ESENSINEWS.com – Tokoh sepuh Ahmad Syafii Maarif sempat mengeluhkan kepada Presiden Joko Widodo seputar kematian 115 dokter akibat pandemi corona seperti dipansir fin.co.id. Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah ini mengaku batinnya menjerit dan goncang membaca berita kematian para dokter. Sudah mencapai 115 orang.
Syafii mohon Presiden memerintahkan Menteri Kesehatan dan jajarannya untuk berupaya semaksimal mungkin menolong nyawa para dokter. Jika terus dibiarkan bangsa ini bisa oleng. Permohonan Syafii ini secara substansi, sesungguhnya tidak terlalu mengagetkan. Malah boleh dibilang sangat terlambat.
Sebelumnya, Ikatan Dokter Indonesia (IDI), ahli epidemi dan para pengamat kebijakan, sudah memperingatkan pemerintah. Bukan hanya karena kematian dokter, tetapi juga angka korban terinfeksi jumlahnya sangat besar.
Seperto diketahui Indonesia menjadi episentrum baru di Asia Tenggara terbesar dalam jumlah korban. Bahkan sudah melampaui Cina, negara asal pandemi. Sudah lebih dari 200 ribu terinfeksi, dan meninggal 8.650 orang. Itu bila menggunakan data resmi.
Ahli Komunikolog Indonesia Emrus Sihombing punya ide brilian terkait strategi sebagai solusi menghadapi pandemi Covid-19, Senin (14/9/2020).
“Salah satu solusi strategis, menurut saya, sebagaimana berulang kali saya sampaikan di ruang publik, sejatinya sejak awal hingga sampai benar-benar tuntas kasus Covid-19 dilakukan kampanye komunikasi kesehatan dengan masif, sistematis, terstruktur, kreatif, berkesinambungan, inovatif secara nasional hingga pada komunitas terkecil yaitu, keluarga.
Pengelolaan pesan harus utuh, bukan tunggal, dan tidak boleh terjadi ada pesan yang berseberangan satu dengan lain antara sesama pejabat, pemerintah di semua tingkatan terkait dengan penanganan Covid-19,” ujar Emrus.