ESENSINEWS.com, JAKARTA – Direktur Eksekutif Indonesia Public Institute (IPI), Karyono Wibowo menilai pernyataan Mensesneg Pratikno bahwa reshuffle kabinet sudah tidak relevan lagi karena alasan sudah ada progres luar biasa dari para menteri terlalu berlebihan.
“Indikatornya belum cukup untuk menyimpulkan bahwa kinerja menteri sudah ada kemajuan luar biasa,” kata Karyono saat dihubungi SINDOnews, Rabu (8/7/2020)
Menurut Karyono, pernyataan dari ‘Istana’ tersebut sulit diterima publik. Pasalnya, sulit diterima akal sehat hanya dalam waktu dua minggu, terhitung sejak presiden memberi peringatan keras akan melakukan reshuffle hingga sekarang sudah ada kemajuan luar biasa.
“Maksud mensesneg mengeluarkan pernyataan itu mungkin hanya untuk meredam gejolak isu reshuffle yang selama dua pekan ini menghangatkan atmosfir politik nasional,” tutur dia.Di sisi lain,
Karyono menganggap, maksud Pratikno mungkin baik untuk mendinginkan suasana agar para menteri bisa tenang dan fokus dalam menjalankan tugas. Tetapi, sayangnya, isu reshuffle sudah terlanjur bergulir, yang berawal dari pernyataan presiden. Sehingga perlu waktu untuk menerimanya.
“Ucapan presiden soal reshuffle sudah terlanjut dicatat dalam memori kolektif publik. Tidak mudah untuk menghapus. Dan itu akan selalu diingat publik selamanya,” tandasnya.
Isu reshuffle kabinet mencuat setelah beredarnya video kemarahan Jokowi yang diunggah sekretariat negara. Belakangan, Mensesneg Pratikno mengatakan teguran presiden memiliki arti yang signifikan karena kinerja para menteri langsung membaik. Karena itu isu reshuflle kabinet tidak relevan lagi.
“Teguran keras tersebut dilaksanakan secara cepat oleh kabinet. Ini progress yang bagus. Jadi kalau progress-nya bagus, ngapain di-reshuffle,” ungkapnya.