni dibatas 50 ribu orang.
Selanjutjya, peringkat ke-1 di Dunia 24 Agustus 2021 dengan 19.106 Positif.
Bahkan akhir Indonesia rangking 1 di dunia jumlah kematian terbanyak di dunia prosentasenya 1.579 kematian pada pertengahan Agustus.
Faktor lain anggaran Covid-19 menurut BPK pada Desemver 2020 mencapai Rp1.035, 25 triliun tapi hasilnya justru tak memuaskan.
Indonesia negara terlama di dunia Covid-19 di mulai dari bulan Maret 2020 dan kini lamanya sudah 1.6 tahun.
Jangan-jangan bahasa Prabowo agar Jokowi menyetui anggaran Alutista yang dianggarkan Kemenhan dalam hal ini Prabowo yang mencapai Rp 1.760 triliun.
Bagi saya tak perlu banyak menyanjung. Dalam survei pun banyak yang berpendapat Jokowi gagal menangani Covid-19.
Sebenarnya bahasa team work kerja sama tim dan bergandengan tangan dalam mengatasi pandemi corona bukan pujian sesaat.
Pemimpin cerdas pasti dia akan paham mana pujian dan mana yang mendiskreditkan.
Sejumlah program dari PSBB darurat, mandiri, new normal, PPKM level 1-4 semua tak maksimal. Singapura sudah mencapai 80 persen vaksin.
Sementara Indonesia baru menggunakan vaksin sekitar 24,49 persen dari total populasi Indonesia. Dan telah menyuntikan lebih dari 67 juta dosis vaksin Covid-19, tepatnya 67.761.337 dosis.
Jadi bahasa Prabowo lebih tetap fokus dan komitmen bekerja menangani Covid-19, mencari solusi yang brilian, bagaimana keluar dari Pandemi jadi bahasa mengingatkan tak jangan puas dulu.