ESENSINEWS.com – Kabar Presiden Joko Widodo akan melakukan reshuffle (rombak) kabinetnya kembali dihembuskan. Disebut-sebut ada 11 sampai 18 menteri yang akan diganti. Keberanian Jokowi mereshuffle kabinetnya ditunggu karena kinerja menteri dinilai buruk.
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Arief Poyuono mengaku mendapatkan informasi sekitar 17 orang menteri siap dicopot Presiden Jokowi.
Soal reshuffle juga disampaikan Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW), Neta S. Pane yang mengatakan Presiden Jokowi bakal mencopot 11 hingga 18 menteri. “Kami dapat informasi dari berbagai sumber soal pergantian menteri,” kata Neta, Kamis (20/8/2020).
Menanggapi reshuffle kabinet, pengamat politik dari Institute for Strategic and Development (ISDS) Aminudin mengatakan, sebagian besar isu reshufle bahkan kabar terbaru ada 18 menteri bakal diganti mencerminkan perpecahan internal di pemerintahan Jokowi makin parah. Oleh karena itu isu reshuflle kabinet merupakan pembusukan terhadap kekuasaan Jokowi.
“Pembusukan kekuasaan seperti ini sangat bagus membangun iklim kanibalisme saling memakan dalam internal pendukung Jokowi sendiri,” ujar Aminudin kepada Harian Terbit, Kamis (20/8/2020).
Gus Amin memaparkan, keberanian Jokowi mereshuffle kabinet sangat ditunggu karena sudah sering Jokowi memarahi para menteri dan Dirut BUMN tapi Jokowi sendiri tak berani memberi sanksi atau memecatnya. Karena Jokowi memang hanya kepanjangan tangan banyak orang yang menyetirnya seperti LBP, Megawati, Hendro, Moeldoko dan para Taipan. Bahkan juga diyakini orang – orang tersebut didikte oleh Xin Jin Ping dari RRC.
“Jadi reshufle dan tidak reshuffle tergantung sinyal dari para penunggangnya,” paparnya.
Direktur Eksekutif Pusat Sosial dan Politik Indonesia (Puspolindo) Dian Cahyani mengatakan, jika melihat kondisi sosial, politik dan ekonomi yang ada saat ini maka Jokowi harus berani untuk mengganti jajaran menterinya. Oleh karena itu Presiden Jokowi jangan hanya lempar isu mau ganti menteri, tapi belum ada realisasinya sampai sekarang. Masyarakat sudah menunggu ketegasan Jokowi untuk mengganti menteri yang kinerjanya lambat.
“Namun harus dilihat kinerjanya dulu, sebelum meresuffle. Kalau kinerjanya tidak bagus, ya harus diganti. Presiden jangan takut lah, beliau kan pemegang kekuasaan tertinggi dalam pemerintahan dan kabinetnya,” papar Dian Cahyani kepada Harian Terbit, Kamis (20/8/2020).
Dian menuturkan, di periode ke dua ini Jokowi harus ditantang untuk berani mereshuffle. Jangan ada lagi gertak hendak mereshuffle atau hanya sekedar basa – basi. Karena saat ini tidak hanya Presiden saja yang komplain atas kinerja menterinya yang lambat, tapi masyarakat juga bisa menila bahwa Presiden-nya juga lambat mengambil keputusan untuk reshuflle.
17 Menteri
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Arief Poyuono yang mengaku mendapatkan informasi sekitar 17 orang menteri siap dicopot Presiden Joko Widodo (Jokowi) usai perayaan Hari Ulang Tahun ke-75 Republik Indonesia
“Ya kalau yang saya dengar desas-desusnya sampai 17 orang, akan digantikan mesin total,” katanya seperti dikutip dari wartaekonomi, Rabu (19/8/2020).
Namun, meski masih desas desus, ia memandang Presiden Jokowi tetap akan melakukan reshuffle tersebut dalam waktu dekat. Menurutnya, hal tersebut lantaran Jokowi sudah banyak mengeluarkan sejumlah kebijakan dan sampai marah-marah ke para menterinya terkait penanganan krisis kesehatan pendemik.