Ketua Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 Doni Monardo mengatakan sebanyak 5.800 wartawan di seluruh Indonesia akan ikut dilibatkan dalam upaya perang melawan COVID-19. Para wartawan akan bertugas dalam penyampaian pesan positif dan faktual terkait perubahan perilaku.
“Satgas bersama PWI kerja sama untuk pelibatan 5.800 wartawan dari seluruh provinsi dari Aceh sampai Papua,” katanya, Senin (28/9/2020).
Diakuinya, pihaknya telah menggandeng Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) dalam kerja sama tersebut.
Nantinya wartawan akan bertugas untuk melakukan program perubahan perilaku dan meluruskan berita atau informasi yang keliru atau tidak benar.
“Karena banyak juga informasi yang tidak valid tapi beredar di tengah masyarakat. Besar harapan kami teman media yang bergabung bisa sampaikan pesan positif, faktual terkait perubahan perilaku,” katanya seperti dikutip Fin.co id.
Selain itu, Satgas juga bekerja sama dengan Pemda DKI didukung TNI/Polri untuk mengajak organisasi kemasyarakatan termasuk PKK dan sejumlah tokoh di 5 kelurahan di DKI Jakarta.
“Masing-masing sebanyak 100 orang yang dipilih kelurahan. Dibantu oleh Babinkantibmas dan Babinsa. Harapannya tokoh-tokoh di kelurahan ini bisa mengajak dan mengimbau masyarakat patuh terhadap protokol kesehatan,” katanya.
Pihaknya berharap upaya tersebut mampu meningkatkan pencegahan dan masyarakat semakin sadar bahwa COVID-19 ini bukan rekayasa dan bukan konspirasi.
Doni menegaskan COVID-19 ini nyata, secara global korbannya hampir mencapai 1 juta orang dan di Tanah Air korban jiwa telah mencapai 10.386 orang.
“Kami melaporkan ke Bapak Presiden tentang klaster keluarga. Ada 6 persen di Wisma Atlet positif COVID-19 dan relatif tidak beraktivitas di luar rumah. Artinya yang menulari orang-orang terdekat keluarga itu. Kita harus paham COVID-19 ini media pengantara saudara-saudara kita, orang-orang yang terdekat bukan yang terjauh. Sehingga kita satu sama lain harus saling jaga, saling melindungi, saling mengingatkan, patuh kepada protokol kesehatan,” ungkapnya.
Selain itu, dia mengungkapkan bahwa pemerintah akan memprioritaskan penganganan COVID-19 di 10 provinsi. Sebelumnya pemerintah hanya memprioritaskan delapan provinsi, yaitu DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera Utara, Sulawesi Selatan, Kalimantan Selatan, dan Papua.
“Tadi kami laporkan kepada bapak Presiden akan kami usulkan tambahan dua lagi provinsi Bali, dan Aceh karena ada peningkatan tinggi sehingga total 10,” ujarnya.
Terpisah, Wakil Presiden Ma’ruf Amin juga meminta peranan para pemuka agama dan ulama dalam upaya memerangi penularan COVID-19.
“Dalam situasi seperti inilah, saya menilai peran para ulama dan pemuka agama sangatlah penting dengan terus mengajak umat dan masyarakat untuk selalu mematuhi kedisiplinan dan kepatuhan terhadap protokol kesehatan,” katanya.
Kepatuhan terhadap protokol kesehatan menjadi kunci penting dalam mencegah penularan COVID-19, selagi vaksin dan obatnya belum ditemukan.
“Pengabaian terhadap protokol kesehatan akan berisiko tinggi bagi diri sendiri, keluarga dan lingkungan sekitar. Hal ini harus disadari sebagai kepentingan sekaligus kewajiban bersama kita semua,” tukasnya.
Dikatakannya, penanganan COVID-19 di Indonesia masih belum menunjukkan hasil baik. Hal ini bisa dilihat dengan semakin meningkatnya angka kasus penularan, meskipun angka kesembuhan juga ikut naik.
“Perkembangan pandemi COVID-19 di seluruh dunia, termasuk di Indonesia, masih belum menunjukkan hasil yang menggembirakan. Namun, meskipun jumlah penularan masih terus naik, kita juga mencatat jumlah kesembuhan yang semakin meningkat,” katanya.
Oleh karena itu, para pemuka agama dan ulama diharapkan turut mengampanyekan penerapan protokol kesehatan COVID-19 kepada masyarakat, utamanya dengan mengajak umat mengenakan masker, rajin mencuci tangan dan menjaga jarak.
Sementara juru bicara pemerintah penanganan COVID-19, Reisa Broto Asmoro membagi tips yang tepat bagi pasien COVID-19 dalam menjalani isolasi mandiri agar tidak menularkan.
“Isolasi mandiri harus dilakukan dengan disiplin, tidak boleh kendor. Bagaimana sih isolasi mandiri yang benar, ada tujuh tipsnya,” katanya.
Kiat tersebut dinataranya adalah pasien harus selalu memakai masker selama diisolasi. Masker yang digunakan harus dicuci sendiri.
“Jika menggunakan masker sekali pakai maka buang ke tempat sampah dengan membungkusnya terlebih dulu,” ujarnya.
Selain itu, selama isolasi mandiri di rumah, lokasi isolasi harus terpisah dari anggota keluarga lain dan selalu menjaga jarak. Selain itu tidak memakai peralatan makan, mandi dan tempat tidur yang sama dengan anggota keluarga yang lain. (tujuh kiat selengkapnya lihat grafis).
“Ingat cuci sendiri alat makannya ya,” ujarnya.
“Jika isolasi mandiri tidak bisa dilakukan di rumah, pemerintah menyediakan tempat isolasi. Silakan hubungi dinas kesehatan dan Satgas Penanganan COVID-19 setempat,” ungkapnya.