Pengamat Politik KedaiKopi Henri Satrio mengaku bingung siapa yang pertama mengusulkan ide tiga periode.
“Sebenarnya kalau ikut konstitusi saja nggak masalah. Kalau ditanya apakah Presiden Jokowi berprestasi, menurut saya berprestasi. Pak SBY juga dulu berprestasi. Setiap presiden itu ada prestasinya sendiri-sendiri. Makanya menurut saya agak kebablasan juga kalau ada ide tiga periode,” kata dosen Universitas Paramadina ini.
Harusnya kata Henri tidak usah ada ide itu. Kalau nanti tiga periode diizinkan, siapa yang bisa menjamin tidak ada perubahan jadi empat periode, lima, enam periode.
“Kan repot tuh jadinya. Jadi, menurut saya bertahan saja di dua periode. Nah, apakah nanti kemudian ada strategi testing the water, ya mungkin saja terjadi dari orang-orang yang menginginkan tiga periode. Tapi menurut saya, kalau tidak mendesak untuk mengubah UUD menjadi tiga periode, menurut saya sih nggak perlu,” ujarnya.
Dia pun mengingatkan yang paling penting, Indonesia tidak pernah kehabisan pemimpin. Jadi, nggak ada masalah kalau hanya dua periode lalu kemudian ganti lagi. Masak kita langsung menjustifikasi presiden berikutnya tidak lebih baik dari presiden sebelumnya.
“Kan nggak boleh begitu. Bayangkan, KedaiKopi saja ada 530 nama yang bisa jadi presiden berikutnya pada 2024. Jadi, akan lebih baik kalau gantian dan beri kesempatan kepada putra-putri terbaik bangsa untuk mencoba menjadi pemimpin negeri ini,” urainya.
Editor : Ricardo Marbun