Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo menyebut Konsulat China di Houston, Texas, sebagai pusat mata-mata. Pompeo menyebut Konsulat China itu juga digunakan untuk operasi ilegal dalam mendapatkan rahasia perusahaan-perusahaan AS.
Seperti dilansir AFP, Jumat (24/7/2020), otoritas AS memberikan waktu 72 jam kepada China untuk segera menutup Konsulatnya di Houston. Sebelumnya tidak ada penjelasan resmi dari otoritas AS soal alasan yang mendasari perintah penutupan itu.
“China merampas kekayaan intelektual dan rahasia perdagangan yang kita yang berharga, yang menghilangkan jutaan lapangan pekerjaan di seluruh Amerika,” imbuhnya.
Dalam pernyataan pada Rabu (22/7) waktu setempat, juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Morgan Ortagus, hanya menyatakan bahwa AS memerintahkan penutupan Konsulat China di Houston ‘demi melindungi properti intelektual Amerika dan informasi privat Amerika’. Dia tidak menjelaskan lebih lanjut pernyataannya.
Perintah yang dijatuhkan AS terhadap China ini memicu reaksi keras. Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Hua Chunying, menyebut alasan-alasan yang disampaikan AS terkait penutupan Konsulat di Houston ‘luar biasa mengada-ada’. Hua mendesak AS segera mengubah ‘keputusan yang salah’ itu, atau China akan ‘bertindak dengan balasan yang tegas’.
Sementara itu, China mengatakan langkah Amerika Serikat untuk menutup konsulatnya di Houston, AS Minggu ini telah “sangat merusak” hubungan dan memperingatkan “harus” membalas, tanpa merinci apa yang akan dilakukannya.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin menggambarkan tuduhan AS tersebut sebagai “fitnah jahat” dan mengatakan langkah “tidak masuk akal” telah “sangat merusak” hubungan.
“China harus membuat tanggapan yang diperlukan dan menjaga hak-haknya yang sah,” katanya, menolak menyebutkan langkah-langkah apapun yang mungkin diambil China.
Media South China Morning Post melaporkan bahwa China dapat menutup konsulat AS di kota Chengdu di China barat daya. Sementara satu sumber mengatakan kepada Reuters pada hari Rabu bahwa China sedang mempertimbangkan untuk menutup konsulat AS di Wuhan, tempat AS menarik staf pada awal wabah virus Corona.”Ini menghancurkan jembatan persahabatan antara rakyat China dan AS,” tambahnya seperti dilansir Reuters, Jumat (24/7/2020).
Hu Xijin, editor tabloid Global Times China, menulis bahwa menutup konsulat Wuhan tidak akan cukup mengganggu. Hu mengatakan Amerika Serikat memiliki konsulat besar di Hong Kong dan “sangat jelas bahwa konsulat itu adalah pusat intelijen”.
“Bahkan jika China tidak menutupnya, China bisa memangkas stafnya menjadi seratus atau dua ratus. Ini akan membuat Washington sanga menderita,” tulisnya.
Konsulat AS lainnya di China berada di Guangzhou, Shanghai dan Shenyang. Adapun China memiliki empat konsulat lain di Amerika Serikat – di San Francisco, Los Angeles, Chicago dan New York – serta kedutaan besar di Washington.