ESENSINEWS.com — Era baru telah dimulai Inggris setelah secara resmi meninggalkan Uni Eropa (UE).
Inggris berhenti mengikuti aturan UE pada pukul 23:00 waktu setempat, dan beralih pada pengaturan pengganti untuk perjalanan, perdagangan, imigrasi, dan kerja sama keamanan.
Perdana Menteri (PM) Inggris, Boris Johnson mengatakan “kebebasan ada di tangan kami”. Menurutnya, Inggris mampu melakukan berbagai hal “secara berbeda dan lebih baik” setelah proses Brexit yang panjang telah berakhir.
Presiden Prancis, Emmanuel Macron, mengatakan Inggris tetap menjadi “teman dan sekutu”.
Beberapa menteri Inggris telah memperingatkan akan ada beberapa gangguan dalam beberapa hari dan pekan ke depan.
Hal ini terjadi karena aturan baru mulai berlaku dan perusahaan-perusahaan asal Inggris yang melakukan kongsi dagang dengan negara-negara Eropa menerapkan perubahan tersebut.
Para pejabat Inggris berkeras bahwa sistem perbatasan baru “siap diberlakukan” di tengah kekhawatiran berbagai produk dagang akan tertahan di pelabuhan-pelabuhan penyeberangan.
Inggris secara resmi meninggalkan Uni Eropa yang beranggotakan 27 negara pada 31 Januari 2020, 3,5 tahun setelah rakyat Inggris memilih untuk meninggalkannya dalam referendum Brexit pada 2016.
Selama 11 bulan terakhir perpisahan ini tidak dapat dilakukan karena terbentur aturan perdagangan UE , selagi kedua belah pihak menegosiasikan masa depan kemitraan ekonomi mereka.
Setelah perundingan dagang berakhir, perjanjian penting akhirnya disepakati pada Malam Natal. Kesepakatan ini kemudian dijadikan undang-undang di Inggris pada Rabu (30/12) setelah disetujui oleh Parlemen.
Berdasarkan aturan baru, yang mulai berlaku pukul 24:00 waktu setempat, semua manufaktur asal Inggris akan memiliki akses bebas tarif ke pasar internal UE. Artinya, tidak akan ada pajak impor terhadap barang-barang yang melintasi wilayah Inggris dan UE.
Meski demikian, akan ada lebih banyak dokumen yang harus disiapkan untuk kegiatan bisnis dan warga yang bepergian ke negara-negara UE.
Sementara itu, belum ada kepastian tentang apa yang akan terjadi pada dunia perbankan dan bisnis jasa, yang merupakan bagian utama dari ekonomi Inggris.
Ini adalah momen yang dipandang sebagian pihak dengan optimisme yang luar biasa, dan penyesalan bagi sebagian lainnya.
Walau kejadian bersejarah ini terjadi seketika, dampaknya, di beberapa area, mungkin kurang instan atau jelas dibandingkan lainnya.
Misalnya, diperkirakan lalu lintas di Dover pada hari pertama 2021 relatif lancar seiring dimulainya aturan pemeriksaan baru di perbatasan.
Namun demikian, perubahan signifikan telah terjadi – baik dalam perdagangan, perjalanan, keamanan, atau imigrasi.
Dan sementara virus corona terus berlanjut yang banyak berpengaruh bagi sebagian besar masyarakat, perubahan ini akan menjadi lebih jelas pada bulan-bulan mendatang.
Johnson – yang merupakan tokoh kunci dalam kampanye meninggalkan Uni Eropa selama referendum 2016 dan yang mengeluarkan Inggris dari Uni Eropa pada Januari setelah enam bulan menjadi perdana menteri – mengatakan kejadian ini merupakan “momen luar biasa” bagi Inggris.
Dalam pesan tahun barunya, Perdana Menteri Inggris itu mengatakan negaranya sekarang “bebas melakukan sesuatu secara berbeda, dan jika perlu lebih baik, daripada teman-teman kita di UE”.
“Kami memiliki kebebasan di tangan kami dan terserah kami untuk memanfaatkannya sebaik mungkin,” katanya.
Lord Frost, kepala tim perunding Inggris, mencuit di akun Twitternya bahwa Inggris telah menjadi “negara yang sepenuhnya kembali merdeka”, sementara bekas anggota parlemen dari Partai Konservatif, Sir Bill Cash, mengatakan hasil dari keputusan itu merupakan “kemenangan bagi kedaulatan dan demokrasi”.
Namun para penentang Brexit berpendapat bahwa kondisi negara akan menjadi lebih buruk ketimbang saat berada di UE.
Menteri Pertama Skotlandia, Nicola Sturgeon, yang berambisi membawa Skotlandia kembali untuk bergabung ke UE, menulis cuitan: “Skotlandia akan segera kembali, Eropa..”
Menteri Luar Negeri Irlandia, Simon Coveney mengatakan ketetapan itu “bukanlah sesuatu untuk dirayakan” dan hubungan Inggris dengan Irlandia akan berbeda mulai sekarang, tetapi “kami berharap mereka baik-baik saja”.
Di Brussel, ada perasaan lega karena proses Brexit telah berakhir, tetapi tetap saja masih ada yang menyesalkan Brexit itu sendiri.
Pada dasarnya, Uni Eropa berpikir bahwa Brexit membuat UE dan Inggris menjadi lebih lemah.
Tapi mereka berpikir ini bukanlah perpisahan bagi Inggris, tapi lebih ke ‘sampai jumpa lagi’ karena ada begitu banyak urusan antara kedua belah pihak.
Kedua belah pihak masih perlu berbicara tentang urusan teknis. Kita masih harus mencari tahu akses apa yang akan diberikan Brussel untuk layanan keuangan Inggris ke pasar tunggal. Lalu ada kerja sama tentang perubahan iklim, dan dalam kesepakatan perdagangan baru ini ada klausul pembaruan setiap lima tahun.
Untuk semua alasan tersebut dan banyak hal lainnya, UE berpendapat bahwa pembicaraan dengan Inggris tidak akan berakhir di masa mendatang.
Puncak dari proses Brexit berarti perubahan besar di berbagai bidang. Dan beberapa hal ini yang termasuk di dalamnya:
Perusahaan-perusahaan Inggris yang mengekspor barang-barang ke Eropa harus segera mengisi pernyataan bea cukai.
Tetapi pemeriksaan barang yang masuk ke Inggris dari benua itu akan dilakukan secara bertahap selama periode enam bulan hingga Juli 2021, meskipun beberapa prosedur bea cukai baru telah diberlakukan, untuk impor alkohol, tembakau, bahan kimia, dan obat-obatan yang terdaftar.
Pemeriksaan bea cukai pertama di Eurotunnel setelah keluarnya Inggris dari pasar tunggal berjalan lancar, kata perusahaan itu.
Juru bicara Eurotunnel, John Keefe, mengatakan: “Semuanya berjalan dengan baik, semuanya berjalan seperti sebelum jam 11 malam. Sangat, sangat sepi, hanya ada sedikit truk, seperti yang sudah kami perkirakan.”
Perubahan besar lain yang berbeda dengan sebelumnya, Pengadilan Eropa (European Court of Justice) tidak akan berwenang untuk memutuskan sengketa antara Inggris dan UE.
Dan Inggris secara bertahap akan dapat mendapatkan lebih banyak ikan yang ditangkapnya di perairannya sendiri.
Tidak seperti anggota Inggris Raya lainnya, Irlandia Utara akan terus mengikuti banyak aturan UE, karena perbatasannya dengan Republik Irlandia tetap ada.
Persiapan intensif telah berlangsung selama dua pekan terakhir untuk mempersiapkan Inggris dalam perubahan mendatang, walaupun tetap ada kekhawatiran banyak kelompok bisnis berskala kecil yang belum siap.
Rencana persiapan Inggris telah melibatkan pengujian operasional infrastruktur di perbatasan dan kerjasama erat dengan Prancis, Belanda, dan Belgia.
Seorang juru bicara pemerintah mengatakan: “Sistem perbatasan dan infrastruktur yang kami butuhkan sudah ada, dan kami siap untuk awal baru Inggris.”
Kendaraan yang mencoba membawa barang melintasi terowongan tanpa memenuhi persyaratan dokumentasi yang benar akan diputar balik.
Adapun pengemudi kendaraan truk berukuran besar (HGV) dengan berat lebih dari 7,5 ton yang tidak memiliki izin masuk ke kota Kent di perbatasan berisiko didenda.
Volume lalu lintas diperkirakan akan lebih rendah dari biasanya pada 1 Januari karena pandemi.
Tetapi diperkirakan akan meningkat mulai Senin (04/12), ketika prosedur baru dan tindakan darurat yang disiapkan oleh Inggris diharapkan akan teruji.
Sementara Inggris dan Spanyol telah mencapai kesepakatan penting tentang perbatasan antara wilayah Gibraltar dan Spanyol yang akan tetap terbuka.
Sumber : BBC