ESENSINEWS.com, JAKARTA – Persaudaraan Alumni (PA) 212, GNPF Ulama, dan sejumlah organisasi kemasyarakatan (ormas) menggelar apel bertajuk ‘Apel Siaga Ganyang Komunis’. Dalam aksinya mereka turut membacakan ikrar anti-komunis.
Apel tersebut dilaksanakan di Lapangan Ahmad Yani, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan. Ikrar itu dipimpin seseorang bernama Rido dan diikuti peserta apel serta massa yang hadir.
“Kami laskar aliansi nasional antikomunis dengan ini berikrar dan bertekad,” ujar Ridho saat membacakan ikrar di Lapangan Ahmad Yani, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Minggu (5/7/2020).
Berikut ini isi ikrar itu:
Satu, bahwa kami akan menjadi pembela agama bangsa dan negara;
Dua, bahwa kami siap siaga dan menyiapkan diri untuk jihad qital mempertahankan akidah Islam dan melawan kaum Komunis’ di bawah komando ulama;
Tiga, bahwa kami siap siaga dan menyiapkan diri untuk menjaga para ulama, dari serangan kaum komunis;
Empat, bahwa kami siap siaga dan menyiapkan diri untuk menghadapi gerombolan tri sila dan ekasila yang akan mengganti Pancasila; dan
Lima, bahwa kami siap siaga dan menyiapkan diri dari serangan operasi intelijen hitam pro komunis.
Sebelumnya, seperti dilansit detik, muatan mengenai trisila dan ekasila dalam Rancangan Undang-Undang Haluan Ideologi Pancasila (RUU HIP) yang merupakan usulan DPR menjadi polemik. Dalam draf RUU HIP, muatan soal trisila dan ekasila ada di Pasal 7.
Dalam draf RUU HIP, Senin (15/6), Pasal 7 menjelaskan mengenai ciri pokok Pancasila. Berikut bunyinya:
Pasal 7
(1) Ciri pokok Pancasila adalah keadilan dan kesejahteraan sosial dengan semangat kekeluargaan yang merupakan perpaduan prinsip ketuhanan, kemanusiaan, kesatuan, kerakyatan/demokrasi politik dan ekonomi dalam satu kesatuan.
(2) Ciri Pokok Pancasila berupa trisila, yaitu: sosio-nasionalisme, sosio-demokrasi, serta ketuhanan yang berkebudayaan.
(3) Trisila sebagaimana dimaksud pada ayat (2) terkristalisasi dalam ekasila, yaitu gotong-royong