ESENSINEWS.com, MEDAN – Kepala Rumah Tahanan (Ka Rutan) Kelas 1 Tanjung Gusta Medan, Theo Andrianus mengancam wartawan dapat dipidana bila memberitakan dugaan aksi ‘pemerasan’ yang dilakukan oleh Kepala Kesatuan Pengamanan Rutan (KPR) terhadap sejumlah napi dikutip baranews.aceh, Sabtu, (4/7/2020).
Ancaman disampaikan Theo sebagai jawaban konfirmasi terkait dugaan pemerasan yang dilakukan oleh KPR terhadap sejumlah napi mulai dari angka Rp5 juta hingga 10 juta.
Selain ancaman pidana, Theo juga meminta wartawan untuk membuktikan dan menjelaskan cara bawahan saat meminta uang dari napi. Dan meminta wartawan menyebutkan nama napi yang jadi korban ‘pemerasan’ tersebut.
Seperti diberitakan sebelumnya, sejumlah napi penghuni Rutan Klas 1 Tangjung Gusta Medan mengaku “diperas” oleh oknum pejabat Kepala Kesatuan Pengamanan Rutan (Ka. KPR) jutaan rupiah dengan angka bervariasi dari setiap napi. Kamis, (2/7/2020).
Informasi yang dihimpun media ini menyebutkan, dengan memanfaatkan jasa napi tamping berinisial K, Minggu kedua berdinas oknum Ka. KPR langsung memanggil satu persatu napi ke ruangannya.
Seorang napi yang berhasil dikonfirmasi mengaku telah menyerahkan uang kepada oknum Ka. KPR sebesar Rp5.000.000 dan dalam waktu yang singkat harus menyerahkan lagi hingga 10 juta.
”Tolong pak wartawan, gak sanggup kami setorkan uang senilai 10 juta perminggu untuk Ka. KPR, seharusnya kalau pun diminta yang wajarlah,” ujar napi asal Medan tersebut.
Menurutnya, dalam satu hari sekitar 50 napi yang dipanggil ke ruangannya setelah ditunjuk oleh napi tamping (K) yang dipercayakan oleh oknum Ka. KPR dan harus menyetor uang pada hari itu juga tanpa pertimbangan apapun.
”Pokoknya kalau setiap minggu 10 juta, mati kami didalam, dari mana kami mau ambil uang,” keluhnya sambil meminta untuk dipublikasi ke Media.
Kepala Kesatuan Pengamanan Rutan (Ka.KPR) Klas 1 Medan, Petrus Agustinus melalui pesan WA membenarkan ada memanggil (mengumpulkan) sejumlah napi Formen (kepala kamar) terkait program ke depan untuk kebersihan, ketertiban dan keamanan blok hunian.
Ditanya tentang adanya permintaan sejumlah uang dari napi yang dikumpulkan tersebut Petrus tidak membalas lagi hingga berita ini ditayangkan.