ESENSINEWS.COM, JAKARTA – Partai Golkar terus menunjukkan kelasnya. Setelah sempat di bawah PDIP, Demokrat dan Gerindra, kini partai berlambang pohon beringin tersebut mulai melesat diposisi kedua di bawah PDIP.
Selama ini, partai yang dipimpin oleh Airlangga Hartarto itu konsisten menjadi partai besar di Indonesia dan tak pernah terlempar dari posisi tiga besar dalam setiap pemilu di Indonesia. Partai Golkar punya kader yang militan dan secara tradisional selalu memiliki pendukung yang setia di berbagai daerah.
Hal tersebut sesuai dengan hasil survei terbaru yang dirilis Indonesia Development Monitoring (IDM) pada Rabu (24/3/2021) kemarin.
Direktur Eksekutif IDM, Fahmi Hafel mengurai bahwa dalam pertanyaan terbuka atau top of mind, ada sekitar 14,7 persen responden yang mengaku akan memilih PDIP. Golkar diposisi kedua dipilih sekitar 13,90 persen responden.
Sementara Gerindra, diposisi ketiga dengan raihan 9,20 persen, PKB 5,9 persen, Nasdem 5,20 persen, PKS 4,40 persen, PPP 3,20 persen, Demokrat 2,90 persen, Perindo 2,8 persen, PAN 2,6 persen dan PSI 2,1 persen.
“Sisanya kurang dari 2 persen. Sementara yang tidak memilih 27,9 persen,” ujarnya kepada wartawan di Jakarta.
Posisi serupa juga masih terlihat saat responden ditanya secara tertutup mengenai partai pilihan jika pileg digelar. Partai banteng moncong putih dipilih oleh 17,1 persen disusul Golkar (16,4 persen), Gerindra (9,9 persen), PKB (7,5 persen), Nasdem (6,8 persen), dan PKS (5,1 persen)
Selanjutnya adalah Demokrat (3,6 persen), PPP (3,1 persen), PAN (3,1 persen), Hanura (2,9 persen), PSI (2,4 persen), Perindo (1,9 persen), PBB (1,6 persen), Garuda (1,1 persen), Berkarya (0,4 persen) dan yang belum memilih sebanyak 17,1 persen.
Berdasarkan data di atas, Helmi mengatakan rakyat Indonesia seperti menegaskan kepercayaan bahwa pemerintah bisa membawa Indonesia keluar dari krisis ekonomi akibat wabah tersebut.
Asumsi bahwa rakyat secara umum tidak puas dengan kinerja pemerintah dan tidak yakin bahwa pemerintah akan mampu membawa Indonesia keluar dari krisis ekonomi akibat Covid-19 ini secara empiris tidak terbukti.
“Buktinya berdampak pada tingkat elektabilitas PDI Perjuangan dan Partai Golkar yang meningkat dibandingkan survei IDM Januari 2021,” terangnya.
Dibanding survei pada bulan lalu PDIP mengalami kenaikan dari 16,7 persen menjadi 17,1 persen. Sementara Partai Golkar dari 16,1 persen menjadi 16,4 persen, begitu juga Partai Gerindra dari 5,2 persen naik menjadi 9,9 persen dan menduduki urutan ketiga.
Survei ini merekam bahwa Partai Demokrat mendapat guncangan hebat dalam beberapa bulan terakhir. Sebab elektabiltas Demokrat sempat merokret ke angka 11,6 persen di bulan Januari, tapi kini amblas menjadi peringkat ke tujuh dengan tingkat elektabilitas 3,6 persen.
“Ini akibat dampak dari KLB Partai Demokrat yang membuat status kepengurusan Partai Demokrat menjadi dualisme dan membuat masyarakat ragu untuk memberikan pilihan,” tegasnya.
Untuk diketahui, survei ini digelar pada 4 hingga 15 Maret 2021 dengan metode wawancara lewat telepon sebanyak tiga kali dengan jumlah sampel 2.180 warga negara Indonesia yang sudah memiliki hak pilih jika pemilu digelar hari ini. Mereka berada di rentang usia 20 hingga 54 tahun di semua kelas sosial ekonomi. Survei dilakukan di 34 provinsi di Indonesia dengan tingkat kepercayaan 95 persen dan margin of error 2,1 persen.