ESENSINEWS.com – Negara adaya Amerika Serikat (AS) berencana membangun bangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) di Mars dan bulan agar dapat dihuni manusia dalam jangka waktu yang lama.
Pemerintah juga meminta sektor swasta untuk membangun PLTN di Mars dan bulan agar dapat dihuni manusia untuk jangka waktu yang lama sebagaimana dilansir dari RT, Sabtu (25/7/2020).
AS menginginkan agar sebuah sistem reaktor fisi permukaan tanah dapat siap untuk dibawa ke luar angkasa pada 2026.
Hal itu diminta oleh Kementerian Energi AS dan diarahkan kepada para pemimpin industri nuklir maupun luar angkasa pada Jumat (24/7/2020).
Permintaan itu meminta para pemimpin industri untuk membantu pemerintah mengembangkan teknologi inovatif yang akan bekerja baik di bulan mau pun di Mars.
Direktur Laboratorium Asosiasi Nuclear Science & Technology Directorate Idaho National Laboratory (INL), John Wagner, mengatakan prospek penempatan reaktor nuklir di permukaan bulan sama menariknya dengan tantangannya.
Permintaan itu menyatakan desain reaktor perlu dikembangkan terlebih dahulu. Kemudian reaktor uji akan dibangun, bersama dengan yang lain yang akan dikirim ke bulan.
Sistem penerbangan dan pendaratan juga perlu dirancang agar reaktor dapat diangkut oleh pesawat luar angkasa. Prototipe juga harus dibuat semirip mungkin dengan reaktor yang akan dibangun.
Reaktor tidak boleh memiliki berat lebih dari 3.500 kg dan harus mampu beroperasi hampir secara mandiri minimal 10 tahun.
Reaktor itu juga harus mampu menghasilkan daya listrik setidaknya 10 kilowatt.
Kementerian Energi AS mengatakan beberapa desain reaktor kemungkinan akan dibawa ke bupan atau Mars.
Reaktor tersebut digunakan untuk mendukung eksplorasi daerah kutub selatan bulan.
Sedangkan untuk eksplorasi Mars, Kementerian Energi AS belum merinci area yang secara spesifik untuk dieksplorasi.
NASA, Kementerian Energi AS, dan fasilitas penelitian nuklir INL ini kan mengecek setiap ide yang masuk untuk menemukan cara bagaimana mengembangkan reaktor tersebut.
Pertemuan antar pemerintah dan sektor industri akan diadakan pada Agustus untuk membahas kelanjutan program tersebut.
Namun sejumlah pihak mengkhawatirkan akan adanya indikasi pengayaan uranium yang dapat diselewengkan menjadi senjata nuklir dalam proyek tersebut.
“Ini dapat mendorong atau memulai perlombaan ruang angkasa internasional untuk membangun dan menggunakan jenis reaktor baru yang membutuhkan pengayaan uranium,” kata Direktur Proyek Keamanan Tenaga Nuklir di Union of Concerned Scientists, Edwin Lyman, kepada New York Times.
Berita itu datang ketika AS dan Rusia pekan ini berselisih karena persenjataan ruang angkasa.
AS menuduh Rusia menguji senjata anti-satelit berbasis ruang angkasa pada Kamis (23/7/2020).
Rusia menolak tuduhan AS tersebut dan mengatakan itu adalah upaya AS sebagai pengalih perhatian bahwa AS ingin mengerahkan senjata ruang angkasa
Sumber : RT