ESENSINEWS.com – Kepala Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah Irjen Pol Abdul Rakhman Baso, Sabtu (28/11/2020), menjelaskan peristiwa naas itu terjadi pada Jumat (27/11/2020) pagi waktu setempat yang dilakukan oleh delapan orang.
“Jam sembilan, masyarakat yang berada di SP (Satuan Pemukiman) itu transmigran, didatangi kelompok MIT,” kata Abdul Rakhman seperti dikutip VOA, Sabtu (28/11/2020), seusai meninjau tempat kejadian.
Teroris MIT itu kemudian melakukan penganiayaan dan pembunuhan terhadap empat warga di sana, dilanjutkan dengan membakar enam unit rumah warga. “Jadi tidak ada gereja ya,” tegasnya.
“Yang ada itu rumah keluarga yang dijadikan tempat layanan umat, jadi bukan gereja, enggak ada gereja. Ini saya luruskan dulu,” tutur Abdul Rahman saat dihubungi melalui sambungan telepon.
Saat ini aparat keamanan masih melakukan pengejaran terhadap para pelaku. Pihak berwenang mengetahui dua pelaku di antaranya, masing-masing memegang senjata api laras panjang dan laras pendek. Selain itu, polisi juga melakukan pengamanan di pemukiman masyarakat, sementara warga juga mendapatkan pelayanan pemulihan trauma (trauma healing).
“Saya mengatakan aksi ini adalah aksi biadab dari kelompok MIT yang tidak berperikemanusiaan kepada warga masyarakat,” tegas Kapolda Sulawesi Tengah itu.
Kepala Desa Lembatangoa, Deki Basalolu (52), kepada VOA mengatakan peristiwa pembunuhan tersebut menimbulkan ketakutan warga yang menyebabkan 150 keluarga transmigran mengungsi ke dalam desa Lembatangoa yang berjarak empat kilometer.
“Seluruh warga SP 2 Levonu itu mengungsi, 150 keluarga,” kata Deki ketika dihubungi Sabtu (28/11/2020) siang. Untuk memenuhi kebutuhan logistik bahan pangan warga yang mengungsi, pemerintah desa setempat dan Polda Sulawesi Tengah turut memberikan bantuan.
Warga Diimbau Tetap Tenang dan Tidak Terprovokasi
Irjen Pol Abdul Rakhman Baso mengimbau warga di Kabupaten Sigi tetap tenang dan beraktvitas seperti biasa. Dia memastikan pihaknya akan memberikan pengamanan kepada warga masyarakat.
“Kemudian saya berharap jangan terprovokasi, seperti di media itukan mengatakan bahwa gereja dibakar, itu tidak benar. Dan ini murni adalah tindakan biadab dari kelompok teroris MIT” jelasnya.
Data Polda Sulawesi Tengah menyebutkan kelompok MIT kini tersisa 11 orang, setelah dua di antaranya berhasil ditangkap dalam kondisi tewas di wilayah Kabupaten Parigi Moutong pada 17 November silam.