Itu berarti semua pembatasan kontak sosial di sana tidak akan lagi berlaku. Begitu pula memakai masker di sejumlah tempat umum tidak lagi diwajibkan, termasuk kelab malam boleh dibuka kembali. Pembatasan jumlah orang yang berkumpul juga dicabut.
Sebelum Inggris, beberapa negara lain di penjuru dunia sudah melonggarkan pembatasan kegiatan masyarakat selama pandemi Covid-19 tahun ini – dengan hasil yang beragam.
Apa yang terjadi di negara-negara yang sudah melonggarkan pembatasan?
Negara ini mulai mencabut pembatasan pada Februari lalu saat sudah memvaksinasi banyak rakyatnya.
Mulai pertengahan Juni – saat lebih dari separuh populasi sudah menerima dua kali dosis vaksin – warga Israel tidak lagi memakai masker dan kehidupan di sana kembali ke era sebelum pandemi.
Semua toko, restoran, hotel, dan bioskop kembali buka.
Sejak itu, akibat munculnya varian Delta yang lebih menular, kasus harian yang terkonfirmasi terus meningkat, mencapai rekor tertinggi dalam empat bulan terakhir sebanyak 754 pada Selasa (13/07).
Para pejabat mengungkapkan kasus-kasus yang serius, termasuk jumlah penderita yang dirawat di rumah sakit, masih relatif rendah.
Namun, peningkatan kasus itu membuat pemerintah di bawah perdana menteri baru Naftali Bennett untuk memikirkan antisipasi selanjutnya.
Melalui langkah yang disebut sebagai “penanggulangan lunak,” warga Israel diminta untuk belajar hidup dengan Covid.
Sejumlah pembatasan pun kembali diberlakukan, termasuk wajib memakai masker di dalam ruangan tempat umum dan karantina bagi mereka yang baru tiba di Israel.
Bersamaan dengan peningkatan vaksinasi dan penurunan kasus baru, Belanda melonggarkan pembatasan akhir Juni lalu. Masker tidak perlu lagi dipakai di hampir semua tempat dan kaum muda diimbau kembali keluar lagi.
Sejak itu, jumlah kasusnya naik lagi, mencapai level tertinggi sejak Desember – walau pelonggaran itu belum sampai mencatat peningkatan jumlah penderita yang masuk rumah sakit.
Setelah makin gencarnya kritik dari para pejabat kesehatan, Perdana Menteri Mark Rutte terpaksa menerapkan kembali pembatasan pada Jumat (16/07) di banyak sektor, padahal baru dua pekan dicabut.
Semua restoran dan bar harus tutup mulai tengah malam dan kelab malam tidak boleh dibuka. Pembatasan kembali itu disertai pernyataan maaf PM Rutte karena terlalu awal melonggarkan pembatasan.
“Apa yang kami kira telah dimungkinkan ternyata tidak demikian,” ujarnya.
Laman pemerintah Belanda menyatakan bahwa pembatasan itu berlaku hingga setidaknya 13 Agustus 2021.
Sempat dianggap contoh sukses dalam menangani Covid-19, Korsel termasuk satu dari sedikit negara di Asia Timur yang dikira sudah di luar zona pandemi.
Pada Juni lalu Korsel mengumumkan rencana membolehkan warga untuk bepergian tanpa masker, membolehkan pertemuan skala kecil dan melonggarkan jam buka restoran.
Namun, para pakar memperingatkan bahwa Korsel terlalu dini untuk melonggarkan pertahanan dari serangan Covid, apalagi mayoritas rakyatnya masih belum divaksinasi.
Kini, negeri ginseng itu menghadapi lonjakan kasus terburuk.
Munculnya kasus-kasus harian yang mencetak rekor tertinggi di Korsel memaksa pemerintah memperketat lagi aturan pembatasan sosial di hampir penjuru negeri.
Di Ibu Kota Seoul, warga dilarang untuk bertemu lebih dari satu orang setelah jam 6 sore.
Dengan pesatnya penularan varian Delta sementara tingkat vaksinasi yang lambat, kepercayaan publik atas kemampuan Korsel mengatasi Covid telah menurun.
Tidak seperti kebanyakan negara, Swedia lebih banyak bergantung pada pendekatan sukarela dari warganya untuk mengatasi penularan, walau juga membatasi jam buka restoran dan jumlah keramaian di tempat-tempat umum.
Beberapa pembatasan itu telah dilonggarkan, termasuk membolehkan gelanggang olahraga dihadiri maksimal 3000 orang dan mencabut pembatasan jam buka restoran mulai 1 Juli. Pembatasan di sektor-sektor lain juga dihapus pada 15 Juli.
Sejak musim semi lalu, jumlah kasus di Swedia menurun, sebagian berkat meningkatnya vaksinasi dan cuaca yang lebih hangat sehingga membuat banyak warga menghabiskan lebih banyak waktu di luar ruangan.
Namun, di tengah kekhawatiran atas meningkatnya penularan varian Delta, orang yang baru tiba di Swedia harus dites Covid.
Tahun lalu, warga Australia masih menikmati hidup dengan sedikit pembatasan. Masker wajah tidak diwajibkan saat negara itu secara konsisten mencatat tidak ada kasus harian.
Bila ada kenaikan kasus, pihak berwenang langsung menerapkan karantina wilayah untuk menekan jumlah penularan harian kembali ke nol. Contohnya, Kota Perth ditutup selama lima hari pada Januari lalu walau hanya ditemukan satu kasus.
Namun munculnya kasus varian Delta di Sydney pertengahan Juni lalu membuat kota terbesar di Australia itu kembali menerapkan karantina wilayah. Diperkirakan berlangsung setidaknya hingga akhir Juli.
Sydney saat ini menghadapi kasus harian lebih dari 100. Virus itu menyebar cepat – bahkan di pekan pertama lockdown – di kota yang tidak terbiasa dengan pembatasan.
Pejabat setempat mengatakan karantina wilayah itu juga memaksa warga untuk tinggal di rumah.
Namun, dengan lebih dari 90% populasinya belum divaksinasi, pemerintah memperkirakan kondisi ke arah normal belum akan segera terwujud.
Kurangnya persediaan vaksin, terutama Pfizer, membuat banyak warga belum dapat divaksinasi hingga di bulan-bulan akhir tahun ini.
Banyak negara bagian sudah melonggarkan pembatasan saat Presiden Joe Biden menggencarkan program vaksinasi, seperti tidak lagi mewajibkan masker dan membolehkan kegiatan usaha dibuka lagi.
Juni lalu, sebagai negara bagian terpadat di AS, California mengumumkan ‘pembukaan kembali besar-besaran,” sedangkan New York mencabut hampir semua pembatasan setelah vaksinasinya sudah menembus 70%.
Secara umum, kasus harian di AS masih rendah. Jumlah penularan baru tidak sampai sepersepuluh dari tingkat rata-rata harian saat puncak pandemi Januari lalu, walaupun kini meningkat dua kali lipat dalam dua pekan terakhir.
Namun makin banyak yang khawatir akan varian Delta pada kasus penularan di beberapa negara bagian yang tingkat vaksinasinya masih rendah.
Saat vaksinasi di daerahnya masih lambat, beberapa negara bagian menyarankan wargaya tetap pakai masker karena kekhawatiran atas varian Covid itu.
Di Kota New York, jumlah kasusnya melonjak hampir sepertiganya dalam sepekan, di mana penularan tertinggi terjadi di beberapa lingkungan yang vaksinasinya masih sangat rendah.
Tingkat kematian juga naik, walau tidak sepesat kasus penularan. Kalangan pejabat mengungkapkan bahwa sebagian besar penderita yang masuk rumah sakit akibat Covid rata-rata belum divaksinasi.
Sumber : BBC Indonesia