ESENSINEWS.com – Covid-19 di Indonesia semakin mengkhawatirkan. Jumlah kasus meningkat tajam dalam beberapa hari terakhir. Tokoh Nasional Dr Rizal Ramli (RR) angkat suara.
Lonjakan kasus Covid-19 di berbagai daerah dalam sepuluh hari terakhir seperti di Kudus, Bangkalan, dan DKI Jakarta perlu mendapat penanganan serius. Namun hingga detik ini pemerintah tak mampu menerapkan kebijakan lockdown dengan berbagai alasan.
Jogja dan Jawa Barat misalnya. Dua provinsi dengan angka kasus tertinggi ini memutuskan tidak memberlakukan lockdown karena tidak mempunya uang untuk membiayai rakyat.
RR menilai jika seharusnya Jakarta sudah memberlakukan lockdown sejak awal. Mengingat saat ini kasus Covid-19 makin meningkat.
“Inilah mismanagement pandemi, bukannya mengatasi pandemi. Jokowi dan Menkeu terbalik masih sibuk proyek-proyek, ibu kota baru, tol, ini itu,” kata Rizal Ramli dikutip TIMES Indonesia, Selasa (22/6/2021) malam.
Pada awal pandemi 2020 lalu, ekonom senior ini telah menyarankan pemerintah agar fokus menangani Covid-19, fokus pada ketahanan pangan dan melindungi daya beli rakyat.
Namun, Rizal Ramli menyebut jika pemerintah masih ‘ndableg‘ dan justru menggunakan anggaran untuk membiayai berbagai proyek. Termasuk proyek ibu kota baru yang saat ini memang tengah dikebut oleh Presiden Jokowi.
“Sekarang pandemi makin mengganas dan harga pangan melonjak tinggi. Pelajarannya ini adalah rumus gagal tangani krisis,” katanya.
Diketahui, Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan HB X menegaskan DIY tidak memungkinkan melakukan lockdown. Karena pemerintah tidak kuat menanggung untuk menutup aktivitas masyarakat secara total.
Oleh karena itu keputusan terakhir adalah memperketat Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro.
Sementara Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengaku Jawa Barat sudah tidak punya anggaran.
Kementerian Kesehatan mencatat hingga pukul 12:00 WIB hari ini, Selasa (22/6/2021) kasus Covid-19 di Indonesia bertambah 13.668 orang.
Dengan begitu total kasus Covid-19 di Tanah Air tembus 2,018 juta orang, dengan kasus aktif yang terus bertambah. Saat ini jumlah kasus aktif atau pasien yang membutuhkan perawatan mencapai 152.686 orang, bertambah 4.958 dari angka kemarin. Ketidakmampuan pemerintah dalam menerapkan kebijakan lockdown ini juga mendapat sorotan dari Dr Rizal Ramli.