Oleh: Pangi Syarwi Chaniago – Pendiri Lembaga Riset Politik Voxpol Center
PKB langsung mendeklarasikan Faldo berdampingan dengan Ketua DPW Febby Datuak Bangso. Entah apa yang menyatukan keduanya? Yang jelas, keduanya sama-sama tidak punya nama besar di Sumatra Barat. Entah siapa yang mendongkrak siapa. Aneh sekali. Tidak ada rencana.
Wajar semua orang mencibir.
Lihatlah kematangan dan pengalaman dari kandidat lainnya yang mentereng. Jika dibandingkan dengan Nasrul Abit-Indra Catri yang sudah sangat senior, Faldo-Febby tampak lebih lebih dari dua mahasiswa baru di hadapan profesor-profesor senior, yang sudah bisa ukur kedalaman pengetahuan mahasiswanya.
Dosen politik Universitas Andalas, Asrinaldi pernah mengatakan Faldo-FDB hanya sekedar pelajaran bagi masyarakat Sumbar untuk mengenal alternatif. Menurut saya, ungkapan tersebut masih terlalu halus. Tampaknya, pasangan ini hanya pelengkap pertarungan saja. Seperti gulai nangka di tengah resepsi pernikahan, selalu ada, tapi jarang orang pegang.
Faldo Maldini hanya mantan aktivis mahasiswa. Waktu jadi mahasiswa, saya percaya dia orang yang berani. Namun, pemerintahan bukan organisasi mahasiswa. Ada triliunan uang rakyat akan dipertanggungjawabkan pengeluarannya. Ada jutaan rakyat Sumbar sedang digantungkan nasibnya.
Faldo Maldini adalah orang yang tidak pernah menguji basis politiknya di Sumatra Barat. Sementara, Febby Datuak Bangso (FDB) adalah kandidat yang selalu gagal menempuh jalur elektoral. Dia pernah bermain di pemilihan legislatif dan eksekutif. Kalah di Pileg 2019, pernah juga tumbang di Pilkada Bukittinggi 2015.
Keduanya bisa jadi pelengkap saja di Pilgub ini. Namun bila kelemahan dapat menjadi kekuatan, bukan berarti mereka tidak bisa jadi kejutan. Namun hari ini, kejutan itu tampak lebih dekat pada keajaiban. Lepas daripada itu, saya ingin memberikan tanggapan atas respon terhadap tulisan saya sebelumnya, “Nasrul Abit-Indra Catri Terlalu Usang”.
Pesan tulisan saya adalah untuk pemilih yang belum menentukan pilihan, memberikan catatan kritis terhadap sosok-sosok yang muncul sebagai calon pemimpin di Sumatera Barat. Kalau untuk pendukung dan tim sukses, saya tidak mungkin ajak untuk kritis. Buat mereka, yang penting dagangannya laku saja. (*)