ESENSINEWS.com – Konflik yang terjadi di dalam tubuh Partai Demokrat saat ini menjadi perhatian semua pihak, baik itu tokoh nasional, pengamat politik, politisi, maupun maupun masyarakat biasa.
Tokoh nasional yang juga ekonom senior, Rizal Ramli menyatakan prihatin dengan konflik yang terjadi dalam tubuh Partai Demokrat tersebut. Menurutnya, konflik tersebut terjadi karena para pengelolaan parpol tidak demokratis. Karena itu, walaupun sistemnya sudah demokratis namun partai politiknya tidak demokratis maka ujung-ujungnya pelaksanannya juga menjadi tidak demokratis.
“Praktek politik apa yg terjadi jika sistem-nya demokratis tapi partai2-nya tidak demokratis,” ujarnya melalui Twitter pribadinya, @RamliRizal yang diunggah pada Sabtu (6/3/2021).
Mantan Menko Perekonomian itu mengatakan, jika pengelolaan partai itu feodal dan nepotis, bagiakan perusahaan keluarga, maka hasilnya cepat atau lambat akan menjadi otoriter. Karena itu, katanya, penting untuk melakukan demokratisasi internal partai politik kalau ingin membuat sistem itu menjadi demokratis.
“Feudal & nepotis, bagaikan perusahaan keluarga – maka hasilnya cepat atau lambat akan jadi otoriter. Lakukan demokratisasi internal partai kalau ingin membuat sistem demokratis,” ujarnya.
Mantan Kepala Bulog ini mengatakan bahwa sejak dulu, kita selalu memperjuangkan demokratisasi dalam konteks negara yaitu terhadap eksekutif, legislatif dan yudikatif, maupun dalam konteks masyarakat. Namun kita lupa memperjuangkan demokratisasi di internal partai politik. Hal itu, katanya, harus diubah.
“Sejak dulu kita selalu memperjuangkan demokratisasi dalam konteks Negara (eksekutif, legislatif, dan judikatif) dan masyakaat. Tapi kita lupa memperjuangkan demokratisasi internal partai, yang nepotis, feudal, dan tidak demokratis, bagaikan miliki keluaga. Itu harus diubah,” ujar Rizal Ramli.